Lumajang, – Jumlah pengungsi akibat erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang terus menurun. Dari data Pusdalops BPBD Lumajang, jumlah pengungsi yang semula mencapai 1.187 jiwa, kini tersisa 645 jiwa per Sabtu (22/11/2025).
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Lumajang, Yudhi Cahyono menyebutkan, pengungsi tersisa tersebar di dua posko yakni, di SMPN 2 Pronojiwo dengan 192 jiwa dan SDN 4 Supiturang sebanyak 214 jiwa. Sisanya, 239 orang memilih mengungsi di rumah keluarga masing-masing.
“Total titik pengungsian tinggal dua di Kecamatan Pronojiwo, dengan jumlah jiwa 645 orang,” kata Yudhi melalui sambungan telepon, Minggu (23/11/2025).
Yudhi menjelaskan, penurunan jumlah pengungsi terjadi karena sebagian warga mulai kembali ke rumah mereka, terutama di Kecamatan Candipuro yang tidak terdampak signifikan. Meski demikian, Pemkab Lumajang tetap menyiagakan posko pengungsian hingga berakhirnya masa tanggap darurat.
“Kondisi di Candipuro relatif aman, sehingga banyak warga yang pulang. Namun, kami tetap siagakan pos pengungsian untuk antisipasi,” tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, Awan Panas Guguran (APG) yang kembali dimuntahkan Gunung Semeru pada Rabu sore meninggalkan duka mendalam bagi warga Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.
Di Dusun Kajar Kuning, masyarakat yang sebagian besar menggantungkan hidup pada pertanian kini harus menghadapi kenyataan pahit, ladang mereka berubah total dalam hitungan jam.
Salah satu petani, Muhammad Hamid, berdiri memandangi lahannya yang kini tertutup material vulkanik tebal. Hamid menuturkan bahwa sekitar 50 hektare lahan milik dirinya dan keluarga tidak lagi dapat diselamatkan.
Tanaman palawija yang selama ini menjadi sumber pendapatan utama, seperti cabai dan tomat, layu dan tertimbun abu. (*)












