Menu

Mode Gelap
Pemkab Jember Siapkan 8 Ribu Kuota Beasiswa Kuliah, Termasuk Biaya Hidup Cemburu Buta Latarbelakangi Pembacokan di Rumah Kos Mayangan Kota Probolinggo Susuri Sungai Gembong, Wali Kota Pasuruan Lakukan Analisis Potensi dan Permasalahan Lingkungan Kunjungan Wisata Meningkat, Pemkab Pasuruan Genjot Target PAD Wisata Abrasi Jebol Gedung Sekolah, Gubernur Khofifah Bangun Bronjong di Kali Kertosono Basuh Kaki Orang Tua, Tradisi Siswa di Kota Probolinggo saat Hadapi Kelulusan

Budaya · 19 Jun 2025 14:48 WIB

Basuh Kaki Orang Tua, Tradisi Siswa di Kota Probolinggo saat Hadapi Kelulusan


					TRADISI: Prosesi basuh kaki orang tua yang dilakukan oleh siswa kelas 9 SMPN 8 Kota Probolinggo. (foto: Hafiz Rozani).
Perbesar

TRADISI: Prosesi basuh kaki orang tua yang dilakukan oleh siswa kelas 9 SMPN 8 Kota Probolinggo. (foto: Hafiz Rozani).

Probolinggo,- Ditengah larangan menggelar wisuda kelulusan secara mewah, ada hal yang berbeda di Kota Probolinggo saat momentum kelulusan siswa.

Seperti yang terlihat di SMPN 8 Kota Probolinggo. Di sekolah ini, siswa wisuda dengan cara membasuh kaki orang tua, Rabu (18/6/25). Tradisi ini bertujuan agar siswa lulus tanpa beban baik ke orang tua atau guru.

Prosesi sungkeman serat membasuh kaki orang tua dilakukan oleh 181 siswa kelas 9 SMPN 8 yang sudah dinyatakan lulus. Prosesi ini diawali dengan siswa yang menyuapi ibu dengan sesuap nasi kuning.

Setelah itu, masuk ke prosesi inti yakni membasuh kaki ibu masing-masing siswa dengan menggunakan baskom yang telah diisi sengan air. Setelah basuh kaki, siswa sungkem kepada oran tuanya.

Kepala SMPN 8 Kota Probolinggo, Zakial Erfan mengungkapkan, prosesi basuh kaki orang tua ini merupakan tradisi yang dilakukan sekolahnya setiap tahun, khususnya bagi siswa kelas 9 yang dinyatakan lulus.

“Tujuannya agar siswa yang akan melangkah ke jenjang pendidikan selanjutnya tidak memiliki beban baik kepada orang tua serta para guru di SMPN 8,” kata Zakial.

Selama prosesi membasuh kaki orang tua dan sungkem, ratusan siswa tak kuasa menahan tangis. Mereka teringat pengorbanan ibu yang berjuang agar anaknya agar menjadi sosok yang berguna.

“Tradisi basuh kaki ini tak lepas dari konsep wisuda yang sederhana namun tetap berkesan baik kepada siswa ataupun pada orang tua siswa,” imbuh Zakial.

Salah satu siswa kelas 9 SMPN 8 Kota Probolinggo, Tamara Yaulian menyebut, ibu merupakan sosok yang selalu ada untuk anak-anaknya, tak terkecuali menemani dan membimbing anak-anaknya.

“Intinya saya sayang sama ibu. Menurut saya, ibu merupakan sosok yang selalu ada. Saya berterima kasih kepada guru-guru SMPN 8 yang telah membimbing saya hingga lulus,” katanya. (*)

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 52 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Segoro Topeng Kaliwungu, Harmoni Seni dan Pelestarian Alam

19 Juni 2025 - 14:11 WIB

Dihadiri Menteri Kebudayaan, Dua Dukun Pandita Dikukuhkan di Pura Luhur Poten

11 Juni 2025 - 14:37 WIB

Mengenal Sate Lanjeng, Tradisi Tahunan Santri Bani Rancang Probolinggo saat Idul Adha

10 Juni 2025 - 06:35 WIB

Ngater Kajien Iringi Keberangkatan Belasan Jamaah Calon Haji asal Pulau Gili Ketapang

25 Mei 2025 - 13:17 WIB

Desa Senduro, Permata Lumajang dalam Program Berseri: dari Alam hingga Moderasi Beragama

19 Mei 2025 - 17:20 WIB

Pradaksina, Ritual Puncak Perayaan Waisak di Klenteng Tri Dharma Sumber Naga Probolinggo

13 Mei 2025 - 08:54 WIB

Pariwisata Lumajang Butuh Inklusi Pelaku Lokal, Bukan Sekadar Panggung untuk EO Luar

11 Mei 2025 - 16:10 WIB

Batu Badar Besi Semeru, Ikon Langka dari Lumajang

11 Mei 2025 - 10:26 WIB

Harjakabpro ke-279, Ada Selametan Bumi di Alun-alun Kraksaan

10 Mei 2025 - 06:34 WIB

Trending di Budaya