Menu

Mode Gelap
Pinjam Uang Tak Diberi, Cucu di Pasuruan Habisi Nenek Sendiri dan Dibuang ke Sumur Bupati Lumajang dan TNI Serahkan Bantuan Kepada Mbok Imuk Warga Kecamatan Guculialit Pohon Tumbang Timpa Rumah di Lumajang, Warga Selamat dan Diimbau Waspada Cuaca Ekstrem Pembersihan Reruntuhan Musala Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo Berlangsung Maraton, 49 Jenazah Ditemukan Waspada! ini 5 Ciri Rokok Ilegal yang Perlu Diketahui Masyarakat Korban Meninggal Musala Ambruk Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo Terus Bertambah, Kini 40 Orang

Ekonomi · 27 Jan 2019 10:12 WIB

Harga ‘Busuk’, Petani Babat Pohon Cabai


					Harga ‘Busuk’, Petani Babat Pohon Cabai Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Sejumlah petani cabai di Kabupaten Probolinggo mengalami gagal panen akibat musim hujan merusak tanamam cabai. Hilang kesabaran, petani pun membabati tanaman cabai mereka hingga tak bisa dipanen kembali.

Salah satu wilayah yang alami gagal panen cabai adalah petani di Desa Randutatah, Kecamatan Paiton. Mereka panen dini dan menebangi tanaman cabai di sawahnya lantaran cabai membusuk. Selain itu, harga jualnya juga anjlok.

Salah satu petani, Nur Hasan (35) mengatakan, cabai membusuk karena diserang hama musim hujan. Ironinya, harga jualnya tak sesuai dengan biaya perawatan dari masa awal tanam. Sehingga karena mahalnya harga obat-obatan, ia dan petani yang lain kehabisan akal.

“Kondisi cabai sudah busuk dan kering karena penyakit, sedangkan harga obat-obatan sangat mahal tak sesuai dengan biaya perawatan, jadi percuma kalau tetap dirawat,” kata Nur Hasan, Minggu (27/1/2019).

Lanjut Hasan, sekitar 70% petani setempat yang menanam cabai didesanya memilih untuk panen dini. Jika dibiarkan, selain akan rugi terus-terusan juga dapat menghambat proses tanam selanjutnya.

“Harganya sangat murah, untuk cabai yang masih hijau hanya Rp. 2 ribu perkilogram, sebelumnya mencapai Rp. 8-10 ribu. Sedangkan untuk yang merah sekarang Rp.5 ribu, sebelumnya Rp. 15-20 ribu perkilogram,” demikian Nur Hasan menjelaskan.

Terpisah, pedagang canai di Pasar Semampir, Kota Kraksaan, Khotimah (40) menyebut murahnya harga cabai disebabkan oleh kualitas cabai yang saat ini tidak bagus. Selain itu, cabai saat ini tengah memasuki masa panen raya.

“Tidak bisa kami pasang harga tinggi kalau kondisi cabai sendiri sudah tidak bagus dan mudah busuk. Jangankan busuk, kering saja sudah tidak diminati pembeli,” ujar wanita asal Semampir ini. (*)

 

 

Penulis : Moh Ahsan Faradies

Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 17 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Bupati Lumajang dan TNI Serahkan Bantuan Kepada Mbok Imuk Warga Kecamatan Guculialit

6 Oktober 2025 - 13:13 WIB

Waspada! ini 5 Ciri Rokok Ilegal yang Perlu Diketahui Masyarakat

6 Oktober 2025 - 09:59 WIB

Pemuda Lumajang Ubah Limbah Makanan MBG Jadi Eco Enzyme, Pupuk, dan Pakan Magot

5 Oktober 2025 - 15:10 WIB

Gerakan Sosial, NU Santuni Anak Penderita Sindromproteus di Besuk Probolinggo

5 Oktober 2025 - 14:42 WIB

Pemdes Tempeh Tengah Ajak Warga Bantu Santri Keracunan HCL

5 Oktober 2025 - 13:47 WIB

Harmoni Lagu Anak Indonesia, Anak-anak Lereng Bromo Ikuti Lomba Bernyanyi

4 Oktober 2025 - 17:08 WIB

Rampungkan Struktur Pengurus, PCNU Kota Kraksaan Sertakan 13 Doktor

4 Oktober 2025 - 16:31 WIB

Haru dan Bahagia! Kala Bupati Gus Haris Santuni Lansia Sebatang Kara di Kraksaan

3 Oktober 2025 - 19:07 WIB

Santri Minum HCL, Kemenag Evaluasi Keselamatan di Ponpes Lumajang

3 Oktober 2025 - 16:39 WIB

Trending di Regional