Menu

Mode Gelap
Lansia di Puger Jember Diringkus Polisi, Diduga Cabuli Anak di Bawah Umur Gedung Direhabilitasi, Dispendukcapil Jember Alihkan Layanan ke Kecamatan dan Aplikasi Online Bi-bi-bi dan Ketan Kratok Direkomendasikan jadi Warisan Budaya Takbenda asal Kota Probolinggo Gerakan Sosial, Jurnalis Santuni Bocah Penderita Sindrom Proteus di Bago Probolinggo Kecelakaan Maut di Rejoso Pasuruan, Pengendara Motor Tewas Hasil Autopsi, Tersangka Pencurian Sapi di Lumajang Tewas Akibat Asam Lambung, Bukan Penganiayaan

Budaya · 1 Sep 2024 12:58 WIB

Lestarikan Kuliner Tradisional, Lumajang Gelar Sapar Agung


					TRADISIONAL: Tiga orang perempuan di Lumajang tengah membuat kuliner tradisional, Tajin Sapar. (foto: Asmadi) Perbesar

TRADISIONAL: Tiga orang perempuan di Lumajang tengah membuat kuliner tradisional, Tajin Sapar. (foto: Asmadi)

Lumajang, – Salah satu makanan Tradisonal khas Jawa adalah jenang sapar. Jenang sapar sendiri dibuat dari tepung beras ketan yang dibulatkan kemudian direbus bersama dengan air kelapa dan gula merah.

Di beberapa daerah jenang sapar juga dikenal sebagai bubur sapar atau tajin sapar.

Jenang sapar disajikan khusus untuk menyambut Bulan Sapar dalam kalender Jawa atau disebut Bulan Shafar dalam kalender Hijriyah.

Tradisi ini banyak ditemukan di Jawa dan Madura. Salah satu yang masih menyajikan jenang sapar adalah Kelurahan Ditotrunan, Kabupaten Lumajang.

Tak main-main, jenang sapar bahkan dibuat  even spektakuler “Sapar Agung”. Acara yang menjadi perpaduan harmonis antara seni, budaya dan promosi pariwisata ini berhasil menyita perhatian Pj. Bupati Lumajang, Indah Wahyuni.

“Even ini tidak sekadar hiburan bagi masyarakat, namun juga membawa makna untuk menggelorakan kembali semangat warisan budaya dan termasuk juga pelestarian terhadap warisan budaya,” kata Yuyun, panggilan akrab Pj Bupati Lumajang Indah Wahyuni, Minggu (1/9/24).

Dikatakan sebelum digelar even sapar agung, masyarakat Lumajang menggelar kirab tumpeng jenang sapar.

Dalam even tersebut, tidak sebatas pembuatan jenang. Juga disandingkan dengan kegiatan festival UMKM bagi warga Kelurahan Ditotrunan.

“Alhamdulillah, saya tadi melihat mulai dari RW 1 sampai RW 8, semua mengeluarkan kreasinya termasuk semua UMKM yang berasal dari warga Kelurahan Ditotrunan. Semoga melalui even ini nantinya bisa meningkatkan perekonomian masyarakat,” katanya.

Sementara itu, Lurah Ditotrunan, Heyin Krida Laksono menjelaskan, even bertajuk “Sapar Agung” merupakan kegiatan itu merupakan atraksi pembuatan jenang sapar. Mulai dari mengupas kelapa sampai dengan terbentuknya jenang sapar.

“Terimakasih kepada Pemerintah Kabupaten Lumajang melalui Dinas Pariwisata yang telah memasukkan even Sapar Agung ini dalam kalender even tahunan Kabupaten Lumajang,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, dirinya mengungkapkan rasa bangga dan mengapresiasi semangat warga Kelurahan Ditotrunan dalam menyelenggarakan even Sapar Agung. Sebab even itu dapat melambangkan semangat untuk bergerak bersama dalam membangun kampung.

“Even ini selain mendorong bagaimana bisa menggerakkan masyarakat satu kelurahan untuk bisa bergerak bersama menata kampungnya. Ini  juga merupakan wujud dari niat masyarakat untuk nguri-uri warisan budaya agar tetap dipertahankan,” jelasnya.

Dalam even Sapar Agung, masyarakat Kelurahan Ditotrunan menyediakan jenang yang berjumlah 2.000 takir jenang sapar untuk ‘kembul bujono’ (makan bersama) seluruh masyarakat yang hadir.

“Harapannya, melalui even ini tidak hanya menjadi katalisator keceriaan bagi masyarakat Ditotrunan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk menggali potensi lokal melalui even seni, budaya, dan pariwisata yang harmonis,” katanya.

Untuk diketahui, acara tersebut dihadiri oleh jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemkab Lumajang. Di antaranya, Sekretaris Daerah, Kepala Dinas Pariwisata, Plt. Kepala Dinas Kominfo, hingga  Forkopimca dan mantan Lurah Ditotrunan, serta elemen masyarakat Ditotrunan. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 142 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Bi-bi-bi dan Ketan Kratok Direkomendasikan jadi Warisan Budaya Takbenda asal Kota Probolinggo

13 Oktober 2025 - 19:45 WIB

Festival Kue Bulan di TITD Pay Lien San, Tradisi Tionghoa yang Terus Dilestarikan

7 Oktober 2025 - 17:21 WIB

Ratusan Warga Berebut Gunungan Ketan dan Hasil Bumi di Festival Desa Darungan

28 September 2025 - 11:14 WIB

Ada Festival Ancak Agung di Jember, Diwarnai 500 Gunungan Hasil Bumi

24 September 2025 - 16:37 WIB

Kemeriahan Maulid Nabi di Pasuruan, Warga Berebut Barang dalam Tradisi Arebbuan

5 September 2025 - 10:53 WIB

Padepokan Fashion Carnaval Probolinggo, Kuatkan Identitas Kebudayaan Indonesia

31 Agustus 2025 - 20:40 WIB

Terinspirasi Pejuang Kemerdekaan, Peserta Tajemtra Berusia 70 Tahun ini Tuntaskan Rute 30 KM

24 Agustus 2025 - 08:33 WIB

15 Ribu Peserta Semarakkan Tajemtra 2025, Termasuk WNA China

24 Agustus 2025 - 02:02 WIB

Tajemtra 2025 Siap Digelar, 15.171 Peserta Terdaftar

22 Agustus 2025 - 19:22 WIB

Trending di Budaya