Lumajang, – Badan Geologi mengungkap terbentuknya scoria cones atau gunung berapi kecil di puncak Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang.
Fenomena geologi ini menjadi indikator meningkatnya aktivitas vulkanik dan berpotensi memicu guguran lava pijar maupun awan panas dalam waktu dekat.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid menjelaskan, terbentuknya scoria cones terjadi akibat penumpukan material hasil ribuan letusan yang terjadi dalam dua pekan terakhir.
Berdasarkan hasil pengamatan periode 1–15 Oktober 2025, Pos Pengamatan Gunung Api Semeru mencatat 1.129 kali gempa letusan, 23 gempa guguran, 91 gempa hembusan, serta 5 kali tremor harmonik.
“Akumulasi material hasil erupsi, baik letusan maupun aliran lava, membentuk scoria cones yang berpotensi menjadi sumber guguran lava pijar dan awan panas,” kata Wafid dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (24/10/25).
Selain potensi awan panas, Badan Geologi mengingatkan adanya ancaman banjir lahar hujan di sepanjang aliran sungai yang berhulu ke Gunung Semeru. Endapan material panas yang menumpuk di dasar sungai dapat bereaksi dengan air hujan dan memicu aliran lahar atau bahkan erupsi sekunder.
Meski aktivitas vulkanik masih tergolong tinggi, evaluasi menunjukkan tekanan tubuh gunung api mulai menurun. Karena itu, Badan Geologi menetapkan status Gunung Semeru tetap berada di Level II (Waspada).
Masyarakat diimbau untuk tidak beraktivitas di sektor tenggara sejauh 8 kilometer dari puncak, serta menjaga jarak minimal 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan. Hal ini untuk mengantisipasi potensi perluasan awan panas maupun aliran lahar hingga mencapai 13 kilometer dari puncak.
“Waspada terhadap potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru,” katanya. (*)












