Jember,- Sekolah Rakyat (SR) Terintegrasi 6 Jember menjadi solusi pendidikan bagi anak-anak rentan, termasuk anak kategori miskin ekstrem, terlantar, dan putus sekolah.
Berbeda dengan sekolah pada umumnya, SR Jember tidak memiliki jadwal pendaftaran tahunan, melainkan menerima siswa sepanjang tahun.
Kepala SR Terintegrasi 6 Jember, Kartika Sari Dewi mengatakan, banyak masyarakat yang berminat mendaftarkan anaknya ke sekolah ini.
Namun, tahun pertama pendaftaran difokuskan untuk anak-anak dari keluarga miskin ekstrem yang masuk dalam data desil 1 dan desil 2 sesuai instruksi pemerintah pusat.
“Minat masyarakat sebenarnya sangat tinggi, tetapi terkendala pada persyaratan yang sudah ditentukan pusat,” kata Sartika, Jumat, (1/8/25).
Kartika menegaskan, sekolah ini sangat berbeda dengan sekolah pada umumnya karena tidak memiliki sistem pendaftaran berkala.
SR Terintegrasi 6 Jember, menerima siswa kapan saja, terutama bagi anak yang membutuhkan pendidikan, anak terlantar, maupun putus sekolah.
“Begitu ada anak yang membutuhkan, kami siap menerimanya tanpa harus menunggu tahun ajaran baru,” ujarnya.
Meski demikian, Kartika mengakui ada sebagian siswa yang sempat mengundurkan diri. Hal itu terjadi karena sekolah belum segera beroperasi akibat keterbatasan sarana dan prasarana.
“Mereka sudah terdaftar di kami, tetapi orang tuanya memilih menyekolahkan anaknya di SD reguler karena SR belum segera dimulai,” jelas dia.
Kurikulum Standar Nasional
Saat ini pembangunan fasilitas SR Jember sudah mencapai 95 persen. Pihak sekolah menargetkan pembukaan dilakukan secara bertahap pada tanggal 1 Agustus dan 15 Agustus mendatang, dengan kemungkinan percepatan pada 5 Agustus.
“Kami ingin memastikan seluruh fasilitas aman dan nyaman untuk anak-anak, sehingga butuh waktu agar benar-benar siap,” tambahnya.
SR Jember mengadopsi kurikulum nasional seperti sekolah pada umumnya, tetapi dengan pendekatan khusus.
Masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) dibuat lebih panjang dan dilanjutkan dengan program matrikulasi selama tiga bulan.
“Tujuannya mempersiapkan kondisi fisik dan mental anak-anak sebelum mengikuti pembelajaran reguler,” ujar Kartika.
Pendekatan pembelajaran di SR ini disesuaikan dengan karakter dan minat bakat siswa. Untuk pemetaan bakat, sekolah memanfaatkan aplikasi kecerdasan buatan (AI) bernama Talent DNA yang membantu guru merancang kegiatan ekstrakurikuler dan muatan lokal yang tepat.
“Setiap SR itu unik. Ekskul dan muatan lokal di Jember bisa berbeda dengan SR di daerah lain,” ia menambahkan.
Untuk mendukung layanan pendidikan, SR Jember memiliki 14 guru, 14 wali asuh, 4 wali asrama serta tenaga pendukung seperti satpam, petugas kebersihan, dan juru masak.
Fasilitas asrama disiapkan dengan kapasitas 100 tempat tidur, terbagi untuk siswa SD dan SMP. “Kami ingin memberikan rasa aman dan nyaman, terutama karena sebagian besar siswa tinggal di asrama,” pungkas Kartika. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra