Lumajang, – Derasnya aliran banjir lahar dingin dari Gunung Semeru kembali membawa duka bagi warga Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Ini akibat jembatan limpas yang rusak dan tertutup material batu, akses satu-satunya keluar masuk dusun terputus total.
Dampaknya dirasakan langsung oleh puluhan anak-anak sekolah dasar. Dari 86 siswa di SDN Jugosari 3, hanya 21 siswa yang bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar pada Kamis (11/9/25).
Sisanya, sebanyak 65 siswa, tidak dapat hadir ke sekolah karena terisolasi banjir dan hujan yang terus mengguyur wilayah tersebut.
“Ini ada 40 siswa dari Dusun Sumberlangsep, mereka tidak bisa hadir karena ada banjir. Selain itu, cuaca juga hujan, itu cukup berisiko,” kata Kepala SDN Jugosari 3, Yulianti.
Sebagai bentuk respons terhadap kondisi tersebut, pihak sekolah mengambil langkah cepat dengan memberikan dispensasi kepada siswa yang terdampak.
Kegiatan belajar dilakukan secara daring untuk siswa yang tidak bisa hadir, meskipun keterbatasan jaringan dan fasilitas tetap menjadi tantangan tersendiri.
“Yang tidak bisa masuk sekolah kami berlakukan belajar via daring. Kemudian, untuk jam pulang sekolah dimajukan dari jam 12 menjadi jam 10 pagi karena cuaca yang tidak memungkinkan demi keamanan para siswa,” jelas Yulianti.
Wajah-wajah kecil yang biasanya riang menyambut pagi kini terpaksa tetap tinggal di rumah. Mereka tidak hanya kehilangan kesempatan belajar secara langsung, tetapi juga terputus dari lingkungan sosialnya di sekolah.
Banjir lahar ini terjadi akibat curah hujan tinggi yang mengguyur kawasan hulu Semeru. Menurut laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), getaran banjir tercatat memiliki amplitudo maksimal 10 milimeter. Sedikitnya 137 kepala keluarga (KK) di Dusun Sumberlangsep kini terisolasi, berharap ada penanganan cepat dari pihak terkait. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra