Menu

Mode Gelap
Akhirnya, Polisi Tetapkan Sopir Bus sebagai Tersangka Laka Maut di Jalur Bromo Kasus Suami Tusuk Istri, Pelaku Mengaku Emosi Setelah Dituduh Memberi Uang ke Istri Kedua Kesal Ditanyai Motor yang Digadaikan, Suami di Pasuruan Kalap Tusuk Istri Siasati Balap Liar, Bupati Jember Canangkan Pembangunan Sirkuit di Kawasan Stadion JSG Satreskrim Lumajang Ringkus 2 Pelaku Pengeroyokan Sadis di Bayeman Truk Pecah Ban Tabrak Dua Rumah dan Dua Mobil di Purwosari, Sopir Tewas

Lingkungan · 21 Jun 2019 10:34 WIB

Derita Warga Kalibuntu, Tiap Tahun Diterjang Rob


					Derita Warga Kalibuntu, Tiap Tahun Diterjang Rob Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Pemukiman padat penduduk di Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, diterjang banjir rob, Jum’at (21/6/2019). Banjir terjadi karena gelombang air laut yang sedang pasang naik ke pemukiman.

Salah satu warga, Mustakim menjelaskan, banjir rob ini sudah dirasakan warga sejak Kamis (20/6/2019) pagi kemarin. Selain merendam jalan perkampungan, genangan air juga memasuki rumah warga.

“Rob ini terjadi setiap tahun, dimulai sejak bulan April, Mei, Juni hingga Juli. Namun banjir rob yang lebih besar, biasanya terjadi selama tiga hari dalam setiap bulan, terhitung mulai tanggal 12 sampai 15 bulan Jawa,” kata Mustakim.

Ia menambahkan, kali ini banjir rob yang merendam desanya terbilang kecil. Hal itu terlihat dari debit air laut yang hanya memasuki halaman dan tambak rumah warga sekitar dengan ketinggian tak sampai 50 sentimeter.

Suasana perkampungan warga Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo yang diterjang banjir rob. (Foto : Moh. Rochim)

“Sekarang ini terbilang kecil, tidak sampai masuk ke rumah-rumah. Itu air lautnya masuk melalui tangkis pembatas sungai yang jebol,” Mustakim menjelaskan.

Salah satu warga lain, Sulaiman (46) mengaku sangat terganggu dengan banjir rutin yang terjadi di desanya. Ia tak habis pikir, banjir tersebut selalu menjadi momok yang mengganggu aktifitas warga jika air laut sedang pasang.

“Ini sudah tiap tahun terjadi bahkan setiap bulan. Tapi kok gak ada antisipasi ya? Tanggul yang jebol dibiarkan saja, tidak dibangun lagi,” keluh dia.

Ia berharap, pemerintah daerah dapat merasakan derita warga yang selalu kebanjiran lalu melakukan pencegahan agar banjir tak lagi terjadi.

“Ya tanggul pembatas rumah dengan sungai atau laut dibangun lah, ditinggikan. Kalau banjir terus, warga banyak yang gatal-gatal,” tutup Sulaiman. (*)

 

Penulis : Mohamad Rochim
Editor : Efendi Muhammad

 

Artikel ini telah dibaca 31 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Truk Pecah Ban Tabrak Dua Rumah dan Dua Mobil di Purwosari, Sopir Tewas

22 September 2025 - 15:29 WIB

Perdana ke Jember, Truk Ekspedisi Kecelakaan di Lumajang

22 September 2025 - 13:10 WIB

Innalillahi! Mr. X Ditemukan Membusuk di Jalur Pendakian Gunung Arjuno

20 September 2025 - 21:28 WIB

Tragis! Emak-emak Terlindas Truk di Jalur Pantura usai Antar Anak Bekerja

20 September 2025 - 11:05 WIB

Diguyur Hujan Dua Hari, Jembatan Penghubung Kecamatan di Lumajang Putus Total

19 September 2025 - 18:26 WIB

Wanita di Winongan Dihadang Begal, Motor, HP, dan Uang Tunai Amblas

18 September 2025 - 18:34 WIB

Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru

17 September 2025 - 20:06 WIB

Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September

17 September 2025 - 19:52 WIB

Kemarau Basah Picu Risiko Banjir Lahar Semeru, Enam Kecamatan Masuk Zona Rawan

17 September 2025 - 16:25 WIB

Trending di Lingkungan