Lumajang, – Isak tangis kembali pecah di Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, saat sejumlah warga yang selama tiga hari bertahan di bukit akhirnya memutuskan mengungsi, Rabu (10/12/2025).
Salah satu yang harus meninggalkan keluarganya sementara waktu adalah Siti Aminah, warga yang rumahnya telah tertimbun material pasir dan tak lagi bisa dihuni.
Meski jarak lokasi pengungsian di Balai Desa Jugosari hanya sekitar dua kilometer dari dusun, suasana perpisahan tetap terasa berat.
Di depan reruntuhan rumah yang masih dipenuhi material banjir, keluarga dan tetangga yang memilih bertahan di bukit memeluk Aminah satu per satu. Air mata mengalir tanpa bisa ditahan.
Anak Aminah pun tak luput dari momen mengharukan itu. Seorang anggota keluarga memeluk anaknya sambil berpesan lirih. “Enggak boleh rewel ya di sana, enggak boleh nakal ya. Nanti kita kumpul lagi di Sumberlangsep,” kata Rukmini, tetangga aminah.
Anak kecil itu hanya mengangguk pelan sambil menggenggam erat tangan ibunya. Aminah mengaku keputusannya mengungsi bukanlah hal mudah.
Selain harus meninggalkan keluarga besar yang masih bertahan di bukit, ia merasa tak punya pilihan lain. Rumah yang ditinggalinya selama bertahun-tahun kini telah terpendam material pasir.
“Iya inginnya tetap di Sumberlangsep karena keluarga di sana semua, tapi kalau tetap di bukit juga was-was, takut banjir susulan tiba-tiba datang,” ucap Aminah.
Kepala Pelaksana BPBD Lumajang, Isnugroho mengatakan, pihaknya terus mengimbau warga untuk mengungsi demi keselamatan. Menurutnya, prediksi BMKG menunjukkan ancaman cuaca ekstrem masih akan berlangsung hingga akhir Desember.
“Kami imbau agar warga mau mengungsi karena kami tidak tahu apakah akan ada banjir besar lagi. Dengan mengungsi, petugas juga lebih mudah memberikan bantuan jika terjadi bencana susulan,” katanya. (*)













