Menu

Mode Gelap
Penyisiran Amunisi Truk TNI Terbakar Dihentikan, Warga Diminta Tetap Waspada Libur Waisak, Ribuan Wisatawan Sesaki Wisata Gunung Bromo Pemkab Probolinggo Tegaskan Belum Pernah Keluarkan Rekomendasi Izin Penjualan Miras Ketahanan Pangan Desa Lumajang: Inovasi, Pelatihan dan Dana Desa Bersinergi Ketua DPRD Lumajang Dampingi Bupati Tinjau Perbaikan Talud di Kebondeli Candipuro Sambut Puncak Perayaan Waisak, Umat Buddha Kota Probolinggo Ritual Mandikan Rupang

Sosial · 12 Mei 2025 17:59 WIB

Sambut Puncak Perayaan Waisak, Umat Buddha Kota Probolinggo Ritual Mandikan Rupang


					DIMANDIKAN: Wakil Ketua II Klenteng Tri Dharma Sumber Naga Kota Probolinggo, Ervan Sujianto, saat memandikan Rupang (memakai t-shirt putih). (foto: Hafiz Rozani).
Perbesar

DIMANDIKAN: Wakil Ketua II Klenteng Tri Dharma Sumber Naga Kota Probolinggo, Ervan Sujianto, saat memandikan Rupang (memakai t-shirt putih). (foto: Hafiz Rozani).

Probolinggo,- Jelang prosesi puncak perayaan Hari Raya Waisak, umat Buddha di Kota Probolinggo melakukan ritual memandikan rupang di Kelenteng Tri Dharma Sumber Naga, Senin (12/5/25) siang.

Ritual memandikan rupang Budha Kecil ini berbeda dengan prosesi memandikan rupang pada Hari Raya Imlek yang dilaksanakan oleh pengurus Klenteng.

Kali ini, setiap jemaat yang datang memandikan rupang atau seni perwujudan Buddha secara bergantian dengan menggunakan air kembang.

Ketua II Klenteng Tri Dharma Sumber Naga, Ervan Sujianto mengatakan, memandikan rupang merupakan rangkaian pelaksanaan Hari Raya Waisak sebelum prosesi puncak dilaksanakan, tengah malam nanti.

“Pelaksanaan memandikan rupang ini dilaksanakan hingga nanti malam saat prosesi puncak perayaan Hari Raya Waisak yang akan dimulai pada pukul 19.00 WIB,” katanya.

Ervan mengungkapkan, terdapat filosofi memandikan rupang Budha Kecil yakni agar para jemaat dapat menghilangkan ‘Kilesa’ atau kondisi buruk batin atau emosi negatif yang dimiliki.

Termasuk menghilangkan rasa iri, dengki, hingga pikiran buruk yang ada pada setiap umat Budha yang datang di Klenteng Tri Dharma Sumber Naga. Untuk itu setelah memandikan rupang, setiap jemaat memanjatkan doa.

“Biasanya doa yang dipanjatkan setiap umat ini meminta kesehatan, kesejahteraan, hingga kerukunan antara antara umat beragama tetap terjaga,” imbuh Ervan.

Nantinya prosesi Hari Raya Waisak akan dimulai pukul 19.00 WIB dengan diawali sembahyang bersama. Lalu pada pukul 20.00 WIB, ada ritual Pradaksina atau mengelilingi Klenteng sebanyak 3 kali. Tepat pada pukul 23.30 WIB, ada pembacaan paritta suci menjelang detik-detik Waisak. (*)


Editor: Mohammad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 24 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Penyisiran Amunisi Truk TNI Terbakar Dihentikan, Warga Diminta Tetap Waspada

12 Mei 2025 - 20:30 WIB

Pemkab Probolinggo Tegaskan Belum Pernah Keluarkan Rekomendasi Izin Penjualan Miras

12 Mei 2025 - 19:54 WIB

Fenomena Penahanan Ijazah Karyawan, Disperinaker: Zero Kasus di Kota Probolinggo

10 Mei 2025 - 20:02 WIB

Bupati Lumajang Tegaskan Lindungi Hak Buruh dan Siap Beri Sanksi Tegas untuk Perusahaan Nakal

7 Mei 2025 - 17:40 WIB

Menteri Wihaji Tinjau Langsung Distribusi MBG untuk Bumil dan Balita Non-PAUD di Kota Pasuruan

7 Mei 2025 - 15:36 WIB

893 Warga Kab. Probolinggo Bakal Berangkat Haji Tahun ini, Terbanyak dari Pulau Gili

5 Mei 2025 - 19:43 WIB

Baru 60 Persen Desa di Pasuruan Patuhi Laporan Digital, Kejaksaan Ingatkan Pentingnya Transparansi

5 Mei 2025 - 19:30 WIB

Hari Buruh Internasional, Mahasiswa dan Pekerja Lurug Gedung DPRD Jember

1 Mei 2025 - 19:16 WIB

Peringati Hari Buruh, Pemkab Probolinggo Ajak Serikat Pekerja dan Pengusaha Perkuat Kolaborasi

1 Mei 2025 - 16:43 WIB

Trending di Sosial