Menu

Mode Gelap
Sidak Pembangunan Gedung Inspektorat, DPRD Kota Probolinggo Pesimis Pengerjaan Tepat Waktu Dana Sosialisasi Raperda DPRD Jember Bermasalah, Kejaksaan Sita Rekening Rekanan Tak Hanya Belanja, Gubernur Khofifah Bagikan Sembako untuk Pedagang Pasar Kemarau Basah Picu Risiko Banjir Lahar Semeru, Enam Kecamatan Masuk Zona Rawan Upaya Pencurian Motor di Pasuruan Gagal, Pelaku Terluka Akibat Bondet Meledak Perjuangan Ahmad Musaddad, Qari Tunanetra Asal Jember yang Tampil Memukau di MTQ XXXI Jatim

Pemerintahan · 18 Jun 2025 17:21 WIB

Pariwisata Tumpak Sewu Terancam Stagnan, Homestay dan Atraksi Pendamping Tak Terkoordinasi


					Air Terjun Tumpak Sewu, Lumajang (Foto: Ilustrasi). Perbesar

Air Terjun Tumpak Sewu, Lumajang (Foto: Ilustrasi).

Lumajang, – Tumpak Sewu dikenal sebagai salah satu destinasi wisata alam unggulan di Jawa Timur, dengan akses jalan yang kini terbilang memadai.

Jalan provinsi, jalan kabupaten, hingga akses masuk ke lokasi wisata sudah dibangun dan diperbaiki, baik oleh pemerintah daerah maupun pengelola lokal.

Anggota Komisi B DPRD Lumajang, Junaidi mengatakan, di balik kemudahan akses tersebut, pengelolaan homestay di sekitar Tumpak Sewu masih menghadapi tantangan besar.

Kata dia, banyak homestay yang berdiri sendiri-sendiri tanpa koordinasi atau standarisasi pelayanan, sehingga kualitas dan kenyamanan yang didapat wisatawan sangat bervariasi.

“Tidak jarang, wisatawan mengeluhkan kurangnya fasilitas, kebersihan, hingga pelayanan yang tidak profesional. Ini karena pelaku homestay belum mendapatkan pendampingan dan pelatihan yang memadai dari Dinas Pariwisata,” kata Junaidi, Rabu (18/6/25).

Menurut dia, homestay seharusnya menjadi ujung tombak pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal.  Namun fragmentasi pengelolaan membuat manfaat ekonomi belum merata.

“Banyak pelaku homestay yang berjalan sendiri, tanpa sinergi dengan pengelola wisata utama atau BUMDes. Sehingga potensi wisatawan untuk tinggal lebih lama dan membelanjakan uang di desa sekitar belum optimal,” jelasnya.

Selain homestay, kata dia, pendamping wisata seperti kuliner lokal, kerajinan, dan aktivitas budaya juga belum terkelola secara terintegrasi.

Wisatawan yang datang ke Tumpak Sewu, kata Junaidi, umumnya hanya berkunjung sebentar untuk menikmati air terjun. Setelah itu mereka pulang tanpa sempat menikmati pengalaman lain yang seharusnya bisa ditawarkan oleh desa wisata.

“Padahal, di banyak daerah lain, atraksi pendamping seperti festival budaya, wisata kuliner, hingga paket trekking dan edukasi lingkungan terbukti mampu membuat wisatawan betah dan memperpanjang masa tinggal mereka,” katanya.

Kegiatan-kegiatan pendukung seperti paket jeep, layanan pemandu wisata (guide), hingga atraksi seni lokal berjalan secara terpisah, tanpa koordinasi dalam satu paket wisata yang terintegrasi.

“Akibatnya, pengalaman wisatawan menjadi kurang maksimal dan potensi pendapatan masyarakat tidak berkembang secara optimal,” jelasnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 41 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Di Lumajang, Anak-anak Bisa Pilih Menu Makan Bergizi Sendiri

17 September 2025 - 14:56 WIB

Bupati Lumajang: Pers Mitra Strategis untuk Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis

17 September 2025 - 14:36 WIB

Ketua Komisi D DPRD Lumajang Turun ke Pasrujambe, Serap Aspirasi Kesehatan Warga

15 September 2025 - 16:17 WIB

Pemkab Lumajang Kucurkan Rp891 Juta dari DBHCHT untuk Bangun 54 Gudang Pengering Tembakau

15 September 2025 - 15:51 WIB

Tanamkan Karakter Anti Korupsi, Pemkab Probolinggo Gelar Anti Corruption Fest 2025

15 September 2025 - 12:47 WIB

Lumajang Kawal Percepatan PPPK ke Jakarta, Ribuan Honorer Dapat Kepastian

14 September 2025 - 12:24 WIB

Meriahnya Pembukaan MTQ XXXI Jatim di Jember, Diwarnai Pertunjukan Drone dan Tari Taksu Ilahi

14 September 2025 - 06:57 WIB

MTQ Jawa Timur XXXI di Jember Resmi Dibuka, Disebut Setara Even Nasional

14 September 2025 - 06:33 WIB

Pemkab Jember Terima 158 Program RTLH, Gubernur Khofifah Tinjau Pengerjaan

13 September 2025 - 16:40 WIB

Trending di Pemerintahan