Lumajang, – Rendahnya tingkat pendidikan di Kabupaten Lumajang, menjadi potret buram sekaligus alarm keras bagi cita-cita pembangunan sumber daya manusia (SDM) Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045.
Menurut data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Lumajang tahun 2025 mencatat, dari total penduduk sebanyak 1.125.725 jiwa, sebanyak 754.638 warga atau 67,72 persen belum menamatkan pendidikan sekolah menengah pertama (SMP) atau sederajat.
Sekretaris Dispendukcapil Lumajang, Yohanes Kobba, menjelaskan warga yang belum tamat SMP terbagi ke dalam tiga kategori, belum sekolah 215.286 jiwa, belum tamat SD 145.387 jiwa, dan tamat SD 393.965 jiwa.
“Kelompok belum sekolah ini termasuk anak-anak atau bayi yang memang belum waktunya menempuh pendidikan,” kata Yohanes, Kamis (30/10/25).
Namun, jika mengacu pada kelompok tamatan SD yang jumlahnya mencapai hampir 400 ribu jiwa, data ini menunjukkan masih tingginya angka warga yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP. Dari total tersebut, sekitar 343.600 orang atau 30,63 persen tercatat tidak melanjutkan ke pendidikan menengah.
Menurut Yohanes, salah satu penyebab tingginya angka tersebut adalah minimnya pembaruan data kependudukan. Banyak warga yang sebenarnya sudah melanjutkan pendidikan atau bekerja, namun belum memperbarui data di kartu keluarga (KK), sehingga masih tercatat berpendidikan SD atau belum sekolah.
“Banyak masyarakat yang sudah kuliah atau bekerja, tapi di KK masih tercatat SD. Akibatnya, data pendidikan terlihat rendah,” jelasnya. (*)











