Menu

Mode Gelap
Sidak Pembangunan Gedung Inspektorat, DPRD Kota Probolinggo Pesimis Pengerjaan Tepat Waktu Dana Sosialisasi Raperda DPRD Jember Bermasalah, Kejaksaan Sita Rekening Rekanan Tak Hanya Belanja, Gubernur Khofifah Bagikan Sembako untuk Pedagang Pasar Kemarau Basah Picu Risiko Banjir Lahar Semeru, Enam Kecamatan Masuk Zona Rawan Upaya Pencurian Motor di Pasuruan Gagal, Pelaku Terluka Akibat Bondet Meledak Perjuangan Ahmad Musaddad, Qari Tunanetra Asal Jember yang Tampil Memukau di MTQ XXXI Jatim

Pemerintahan · 15 Apr 2022 18:11 WIB

Cegah Banjir, Normalisasi Irigasi Sampai Musim Hujan Berakhir


					Cegah Banjir, Normalisasi Irigasi Sampai Musim Hujan Berakhir Perbesar

 

Probolinggo,- Normalisasi daerah irigasi terus dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Jalan dan Sumber Daya Air (PJSDA) pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan ruang (PUPR) Kabupaten Probolinggo. Hal tersebut sampai musim penghujan berakhir.

Kepala UPT PJSDA PUPR Kabupaten Probolinggo, Ahmad Mulyono mengatakan, normalisasi untuk saluran irigasi yang pengerjaannya dilakukan secara manual itu dilakukan sejak datangnya musim hujan. Tapi dalam pengerjaan tersebut tak semuanya secara manual.

“Sudah dilakukan di setiap korwil. Pelaksanannya secara manual. Karena, ada sejumlah wilayah tidak dapat dilalui alat berat, kami nanti juga melibatkan Hippa (Himpunan Petani Pemakai Air) dalam pelaksanaanya,” kata Mulyono, Jumat (15/4/2022).

Dalam pengerjaannya, lanjut Mulyono, di tujuh korwil. Yakni, Korwil Paiton membawahi aliran sungai Pakuniran dan sebelah timur, Korwil Besuk, yang membawahi aliran sungai di Gading dan sekitarnya, lalu Korwil Krejengan membawahi aliran sungai Krucil-Kraksaan,.

Kemudian, Korwil Pekalen membawahi aliran sungai Pajarakan, Maron hingga Tiris, lalu Korwil Sebaung membawahi sungai Klaseman dan Gending, Korwil Probolinggo yang membawahi sungai Sumber, Tegalsiwalan, Dringu. Terakhir Korwil Sumberasih membawahi sungai di Tongas dan Lumbang.

“Sejumlah titik menjadi prioritas normalisasi. Salah satunya di lokasi bendungan yang menjadi pengatur arus air ke hilir. Kami prioritaskan di damnya. Sebab, jika air di sana tidak lancar, bisa meluber. Sehingga berpotensi merusak lahan pertanian warga,” ujar Mulyono.

Normalisasi sendiri dilakukan, sambung Mulyono, dengan membuang rumput penghambat aliran air, serta membuang material padat yang nanti bisa menyebabkan pendangkalan irigasi. Hal itu merupakan hal sepele, tapi dampaknya sangat luar biasa.

“Menjadi penyebab banjir juga bisa, sehingga ketika terhambat atau tidak ada normalisasi, air dari atas ketika sampai ke bawah bisa terhambat kemudian meluber hingga ke sawah, jalan hingga rumah warga,” tutur Mulyono. (*) 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: A. Zainullah FT

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Di Lumajang, Anak-anak Bisa Pilih Menu Makan Bergizi Sendiri

17 September 2025 - 14:56 WIB

Bupati Lumajang: Pers Mitra Strategis untuk Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis

17 September 2025 - 14:36 WIB

Ketua Komisi D DPRD Lumajang Turun ke Pasrujambe, Serap Aspirasi Kesehatan Warga

15 September 2025 - 16:17 WIB

Pemkab Lumajang Kucurkan Rp891 Juta dari DBHCHT untuk Bangun 54 Gudang Pengering Tembakau

15 September 2025 - 15:51 WIB

Tanamkan Karakter Anti Korupsi, Pemkab Probolinggo Gelar Anti Corruption Fest 2025

15 September 2025 - 12:47 WIB

Lumajang Kawal Percepatan PPPK ke Jakarta, Ribuan Honorer Dapat Kepastian

14 September 2025 - 12:24 WIB

Meriahnya Pembukaan MTQ XXXI Jatim di Jember, Diwarnai Pertunjukan Drone dan Tari Taksu Ilahi

14 September 2025 - 06:57 WIB

MTQ Jawa Timur XXXI di Jember Resmi Dibuka, Disebut Setara Even Nasional

14 September 2025 - 06:33 WIB

Pemkab Jember Terima 158 Program RTLH, Gubernur Khofifah Tinjau Pengerjaan

13 September 2025 - 16:40 WIB

Trending di Pemerintahan