Lumajang, – Petani Desa Tunjungrejo, Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang, kini menghadapi krisis yang kian mengkhawatirkan.
Di tengah musim tanam yang seharusnya menjadi harapan panen, mereka justru dibayangi kegagalan total akibat kekeringan yang berkepanjangan. Minimnya pasokan air membuat tanaman padi dan tembakau yang sudah ditanam sejak awal musim kini mengering dan terancam mati.
“Sudah seminggu ini air tidak ada. Kami sudah coba pakai pompa, tapi air yang keluar sangat sedikit, tidak cukup untuk seluruh lahan. Tanaman jadi kerdil dan menguning,” keluh Sukirno (52), petani asal Dusun Krajan, Desa Tunjungrejo, Selasa (5/8/25).
Sukirno mengaku, telah mengeluarkan jutaan rupiah untuk biaya pengolahan lahan, pembelian bibit, pupuk, hingga sewa alat. Namun kini semua itu terancam sia-sia.
Ia bukan satu-satunya yang mengalami nasib demikian. Ratusan petani lain di desa tersebut kini mengalami hal serupa.
Biasanya, para petani mengandalkan saluran irigasi untuk mencukupi kebutuhan air sawah. Namun, debit air dari hulu menurun drastis dalam beberapa pekan terakhir. Lebih parah lagi, sejumlah titik saluran irigasi diketahui mengalami penyumbatan akibat lumpur dan sampah yang tidak pernah dibersihkan secara rutin.
“Air dari irigasi sudah tidak sampai ke sini. Kami benar-benar bingung harus bagaimana,” kata Mulyono, petani lainnya.
Kepala Desa Tunjungrejo, Sudarto membenarkan, kondisi ini. Ia menyebutkan, laporan keluhan dari petani terus berdatangan. Pemerintah desa pun telah mencoba mengatasi situasi dengan berkoordinasi ke tingkat kecamatan dan kabupaten, namun bantuan belum kunjung tiba.
“Kami sudah menerima banyak laporan dari petani. Mereka sudah keluar biaya besar, tapi hasil panen terancam gagal. Ini jelas sangat merugikan warga,” tegasnya.
Sudarto mengaku, telah mengusulkan bantuan pompa air tambahan dan pengerukan saluran irigasi ke Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang. Namun sejauh ini belum ada tindak lanjut yang memadai. Sementara itu, para petani semakin putus asa karena tanaman mereka semakin mengering dari hari ke hari.
“Kami berharap pemerintah segera turun tangan. Jangan sampai kejadian ini terus terulang setiap musim tanam,” jelasnya. (*)
Editor: Ihsan Mahmudi
Publisher: Keyra