Lumajang, – Nasib tragis menimpa seorang santri bernama Dewangga Eza Naufal Al Yusen (13), warga Desa Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang.
Dewangga mengalami kerusakan parah pada organ pencernaannya setelah tanpa sengaja meminum cairan air keras jenis HCL (asam klorida) yang dicampur ke dalam botol minuman kemasan oleh temannya sesama santri.
Peristiwa memilukan itu terjadi pada 10 Juli 2025, di salah satu pondok pesantren tempat Dewangga menimba ilmu.
Menurut penuturan ibunya, Ratna Purwari (38), anak muntah-muntah hebat setelah meminum cairan tersebut. Belakangan diketahui, botol minuman itu ternyata berisi cairan HCL yang sengaja dituangkan oleh salah satu santri dari gudang penyimpanan pondok.
“Temannya ambil cairan dari gudang pondok. Di sana ada semen dan cairan HCL. Cairan itu ditaruh di botol minuman, lalu ditawarkan ke temannya, termasuk anak saya. Tak lama setelah meminumnya, dia langsung muntah hebat,” kata Ratna.
Akibat peristiwa itu, Dewangga mengalami luka serius pada sistem pencernaannya. Ia sempat dirawat di beberapa rumah sakit dan bahkan dirujuk ke fasilitas medis yang lebih lengkap.
Namun, kerusakan yang terjadi membuat Dewangga kini tak lagi bisa mencerna makanan secara normal. Berat badannya kini hanya 24 kilogram. Untuk bertahan hidup, ia hanya mengonsumsi susu medis khusus yang direkomendasikan oleh dokter.
Yang lebih memprihatinkan, biaya pengobatan Dewangga tidak seluruhnya ditanggung oleh BPJS. Biaya untuk beli susu khusus dan obat-obatan yang harus dikonsumsi setiap hari mencapai sekitar Rp1 juta per hari.
“Kami dan pihak pondok pesantren berinisiatif menggalang dana. Biayanya sangat besar, sementara kondisi ekonomi kami terbatas,” ungkap Ahmad Syaifudin Amin, Dewan Pengasuh Pondok Pesantren. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra