Pasuruan, – Ratusan pengemudi ojek online (Ojol) menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pasuruan, Selasa (4/11/2025) pagi.

Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap dugaan menurunnya mutu bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite yang dinilai menyebabkan kendaraan mereka mengalami gangguan mesin atau “brebet”.

Aksi yang diikuti ratusan pengemudi itu dimulai dengan konvoi dari sejumlah titik, salah satunya di depan GOR Untung Suropati, Jalan Sultan Agung.

Massa membawa spanduk dan poster berisi tuntutan, kemudian menuntun motor sejauh sekitar 500 meter menuju kantor dewan di Jalan Balaikota.

Setibanya di lokasi, mereka menggelar orasi dan menyerahkan dokumen berisi lima tuntutan utama kepada anggota DPRD Kota Pasuruan.

Advertisement

Koordinator aksi, M. Yunus, mengatakan banyak motor pengemudi Ojol yang mengalami brebet hingga mogok setelah mengisi BBM jenis Pertalite

“Kami menuntut DPRD dan pemerintah daerah turun tangan. Banyak dari kami yang kehilangan penghasilan karena motor rusak. Ini masalah serius, bukan hanya soal BBM, tapi soal kehidupan kami,” ujarnya.

Dalam dokumen bertajuk Tuntutan dan Permintaan Aksi Nyata (Solusi yang Diharapkan), para pengemudi yang tergabung dalam Aliansi Ojol se-Indonesia menyampaikan lima poin tuntutan utama, yaitu:

1. Menolak kebijakan BBM campuran etanol (bioetanol) yang dinilai dapat merusak komponen mesin, serta mendesak DPRD menjamin kualitas Pertalite sesuai standar RON 90 tanpa campuran bahan lain.

2. Mendesak kajian ulang secara transparan terhadap penggunaan etanol dalam BBM serta meminta pengawasan ketat dan sanksi tegas bagi pihak yang menyalurkan BBM berkualitas buruk.

3. Menuntut ketersediaan BBM berkualitas secara berkelanjutan, termasuk audit kualitas independen yang hasilnya diumumkan secara terbuka kepada masyarakat.

4. Meminta ganti rugi kepada pihak yang bertanggung jawab atas kerusakan kendaraan akibat BBM buruk serta mengadakan audiensi lanjutan dengan Pertamina dan SPBU di wilayah Pasuruan.

5. Mendorong pembentukan posko pengaduan sebagai wadah laporan masyarakat dan mekanisme klaim ganti rugi konsumen secara cepat.

M. Yunus menambahkan, fenomena brebet masih terus terjadi hingga saat ini dan telah menimpa sekitar 200 pengemudi ojek online di Pasuruan, termasuk dirinya sendiri.

“Korban ada sekitar 200-an dari driver ojek online, termasuk saya pribadi. Motor saya sendiri juga mengalami hal yang sama,” ungkapnya.

Menurut Yunus, hingga kini belum ada solusi konkret maupun ganti rugi dari pihak Pertamina, meski para pengemudi telah beberapa kali melakukan audiensi.

Ia juga menyoroti minimnya fasilitas pengaduan di SPBU Kota Pasuruan, yang hanya tersedia di SPBU Gading dan SPBU Gesungwolu, sementara fenomena brebet masih berlanjut hingga kini.

“Kemarin saya bahkan harus mendorong teman kami yang motornya rusak akibat buruknya kualitas BBM,” tambahnya.

Ketua DPRD menyampaikan apresiasinya atas sikap tertib para peserta aksi. Ia menilai cara tersebut lebih efektif dalam menyampaikan aspirasi.

“Demo yang damai, ya, demo damai. Dan ini lebih efektif. Memang dari demo ini jumlahnya hampir 400 orang, tapi ada perwakilan sekitar 10 orang dari koordinator yang kita audiensi. Ada beberapa tuntutan yang sudah tertera dalam rekomendasi itu, dan nantinya akan kami tindak lanjuti,” ujar M. Toyib.

Toyib menambahkan, keluhan yang disampaikan para pengemudi Ojol bukanlah kasus tunggal. Ia menyebut fenomena ini sudah dirasakan masyarakat luas dan berdampak langsung pada sektor ekonomi, khususnya bagi pengemudi yang menggantungkan penghasilan pada kendaraan mereka.

“Apa yang disampaikan teman-teman Ojol ini memang sekarang menjadi fenomena di masyarakat dan sangat merugikan. Kami sudah menerima banyak laporan dan masukan, bahkan ditindaklanjuti dengan demo damai ini. Artinya memang terbukti, dan perlu campur tangan pemerintah, terutama DPRD, untuk mengawal aspirasi masyarakat,” tegasnya.

Toyib juga menyoroti pentingnya penanganan cepat dari pihak terkait agar permasalahan tidak meluas. Ia menyebut DPRD dalam waktu dekat akan mengundang pihak SPBU dan Pertamina untuk memberikan klarifikasi dan pertanggungjawaban terkait mutu BBM yang beredar.

“Mungkin dalam waktu dekat kami akan mengundang SPBU dan Pertamina, dengan pendampingan dari Polres maupun Disperindag. Ini perlu ditindaklanjuti supaya ada kejelasan dan tidak merugikan masyarakat,” ujarnya.

Menariknya, Ketua DPRD turut mengaku mengalami gejala serupa pada kendaraannya. Ia menyebut motornya yang masih baru sempat “nyendut-nyendut” meski bensin masih terisi penuh.

“Saya juga mengalami sendiri, kok. Ada sepeda motor baru, tapi nyendut-nyendut. Saya lihat bensinnya masih ada. Ini salah satu bukti bahwa masalah ini memang nyata dan harus segera ditindaklanjuti,” tutur Toyib.

Ia menambahkan, pemeriksaan serupa juga telah dilakukan di wilayah Kabupaten Pasuruan melalui sidak sebelumnya. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa persoalan mutu Pertalite sudah meluas dan harus segera mendapat perhatian agar masyarakat, terutama para pengemudi ojek online, tidak terus dirugikan.

“Tidak hanya di Kota Pasuruan, di kabupaten pun sudah dilakukan sidak kemarin. Karena kalau tidak segera ditangani, ini akan merugikan masyarakat, terutama ojek online. Kasihan betul,” pungkasnya.

Aksi besar-besaran tersebut sempat menyebabkan arus lalu lintas di jalur utama Pantura tersendat. Polisi menutup sementara akses Jalan Balaikota dan mengalihkan arus kendaraan dari arah Probolinggo-Surabaya ke jalur alternatif hingga massa membubarkan diri dengan tertib setelah audiensi selesai. (*)

Editor: Ikhsan Mahmudi

Komentar Ditutup! Anda tidak dapat mengirimkan komentar pada artikel ini.