Menu

Mode Gelap
Eks ABK asal Sumsel Meninggal di Probolinggo, Dugaan Penyebab Kematian Bikin Miris Honda CB150 Tabrak Supra X di Patalan Probolinggo, Tiga Orang Meninggal Dunia Dorong Wisatawan Kenali Budaya Tengger, Bupati Gus Haris Siapkan Kalender Even di Bromo Bocah 7 Tahun yang Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Wonorejo Dianiaya Saat Bermain di Halaman Rumah Isak Tangis Pecah Saat Jenazah Bocah 7 Tahun Tiba di Rumah Duka Hari Raya Karo, 3 Desa Lereng Bromo Probolinggo Gelar Ritual Tari Sodoran

Regional · 7 Agu 2025 14:07 WIB

Minim Kontribusi, Warga Keluhkan Pengeboran Air Minum Kemasan di Ambulu Probolinggo


					Ilustrasi pengeboran untuk air minum kemasan. Perbesar

Ilustrasi pengeboran untuk air minum kemasan.

Probolinggo,— Keberadaan perusahaan air minum kemasan di Desa Ambulu, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, menuai keluhan dari warga setempat.

Warga mengaku merasakan dampak lingkungan yang cukup signifikan, terutama terkait dengan ketersediaan air bersih dan air untuk keperluan pertanian.

Salah satu warga Desa Ambulu, Mohammad Imron menyebut bahwa kekeringan di wilayahnya kian parah dari tahun ke tahun. Ia menduga, aktivitas pengeboran air tanah oleh perusahaan bernama Alamo menjadi penyebab utama menurunnya debit air di desanya.

“Semenjak saya tinggal di sini, kondisi air terus menurun. Sekarang kami mulai kesulitan mendapatkan air untuk keperluan pertanian, termasuk sawah milik saya pribadi. Padahal dulu, sumber air di sini masih cukup melimpah,” tutur Selasa (6/8/25).

Imron juga mengaku khawatir jika ada pengeboran baru yang dilakukan perusahaan tanpa ada sosialisasi atau pemberitahuan kepada warga sekitar. Ia menilai, peralatan modern yang digunakan Alamo tidak sebanding dengan cara manual yang masih dipakai oleh warga.

“Mereka pakai teknologi canggih, sementara kami masih manual. Lama-lama air makin habis,” ia menambahkan.

Selain dampak lingkungan, warga juga menyoroti minimnya kontribusi sosial dari perusahaan. Program Corporate Social Responsibility (CSR) yang seharusnya menjadi kewajiban perusahaan, disebut tidak pernah dirasakan oleh warga yang tinggal paling dekat dengan lokasi aktivitas pengeboran.

“Kalau memang ada bantuan atau kunjungan dari Alamo, kenapa bukan ke kami yang terdampak langsung? Kenapa justru ke kota? Ini kan masih satu kabupaten, dan kami yang merasakan dampaknya,” cetus Imron.

Ia berharap pihak perusahaan terbuka dan bertanggung jawab atas aktivitas yang mereka lakukan, serta lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat sekitar, terutama di desa-desa yang terdampak langsung seperti Ambulu, Sumberbendo, dan Banjarsari.

Hingga berita ini diturunkan, Direktur PT Bromo Tirta Lestari, Sugio Purnomo, belum memberikan keterangan resmi meski telah dihubungi melalui sambungan telepon seluler.

Anggota Komisi IIl DPRD Kabupaten Probolinggo, Deni Ilhami mengaku menyayangkan jika keberadaan perusahaan air minum tersebut justru menimbulkan dampak negatif bagi warga sekitar.

“Apalagi CSR yang seharusnya dinikmati oleh masyarakat wilayah Kabupaten Probolinggo malah salah alamat. Ini menjadi catatan serius agar perusahaan tidak abai terhadap kewajibannya kepada masyarakat sekitar,” kecamnya. (*)

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 126 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Marak Pencurian, 8 Kampus Tarik Mahasiswa KKN Kolaboratif dari Lumajang

8 Agustus 2025 - 17:56 WIB

Rentetan Pencurian Motor, Unej Hentikan KKN di 102 Desa di Lumajang

8 Agustus 2025 - 17:34 WIB

Polisi Bantah Ada Izin Sound Horeg di Karnaval Karanglo Lumajang

8 Agustus 2025 - 15:50 WIB

Akses Gumitir Ditutup, KA Pandanwangi Tambah 6 Stasiun

7 Agustus 2025 - 19:16 WIB

Musim Kemarau Tiba, Waspadai Karhutla di Kawasan Gunung Bromo

6 Agustus 2025 - 20:04 WIB

Cetak Pendakwah Andal, LDNU Kraksaan Bakal Gelar Festival Da’i Muda 2025

5 Agustus 2025 - 09:30 WIB

Ratusan Fotografer Serbu Safari Prigen, Buru Momen Satwa Terbaik

2 Agustus 2025 - 22:26 WIB

Sambut HUT RI ke-80, Pemkot Probolinggo Bagikan 6 Ribu Bendera ke Warga

1 Agustus 2025 - 19:01 WIB

Jalur Gumitir Ditutup, Warga Ramai-ramai Naik Kereta Api

29 Juli 2025 - 18:25 WIB

Trending di Regional