PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Aksi “geruduk” yang dilakukan puluhan sopir angkot pada Rabu pagi (27/2/2019) berdampak pada telantarnya para penumpang. Kendati tak sampai sehari, hal ini dikeluhkan para penumpang.
Misnati (46) salah satunya, warga asal Kediri yang menetap di Kota Probolinggo ini mengaku, berjam-jam menanti angkot. Ia yang hendak menunggu angkot dari Jorongan hampir tiga jam tak menemukan transportasi.
“Dari tadi saya menunggu angkot tapi tidak ada . Saya dengar kabar kalau ada demo, pantesan kok sepi tidak angkot sama sekali,” ucapnya.
Ia yang pulang setelah berjualan jamu itu pun harus menggunakan angkutan pedesaan (angdes) atau mobil penumpang umum (MPU) karena tidak ada angkot. Ditanya kenapa tidak menggunakan transportasi online, ia mengaku tak tahu caranya.
“Pakai Colt Bison (MPU, Red.) tadi. Angkot tidak ada, pakai ojek online saya tidak tahu caranya,” tandasnya. Ia pun berharap angkot kembali beroperasi sebagaimana biasanya.
Ketua Asosiasi Sopir Angkot Kota Probolinggo (ASAP), De’er yang dikonfirmasi mengatakan, aksi yang dilakukan puluhan anggotanya tak sampai sehari. Pukul 12.00 mereka kembali beroperasi.
“Kami aksi hanya pagi sampai siang. Siang kami beroperasi lagi. Kalau seharian kasihan juga, kasihan penumpang ya kasihan sopir angkot,” tambahnya.
Diketahui pendapatan sopir angkot anjlok sejak adanya transportasi online. Ansori (51) misalnya, sopir angkot berletter I ini mengaku, pendapatan berkurang sejak ada transportasi online.
“Dulunya bisa sehari Rp 60 ribu, sekarang hanya dapat Rp 20 ribu. Padahal setoran tiap hari Rp 50 ribu. Jadi kadang minus atau kalau tidak ya seharian sampai malam cari penumpang,” ucap Ansori. Ia pun berharap persoalan ini agar segera selesai. (*)
Penulis: Rahmad Soleh
Editor: Ikhsan Mahmudi
Tinggalkan Balasan