Lumajang, – Di saat harga pangan bergejolak dan inflasi mengintai banyak wilayah, Lumajang memilih jalur berbeda.
Bukan sekadar bertahan tapi melangkah maju.
Kabupaten Lumajang tidak menunggu keadaan membaik. Ia menciptakan keadaan yang lebih baik. Dengan potensi pertanian yang melimpah, daerah ini tidak sekadar mengolah tanah tapi menanam harapan bagi masa depan pangan yang stabil dan berkualitas.
Beberapa langkah yang diprioritaskan meliputi percepatan penyaluran beras SPHP, optimalisasi Gerakan Pangan Murah (GPM), serta perluasan gerakan tanam untuk komoditas unggulan seperti cabai, bawang merah, dan tomat.
Kepala Bagian Perekonomian dan SDA Setda Lumajang, Yudho Hariyanto mengatakan, langkah ini bukan program sesaat. Ini adalah strategi jangka panjang yang menjadikan petani lokal bukan hanya sebagai penghasil tetapi pahlawan ekonomi Lumajang.
“Ini bukan program biasa. Ini strategi untuk menjadikan petani sebagai pahlawan ekonomi lokal,” tegas Yudho, Kamis (18/9/25).
Dalam rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) pada 16 September 2025 kemarin, Menteri Dalam Negeri bersama Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) memaparkan hasil Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP).
Data menunjukkan sebagian besar daerah dalam kondisi stabil, meskipun terdapat beberapa komoditas yang masih fluktuatif di sejumlah provinsi.
Yudho menambahkan, TPID Lumajang akan terus meningkatkan koordinasi lintas sektor, termasuk memperkuat kerja sama dengan petani, pelaku usaha, koperasi, serta memanfaatkan teknologi penyimpanan seperti cold storage dan mesin D’Ozone untuk memperpanjang masa simpan hortikultura.
“Tujuannya sederhana tapi penting seperti, petani tetap berdaya, harga tetap terjangkau, dan masyarakat mendapat akses pangan yang berkualitas,” pungkasnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra