Probolinggo,- Beredar video seorang wanita di Desa Jambangan, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo, menghardik dan menelantarkan ibu kandungnya sendiri. Belakangan diketahui, kejadian tersebut terjadi sebulan yang lalu.
Dalam video berdurasi 2,26 menit, terlihat wanita lanjut usia (lansia), dianiaya dan dihardik oleh anak perempuannya, Musrika. Mirisnya, penganiayaan dilakukan oleh pelaku didepan rumahnya dan dilihat oleh sejumlah warga.
Penganiayaan akhirnya dilerai oleh tetangga. Setelah itu, nenek yang diketahui bernama Nortaji, warga Dusun Talang, Desa Jambangan, dibiarkan terlantar di depan rumahnya.
Diakhir video, Musrika menyampaikan bahwa ia tidak mau merawat lagi ibunya. Bahkan Musrika juga tidak mau mendengar kabar ibunya lagi, baik masih hidup ataupun sudah meninggal.
Warga setempat, Ahmad Nurhilman mengatakan, saat ini si nenek korban penganiayaan sudah dibawa ke Griya Lansia, usai mendapat izin dari pihak desa.
“Video tersebut diviralkan oleh pihak panti jompo setelah mendapat informasi dari tetangga si nenek, setelah laporan tersebut pihak panti langsung menjemput si nenek,” kata Ahmad, Sabtu (26/7/25).
Ahmad menjelaskan, karena anaknya enggan merawat serta tidak mau bertemu lagi, maka pihak desa telah mengizinkan panti jompo yang berada di Malang menjemput untuk merawat Nortaji.
“Ketidakmauan anaknya merawat ibunya tersebut diketahui setelah pihak panti mewawancara anaknya, bahkan jika ibunya meninggal tidak perlu dikabari,” imbuhnya.
Perangkat Desa Jambangan, Edi Susanto menuturkan, penganiyaan terjadi awal bulan Juni 2025. Diawali saat Musrika, bertengkar dengan ibunya Nortaji.
“Kemungkinan, pertengkaran tersebut tidak ada titik temu, Nortaji diusir juga tidak mau. Pertengkaran terlalu lama sehingga Musrika menghardik ibunya,” kata Edi.
Edi menjelaskan, pihak desa bersama petugas Dinas Sosial Kabupaten Probolinggo, telah 2 kali mendatangi rumah Musrika dan memediasi. Namun tetap tidak ada titik temu dan Musrika tetap ingin mengusir ibunya.
Sebelum kejadian, Nortaji selama 3 tahun tinggal bersama anak pertamanya di Desa Alas tengah, Kecamatan Besuk. Namun ia lantas pulang ke Desa Jambangan, rumah anak keduanya, Musrika.
“Namun setibanya di rumah Musrika, Nortaji tidak diterima kehadirannya. Selain itu, kami tidak tahu persis akar permasalahannya,” beber dia. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra