Menu

Mode Gelap
Kankemenag Kota Probolinggo Bakal Berangkatkan 213 Jamaah Calon Haji, Dilepas Tanggal 26 Mei Jadi Tuan Rumah Pesta Miras yang Tewaskan 2 Orang, Kades Temenggungan Ngaku Tidak Tahu Kasus PMK di Probolinggo, 51 Ekor Sapi Terpapar, 2 Mati, 9 Sembuh Kunjungan Industri Dinilai Penting Bagi Siswa SMK, ini Beberapa Alasannya Singa Betina TWSL Kota Probolinggo Bunting, Kandang Mulai Disterilkan Bupati Lumajang Perkuat Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Luar Negeri

Sosial · 10 Nov 2020 14:37 WIB

Hidup Sebatangkara, Lansia Pantang Meminta


					Hidup Sebatangkara, Lansia Pantang Meminta Perbesar

BANYUANYAR-PANTURA7.com, Getirnya hidup yang dilalui Mail (64), tak membuatnya patah arang. Warga Dusun Calpek, RT 007 RW 001, Desa Gunung Geni, Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo ini, tetap tegar menapaki kehidupan rumitnya.

Sami hidup sebatangkara di rumah semi permanen berukuran 4×5 meter persegi. Untuk menyambung hidup, wanita lanjut usia ini mengandalkan hasil penjualan sapu lidi, yang penghasilannya tak menentu.

Tak hanya untuk kebutuhan makan dan minum, Mail juga menanggung biaya tagihan listrik yang dibayar sebesar Rp 5 ribu per bulan. Sebuah lampu neon yang terpasang di ruang depan rumah, cukup untuk menerangi rumah Mail yang sudah menua.

Lika-liku kehidupan Mail yang pilu, terkuak setelah komunitas Gerakan Indah Berbagi (GIB) Kabupaten Probolinggo mendatangi kediamannya, beberapa hari lalu. Komunitas ini datang karena prihatin dengan nasib Mail.

“Di umurnya yang sudah menua, ia harus menjalani kehidupan di rumah sempit tanpa sarana lengkap ditambah lagi harus bayar uang bulanan untuk bayar listrik.” kata anggota GIB, Santo, Selasa (10/11/2020).

Penderitaan Mail tak hanya itu saja, selain menghuni rumah yang sudah tidak layak ditempati, setiap harinya dia juga harus tidur di atas tanah beralas karung bekas. Padahal kondisi tubuh Mbah Mail, tak lagi sebugar dulu.

“Kebetulan dia punya penyakit asma, jadi kalau ngomong tidak begitu lancar. Mbah Mail ini tidak punya keturunan. Bantuan pemerintah, dia hanya dapat beras saja, kalau bantuan lainnya, kami belum dapat info apa-apa,” ungkap Santo.

Sementara itu, Mbah Mail menyampaikan, meski ia hidup serba kekurangan, tapi ia pantang menaruh tangan dibawah alias meminta-minta bantuan. Sebab ia yakin, rejeki sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.

“Untuk biaya makan, saya menunggu pelepah pohon kelapa jatuh, lalu saya ambil dan kumpulkan. Kalau sudah kering, saya buat sapu lidi kemudian dijual ke pasar. Hasilnya untuk beli makan dan kebutuhan sehari-hari lainnya,” tutur Mail dengan nafas tertahan. (*)


Editor : Efend Muhammad

Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 28 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Hari Buruh Internasional, Mahasiswa dan Pekerja Lurug Gedung DPRD Jember

1 Mei 2025 - 19:16 WIB

Peringati Hari Buruh, Pemkab Probolinggo Ajak Serikat Pekerja dan Pengusaha Perkuat Kolaborasi

1 Mei 2025 - 16:43 WIB

Kemenag Lumajang Prioritaskan Keselamatan dan Kenyamanan Jamaah Haji Lansia

1 Mei 2025 - 15:40 WIB

KAI Daop 9 Jember Persempit Perlintasan JPL 09, Hanya Boleh Dilalui Kendaraan Bermotor

1 Mei 2025 - 14:02 WIB

Unjuk Kemesraan, Bupati dan Wakil Bupati Jember Kompak Hadiri Milad PKS

28 April 2025 - 19:45 WIB

Sambangi MUI, Forum Peduli Akhlaq Desak Para Pemabuk di SGM Kraksaan Ditindak Tegas

28 April 2025 - 19:29 WIB

Nikah Dini di Lumajang Terancam Tak Dapat Bansos

28 April 2025 - 15:35 WIB

Gelar Halal Bihalal, IKA PMII UNZAH Genggong Rajut Harmoni Alumni

27 April 2025 - 21:22 WIB

Bantuan Anak Yatim di Lumajang: Proses Pengajuan dan Persyaratan Harus Jelas

27 April 2025 - 09:29 WIB

Trending di Sosial