Menu

Mode Gelap
Kisah Tragis Faisol, Tertabrak KA saat Hendak Ambil HP Jatuh di Pesisir Probolinggo Antisipasi Macet, Polres Pasuruan Atur Penyekatan dan Kantong Parkir untuk Haul KH Abdul Hamid ke-44 Gelombang Demonstrasi di Gedung DPRD Kota Probolinggo, Mahasiswa Tuntut Keadilan dan Reformasi Pemkab Jember Resmikan Layanan PMI, Dorong Proses Administrasi Lebih Efektif Polisi Ringkus Pelaku Pembacokan di Kedungsupit Probolinggo, Motif Masih Diselidiki Bupati Lumajang dan Ketua DPRD Kompak Jaga Harga Pangan Lewat GPM

Lingkungan · 20 Jun 2019 05:27 WIB

Di Balik Dinginnya ‘Monsoon’, Kekeringan Lebih Diwaspadai


					Di Balik Dinginnya ‘Monsoon’, Kekeringan Lebih Diwaspadai Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Dalam beberapa hari terakhir ini, udara di Jawa Timur termasuk Probolinggo  terasa lebih dingin daripada biasanya. Hal tersebut dikarenakan terjadinya Monsoon Dingin Australia yang berlangsung dari bulan Juni hingga puncak musim kemarau September nanti.

Namun di balik dinginnya Monsoon, ada kewaspadaan yakni kekeringan khususnya di Kabupaten Probolinggo. Fenomena ini diketahui setelah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo melakukan analisa dan riset.

Benua Australia saat ini berada dalam periode musim dingin. Tekanan udara di wilayah Australia cukup tinggi, sehingga terbentuk antisiklon di daerah tersebut serta massa udara yang bersifat dingin dan kering.

Hari ini, suhu udara di Probolinggo dan sekitarnya diperkirakan rata-rata 22° – 28° Celcius. Hal tersebut menunjukkan bahwa udara sedikit lebih dingin dari biasanya yang bisa mencapai suhu 34° Celcius. Monsoon Dingin Australia sendiri berlangsung hingga bulan September.

“Ada pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia dan rendah di Asia, sehingga menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia dengan membawa massa udara dingin dan kering tersebut ke Asia melewati Indonesia yang kemudian dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia,” ucap Kepala BPBD kabupaten Probolinggo, Anggit Hermanuadi, Kamis (20/6/2019).

Namun menurut Anggit, kondisi itu tak secara signifikan berdampak pada masyarakat. Hanya saja kesehatan yang perlu dijaga misal dengan menggunakan jaket pada siang maupun malam hari.

“Yang lebih diwaspadai monsoon ini kan terjadi kemaraunya. Jangan asal bakar sampah. Termasuk kekeringan yang kita waspadai. Sebab di Probolinggo ada potensi kekeringan,” imbuh Anggit.

Ada 5 kecamatan yang paling berpotensi kekeringan yakni Leces, Tegalsiwalan, Wonomerto, Lumbang dan Kuripan. Sementara beberapa desa lain berpotensi termasuk di Kecamatan Tiris dan Sumber.

Pihaknya pun melakukan antisipasi di antaranya menyiapkan lima tanki yang siap untuk mendroping air. Salah satunya disiagakan di Kecamatan Tiris karena akses lokasi yang sulit. “Namun sejauh ini masih belum ada permintaan,” ujarnya. (*)

 

Penulis : Rahmad Soleh
Editor : Ikhsan Mahmudi

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Pemkab Jember Resmikan Layanan PMI, Dorong Proses Administrasi Lebih Efektif

1 September 2025 - 20:05 WIB

Bupati Lumajang dan Ketua DPRD Kompak Jaga Harga Pangan Lewat GPM

1 September 2025 - 19:27 WIB

Bupati Pasuruan Ajak Semua Pihak Wujudkan Pasuruan Aman dan Kondusif

1 September 2025 - 17:15 WIB

Bunda Indah Tegaskan Perbaikan Infrastruktur Sekolah Prioritas Pemkab Lumajang

1 September 2025 - 16:33 WIB

Bupati Lumajang: Mahasiswa Tetap Belajar, Pekerja Jangan Terprovokasi

1 September 2025 - 16:11 WIB

Pemkab Jember Perpanjang Bebas Denda Pajak hingga Akhir Tahun, Tarif Retribusi Pasar Juga Diturunkan

29 Agustus 2025 - 20:51 WIB

Dongkrak Produksi Pangan, Pemkab Jember Siapkan Pembangunan Irigasi Seluas 78 Hektare

29 Agustus 2025 - 13:52 WIB

Tiga Nama Muncul sebagai Calon PJ Sekda Kota Probolinggo, Siapa Saja?

28 Agustus 2025 - 21:06 WIB

BP Haji Bertransformasi jadi Kementerian, Kemenag Jember Sebut Minim Informasi

28 Agustus 2025 - 20:40 WIB

Trending di Pemerintahan