Probolinggo,- Anggota Komisi X DPR RI, Muhammad Hilman Mufidi atau Gus Hilman, menekankan pentingnya digitalisasi pendidikan diterapkan secara masif di Indonesia.
Hal itu disampaikan Gus Hilman dalam Workshop Pembelajaran Interaktif melalui Digitalisasi Pembelajaran yang digelar di Hotel Bromo Park Kota Probolinggo, Sabtu (27/9/25). Workshop dilaksanakan Kementerian Pendidikan RI, bekerjasama dengan Komisi X DPR-RI.
Menurut legislator PKB ini, digitalisasi dapat meningkatkan kualitas guru dan meningkatkan akses pendidikan sehingga indeks pembangunan manusia juga terangkat, tak terkecuali di wilayah Probolinggo.
“Namun yang perlu saya ingatkan bahwa teknologi hanyalah alat, yang utama adalah keseimbangan antara pendidikan digital dan konvensional,” tutur Gus Hilman.
Ia kemudian membagikan pengalaman dan pengetahuannya tentang bagaimana pemanfaatan digitalisasi pendidikan, yang tak selalu mampu memenuhi kebutuhan pembelajaran.
“Pernah di suatu daerah, metode pembelajaran justru kembali e model konvensional. Nah inilah yang saya maksud bahwa digitalisasi itu hanya alat,” cetus politisi kelahiran 24 Juli 2000 ini.
Dengan workshop ini, ia berharap para peserta dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia lewat cara-cara digital.
“Semoga workshop ini dapat menjadi langkah awal untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan membuat perbedaan bagi masyarakat,” cetus Gus Hilman dihadapan seratusan tenaga pendidik dan praktisi pendidikan di se-Probolinggo.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan atau Disdikdaya Kabupaten Probolinggo menyebut, digitalisasi pembelajaran dapat menjadi pintu masuk untuk menumbuhkan minat masyarakat terhadap pendidikan formal.
“Ketika pembelajaran menjadi lebih interaktif dan relevan dengan zaman, masyarakat akan lebih terdorong untuk menyekolahkan anak-anaknya,” ucap Dwijoko.
Dwijoko mengklaim, Pemkab Probolinggo telah mengajukan proposal ke Kementerian Pendidikan untuk mendapatkan dukungan digitalisasi. Sebagai tindak lanjut, kementerian meminta agar sekolah-sekolah melengkapi data di Dapodik, termasuk informasi tentang daya listrik, fasilitas internet, dan kekuatan sinyal.
“Untuk pembelajaran digital, siswa harus pindah dari sekolah. Sinyal yang kuat malah ada di kuburan,” ia memungkasi. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra