Menu

Mode Gelap
Tunarungu di Jember Minta Akses Layanan Publik dan Pekerjaan Layak Naik Motor Bawa Rumput, Warga Lekok Tewas di Jalur Pantura Grati Pemprov Jatim Terbitkan SE Pengibaran Bendera Merah Putih Latihan Upacara HUT RI di Lumajang Nyaris Gagal, Diselamatkan oleh Aksi Tak Terduga Petugas BPBD Gubernur dan TNI Resmi Memulai Rutilahu Jatim dari Probolinggo Kades Akan Evaluasi Karnaval Sound Horeg Pasca Penonton Meninggal

Pemerintahan · 30 Okt 2021 13:24 WIB

Menko Muhadjir Sebut Kab. Probolinggo Masuk Daerah Kategori Kemiskinan Ekstrem Tinggi


					Menko Muhadjir Sebut Kab. Probolinggo Masuk Daerah Kategori Kemiskinan Ekstrem Tinggi Perbesar

MAYANGAN,- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI, Muhadjir Effendy menyebut, Kabupaten Probolingo masuk dalam kategori daerah dengan tingkat kemiskinan ekstrem tinggi.

“Di Indonesia, jumlahnya masih sekitar 10 juta yang kemiskinan ekstrem. Mohon maaf ini, salah satu daerah yang terkategori kemisikinan ekstremnya tinggi adalah Probolinggo, tapi kabupaten,” kata Muhadjir saat sambutan dalam Launching Perlindungan Program BPJS Ketenagakerjaan Untuk Nelayan Kecil di Pelabuhan Mayangan, Kota Probolinggo, Jumat (29/10/21).

Berdasarkan data, di Provinsi Jawa Timur total jumlah penduduk miskin ekstrem mencapai 508.571 jiwa. Diantara jumlah tersebut, sebanyak 114.250 jiwa penduduk miskin ekstrem berada di Kabupaten Probolinggo.

“Tentu saja karena Probolinggo ini kota dan kabupatennya satu tempat yang tidak bisa dipisahkan, maka sebetulnya kemungkinan juga ada miskin ekstrem di Kota Probolinggo yang jumlahnya cukup banyak,” imbuh Muhadjir.

Menurut Muhadjir, penanganan kemiskinan ekstrem tidak cukup dengan skema bantuan sosial (bansos) saja. Pendekatan untuk menangani permasalahan kemiskinan ekstrem harus secara komprehensif dengan banyak pendekatan.

Mantan Rektor Universitas Muhamadiyah Malang ini mengibaratkan bansos seperti ‘balsem’, yakni pbat gosok untuk meredakan nyeri akibat cedera namun tidak akan mengobati penyakit.

“Kemiskinan ekstrem tidak cukup diberi dengan bansos. Bansos itu kalau untuk tangani kemiskinan ekstrem seperti balsem. Jadi obat semua penyakit tetapi sebetulnya tidak menyelesaikan penyakit. Hanya menyelesaikan rasa sakitnya aja. Tetapi penyakitnya tidak selesai,” urainya.

Muhadjir menambahkan, salah satu yang menjadi perhatian Presiden Joko Widodo saat ini adalah pengentasan kemiskinan ekstrem di kalangan nelayan. Termasuk di Probolinggo yang memiliki wilayah pesisir cukup luas.

“Dengan program bantuan BPJS Ketenagakerjaan ini, akan membantu mengurangi kemisikinan ekstrem, terutama di kantong-kantong nelayan kecil,” pungkas Muhadjir. (*)

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 18 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Tunarungu di Jember Minta Akses Layanan Publik dan Pekerjaan Layak

4 Agustus 2025 - 19:25 WIB

Pemprov Jatim Terbitkan SE Pengibaran Bendera Merah Putih

4 Agustus 2025 - 18:33 WIB

Gubernur dan TNI Resmi Memulai Rutilahu Jatim dari Probolinggo

4 Agustus 2025 - 17:24 WIB

Bendera Fiksi Merebak Jelang 17 Agustus, Sekda: Jangan Gantikan Simbol Negara!

4 Agustus 2025 - 14:55 WIB

Sungai Diubah Jadi Daratan, Lahan Negara 9.600 Meter Persegi di Lumajang Hilang

4 Agustus 2025 - 11:47 WIB

Karnaval Berujung Maut, Bupati Lumajang Akan Evaluasi Sound Horeg

4 Agustus 2025 - 10:54 WIB

Pemkot Probolinggo Batalkan Rencana Bangun SMPN di Wilayah Barat, Disdikbud Beberkan Alasan

2 Agustus 2025 - 05:41 WIB

Bupati Tersentuh Nasib Lansia Tinggal di Rumah Tidak Layak di Kunir

1 Agustus 2025 - 20:37 WIB

Gubernur Khofifah Tinjau Sekolah Rakyat Terpadu di Jember, ini Pesannya

31 Juli 2025 - 21:54 WIB

Trending di Pemerintahan