Lumajang, – Deru air jatuh dari tebing setinggi hampir 120 meter terdengar menggetarkan, memecah sunyi hutan tropis di kaki Gunung Semeru. Di sinilah berdiri megah Tumpak Sewu, air terjun berundak yang kini menjelma menjadi destinasi unggulan Jawa Timur, bahkan dijuluki sebagai Niagara-nya Indonesia.
Dikenal karena bentuknya yang menyerupai tirai raksasa air, Tumpak Sewu menawarkan pemandangan luar biasa yang sulit ditemukan di tempat lain.
Dari gardu pandang yang dibangun di ketinggian, pengunjung dapat menyaksikan panorama alam dramatis, lembah hijau yang menganga, dikelilingi air terjun melingkar bak mahkota alam.
Namun daya tarik Tumpak Sewu tak berhenti pada keindahan visual saja. Bagi pecinta petualangan, air terjun ini menawarkan pengalaman ekstrem yang menggugah adrenalin.
“Wisatawan asing suka yang ekstrem, naik turun tebing, nyemplung sungai. Sementara yang lokal senangnya yang praktis, buka pintu mobil langsung lihat air terjun. Keduanya kita sediakan,” kata Tolip Ciko, pelaku wisata lokal, Jumat (3/10/25).
Menurut para pelaku wisata, peran beliau sangat penting dalam menyatukan visi pengembangan pariwisata di Pronojiwo, kawasan yang selama ini dikenal sebagai penjaga selatan Gunung Semeru.
“Tumpak Sewu sekarang satu paket. Enggak lagi terpisah. Sudah disatukan demi satu tujuan besar: menjadikan Pronojiwo sebagai ikon wisata nasional berbasis alam,” lanjut Tolip.
Hasilnya mulai tampak. Jumlah wisatawan mengalami lonjakan signifikan. Pada hari-hari biasa, Tumpak Sewu bisa menerima lebih dari 350 wisatawan asing yang datang untuk menjajal jalur treking ekstrem. Saat akhir pekan atau musim liburan, pengunjung lokal bisa menembus 1.000 orang per hari. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra