PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Sejak sepekan terakhir, badai pasir menerjang kawasan lautan pasir Gunung Bromo di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Selain mengganggu pemandangan, kondisi ini mengancam kesehatan wisatawan dan pengunjung.
Pantauan PANTURA7.com Jum’at (2/8), debu dan pasir beterbangan terbawa angin sehingga kawasan lautan pasir atau kaldera tertutup arak-arakan badai pasir. Tdak hanya area kaldera, badai abu memapar kaki Gunung Bromo dan tebing perbukitan di kawasan konservasi itu.
“Tadi pagi belum ada, agak siangan sopir jeep mengingatkan agar saya memakai kacamata dan penutup hidung. Katanya ada badai pasir disni,” kata seorang wisatawan, Tom Widodo (42) saat ditemui di lautan pasir.
Tom pun mematuhi himbauan pemandu wisata, yang mengantarkannya berkeliling kawasan bromo itu. Ia mengakui jika paparan badai pasi itu mengancam kesehatannya. “Jarak pandang disini juga terganggu, tidak leluasa melihat pemandangan,” ujarnya.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo, Anggit Hermanuadi menjelaskan, terjangan badai pasir tidak terjadi setiap saat melainkan bergantung arah dan kecepatan angin.
“Badai pasir ini kejadian sporadis yang tidak terjadi setiap saat. Pada siang hari, badai pasir berhembus kencang sedangkan saat sore hari, angin bercampur debu tidak terlalu tebal karena kecepatan angin menurun,” papar Anggit.
Untuk menghindari dampak buruk badai pasir bagi kesehatan tubuh, pihaknya jelas Anggit, menghimbau agar para wisatawan dan warga setempat senantiasa mengenakan pakaian lebih tebal, kacamata dan masker jika berada di area kaldera.
“Sejauh ini masih aman. Gunakan pakaian tebal, masker dan kacamata selama di lautan pasir. Pengunjung juga bisa menikmati eksotika bromo di view-view yang tidak terdampak badai pasir,” Anggit memberikan tipsnya. (*)
Penulis : Moh. Rochim
Editor : Efendi Muhammad
Tinggalkan Balasan