Menu

Mode Gelap
Bandara Notohadinegoro Kembali beroperasi, Tiket Jember–Jakarta Hanya Rp1,3 Jutaan Momentun Kemerdekaan, 217 Tahanan Rutan Kraksaan Hirup Udara Bebas Perdana, Presiden Prabowo Pimpin Upacara HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Istana Merdeka Dari Angkut Rumput, Gelindingan Jadi Ajang Balap HUT RI ke-80 di Pasuruan Hadiah Kemerdekaan ke-80 RI, Warga Jember Kini Bisa Terbang Langsung ke Jakarta Kado Kemerdekaan bagi Warga Probolinggo, Jalan Krucil–Tambelang Kini Mulus

Sosial · 17 Agu 2025 18:37 WIB

Dari Angkut Rumput, Gelindingan Jadi Ajang Balap HUT RI ke-80 di Pasuruan


					Peserta bersiap meluncur dari garis start dalam lomba gelindingan memperingati HUT ke-80 RI di Desa Lumbang, Kecamatan Lumbang. Perbesar

Peserta bersiap meluncur dari garis start dalam lomba gelindingan memperingati HUT ke-80 RI di Desa Lumbang, Kecamatan Lumbang.

Pasuruan, – Perayaan HUT ke-80 RI di Desa Lumbang, Kecamatan Lumbang, terasa berbeda. Warga menggelar “Gemblidik Race Championship”, lomba gelindingan atau sepeda kayu yang digelindingkan di jalan menurun, sebuah tradisi unik yang jarang ditemui di daerah lain.

Sebanyak 40 peserta dari desa setempat mengikuti perlombaan yang dimulai Rabu (13/8/2025) dan berakhir pada final hari ini, Minggu (17/8/2025). Demi keselamatan, para peserta diwajibkan mengenakan helm saat melaju di lintasan turunan yang cukup ekstrem.

Eko, salah satu peserta lomba mengaku, persiapan mental menjadi hal utama sebelum mengikuti perlombaan.

“Pertama yang harus disiapkan adalah mental, karena medannya menurun tajam. Kemudian gelindingannya harus kuat agar tidak terjadi kecelakaan,” ujarnya.

Eko menambahkan, dirinya membuat gelindingan sekitar satu minggu sebelum lomba.

“Kalau latihan, sejak kecil sudah main ini, memang dari dulu jadi permainan turun-temurun,” imbuhnya.

Hal senada disampaikan Hari Priyanto, pembalap senior gleindingan asal Lumbang. Menurutnya, lomba ini rutin digelar setiap Agustus sejak 1995, kecuali sempat terhenti saat pandemi Covid-19.

“Saya ikut sejak SMP. Pernah sering juara, tapi tahun ini kalah. Anak saya yang berhasil lolos,” tuturnya.

Tak hanya peserta, warga yang menonton pun merasa bangga. Yuyun Solikhati, salah seorang penonton, menilai lomba ini mampu mengangkat nama desa.

“Saya senang sekali, warga sangat antusias. Lomba ini memang sudah ada sejak dulu,” katanya.

Sementara itu, Dimas Eka Syaputra, panitia lomba, menjelaskan bahwa pada 1980-an gelindingan awalnya dipakai sebagai alat sederhana untuk mengangkut rumput. Seiring waktu, pemuda desa kemudian menjadikannya perlombaan agar tradisi tetap lestari.

“Tujuan mengadakan lomba agar alat transportasi rumput ini tetap ada,” ujarnya. (*)


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 70 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kado Kemerdekaan bagi Warga Probolinggo, Jalan Krucil–Tambelang Kini Mulus

17 Agustus 2025 - 13:47 WIB

Mobilitas Warga Tersendat, DPRD Jember Desak Perbaikan Jalur Gumitir Dipercepat

16 Agustus 2025 - 20:18 WIB

Getuk Goreng Merah Putih khas Bromo Sambut Euforia Kemerdekaan HUT RI ke-80

16 Agustus 2025 - 19:40 WIB

Warga Pulau Gili Ketapang Sumringah, Dapat Bendera Gratis dari Kepolisian

16 Agustus 2025 - 00:43 WIB

Gubernur Jatim Terbitkan SE Penggunaan Sound Horeg, Pemkot Probolinggo Didesak Segera Tindaklanjuti

15 Agustus 2025 - 20:12 WIB

Larangan Sewa Huntap di Lumajang Berlaku Parsial, Warga Minta Aturan Ditegakkan

15 Agustus 2025 - 16:19 WIB

Musim Kemarau, BPBD Pasuruan Suplai Air dan Tambah Tandon Baru

13 Agustus 2025 - 16:52 WIB

Atasi Dampak Kekeringan, Polisi Gelontorkan Bantuan Air Bersih

11 Agustus 2025 - 17:59 WIB

Puluhan Desa Di Kabupaten Probolinggo Terdampak Kekeringan, Droping Air Bersih Ditingkatkan

7 Agustus 2025 - 15:23 WIB

Trending di Sosial