Menu

Mode Gelap
Berkedok COD-an, Maling Motor asal Kuripan Bonyok Dihajar Warga DKKPro Tolak Alihfungsi Gedung Kesenian Kota Probolinggo, Beri Alasan Begini Perkuat Jalur Gumitir, Pemasangan Beronjong di Tikungan Khokap Dikebut Hilang Sejak Maret, Motor Warga Bojonegoro yang Dipinjam Anak Punk Kini Kembali Pintu Kandang Dirusak, Maling Gondol Sapi di Kareng Lor Kota Probolinggo PKK Kabupaten Pasuruan Ikut Andil dalam Pencegahan Narkoba Bersama BNN

Regional · 27 Agu 2025 04:03 WIB

DKKPro Tolak Alihfungsi Gedung Kesenian Kota Probolinggo, Beri Alasan Begini


					Ketua Dewan Kesenian Kota Probolinggo (DKKPro), Peni Priyono. (Foto: Hafiz Rozani). Perbesar

Ketua Dewan Kesenian Kota Probolinggo (DKKPro), Peni Priyono. (Foto: Hafiz Rozani).

Probolinggo,- Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo berencana mengalihfungsikan gedung kesenian yang terletak di Jl. Suroyo, menjadi lapangan tenis indoor.

Menanggapi hal itu, Dewan Kesenian Kota Probolinggo (DKKPro) menyampaikan penolakannya. Para komunitas seni berharap, gedung kesenian tetap dipertahankan dan dikembangkan menjadi kawasan budaya.

Ketua DKKPro, Peni Priyono, menyayangkan rencana Pemkot Probolinggo. Menurutnya, pemerintah seharusnya memberikan ruang yang layak bagi para kreator seni yang jumlahnya cukup banyak di Kota Anggur.

“Selain para pelaku seni, banyak karya seni seperti musik, tari-tarian, hingga teater yang lahir di gedung kesenian dan melalui kegiatan yang difasilitasi oleh dewan kesenian,” beber Peni, Selasa (26/8/25).

Peni menambahkan, bahwa berbagai sanggar seni memanfaatkan gedung kesenian tersebut sebagai tempat berlatih. Baik sanggar dari sekolah-sekolah maupun komunitas seni lainnya.

Selain itu, DKKPro juga tidak dilibatkan dalam rencana alihfungsi tersebut. “Kalau memang Pemkot Probolinggo menganggap penting keberadaan kami, ya seharusnya diajak bicara soal fasilitas kesenian,” kecamnya.

Terkait rencana Pemkot Probolinggo memindahkan aktivitas kesenian ke Kampung Seni (TRA) di Jl. Hayam Wuruk, Peni menilai lokasi tersebut belum layak untuk digunakan.

Ia menyebut, selain lantai yang panas meski digunakan sore hari, lokasi tersebut juga berdekatan dengan permukiman warga. Bahkan ia pernah dilempari batu oleh warga saat latihan malam hari.

“Jika harus menunggu lantai menjadi dingin dan latihan dilakukan malam hari, justru akan mengganggu warga sekitar. Kami pernah mengalami insiden dilempar batu sebelumnya,” jelasnya.

Sebagai bentuk penolakan, DKKPro berencana menggelar audiensi dengan DPRD dan Wali Kota Probolinggo. Harapannya, suara para pelaku seni bisa didengar dan rencana pengalihan fungsi gedung kesenian dapat dibatalkan.

“Harapan kami saat audiensi nanti, gedung kesenian ini tidak dipindah dan justru ditetapkan sebagai kawasan budaya. Kami ingin Kota Probolinggo dikenal sebagai kota kesenian,” pungkas Peni. (*)

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 24 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pasca Karyawan Tewas Diduga Gantung Diri, Disnaker Jatim Selidiki Pabrik Tepung di Jember

25 Agustus 2025 - 18:57 WIB

PT KAI Daop 9 Jember Berangkatkan 288 Peserta Tajemtra 2025 dengan Kereta Gratis

23 Agustus 2025 - 17:31 WIB

Polemik Royalti Musik, Pengusaha Hotel Bromo Mengaku Keberatan

22 Agustus 2025 - 19:09 WIB

Pasca Digeledah Kejaksaan, Disdikdaya Probolinggo Wajibkan Skrining Perpanjangan Kontrak PTT

22 Agustus 2025 - 17:16 WIB

Ada Tukar Guling Aset, Gedung Kesenian Kota Probolinggo Kembali Jadi Lapangan Tenis Indoor

21 Agustus 2025 - 05:01 WIB

Ada Peningkatan Jalur, Perlintasan Arjasa Jember Akan Ditutup Sementara

20 Agustus 2025 - 17:24 WIB

Kejari Geledah Kantor Disdikdaya Kabupaten Probolinggo, Sejumlah Ruangan Diperiksa

20 Agustus 2025 - 13:11 WIB

Momentun Kemerdekaan, 217 Tahanan Rutan Kraksaan Hirup Udara Bebas

17 Agustus 2025 - 19:16 WIB

Libur Panjang Kemerdekaan, Ribuan Wisatawan Padati Stasiun Wilayah Daop 9 Jember

16 Agustus 2025 - 13:55 WIB

Trending di Regional