Menu

Mode Gelap
Toko Emas di Pasirian Lumajang Dibobol Dua Wanita, Kalung 15 Gram Raib Pemkab Lumajang Tanggung Biaya Pengobatan Santri Korban Keracunan Asam Klorida Santri 13 Tahun di Lumajang Keracunan Air Keras, Kini Bertahan Hidup Hanya dengan Susu Khusus Tiga Santri Meninggal Dunia pasca Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk Puting Beliung Terjang Pasuruan, Belasan Rumah dan Gardu Listrik Roboh Mengintip Keseruan Menjajal Lereng Bromo dengan Mobil Remote Control Offroad

Peristiwa · 30 Sep 2025 15:36 WIB

Santri 13 Tahun di Lumajang Keracunan Air Keras, Kini Bertahan Hidup Hanya dengan Susu Khusus


					Nasib tragis menimpa seorang santri bernama Dewangga Eza Naufal Al Yusen (13), warga Desa Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang. (Foto: Asmadi) Perbesar

Nasib tragis menimpa seorang santri bernama Dewangga Eza Naufal Al Yusen (13), warga Desa Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang. (Foto: Asmadi)

Lumajang, – Nasib tragis menimpa seorang santri bernama Dewangga Eza Naufal Al Yusen (13), warga Desa Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang.

Dewangga mengalami kerusakan parah pada organ pencernaannya setelah tanpa sengaja meminum cairan air keras jenis HCL (asam klorida) yang dicampur ke dalam botol minuman kemasan oleh temannya sesama santri.

Peristiwa memilukan itu terjadi pada 10 Juli 2025, di salah satu pondok pesantren tempat Dewangga menimba ilmu.

Menurut penuturan ibunya, Ratna Purwari (38), anak muntah-muntah hebat setelah meminum cairan tersebut. Belakangan diketahui, botol minuman itu ternyata berisi cairan HCL yang sengaja dituangkan oleh salah satu santri dari gudang penyimpanan pondok.

“Temannya ambil cairan dari gudang pondok. Di sana ada semen dan cairan HCL. Cairan itu ditaruh di botol minuman, lalu ditawarkan ke temannya, termasuk anak saya. Tak lama setelah meminumnya, dia langsung muntah hebat,” kata Ratna.

Akibat peristiwa itu, Dewangga mengalami luka serius pada sistem pencernaannya. Ia sempat dirawat di beberapa rumah sakit dan bahkan dirujuk ke fasilitas medis yang lebih lengkap.

Namun, kerusakan yang terjadi membuat Dewangga kini tak lagi bisa mencerna makanan secara normal. Berat badannya kini hanya 24 kilogram. Untuk bertahan hidup, ia hanya mengonsumsi susu medis khusus yang direkomendasikan oleh dokter.

Yang lebih memprihatinkan, biaya pengobatan Dewangga tidak seluruhnya ditanggung oleh BPJS. Biaya untuk beli susu khusus dan obat-obatan yang harus dikonsumsi setiap hari mencapai sekitar Rp1 juta per hari.

“Kami dan pihak pondok pesantren berinisiatif menggalang dana. Biayanya sangat besar, sementara kondisi ekonomi kami terbatas,” ungkap Ahmad Syaifudin Amin, Dewan Pengasuh Pondok Pesantren. (*)


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 19 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Tiga Santri Meninggal Dunia pasca Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk

30 September 2025 - 14:35 WIB

Puting Beliung Terjang Pasuruan, Belasan Rumah dan Gardu Listrik Roboh

30 September 2025 - 12:41 WIB

Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk, Timpa Seratusan Santri

29 September 2025 - 20:38 WIB

Hilang Sejak Kamis, Lansia Asal Jambearum Lumajang Ditemukan Meninggal di Kebun Desa Pagowan

29 September 2025 - 15:26 WIB

Kapal Pencari Tiram Terbalik Dihantam Ombak, Dua Nelayan di Kota Pasuruan Tewas

29 September 2025 - 15:01 WIB

Pemotor di Kota Probolinggo Tabrak Truk, Satu Orang Meninggal Dunia

28 September 2025 - 07:28 WIB

Duh! Motor Warga Kedungsupit Probolinggo Terbakar saat Dikendarai

26 September 2025 - 19:10 WIB

Kebakaran Landa Gedung PT. Sorini Towa Berlian Corporindo, Tiga Pekerja Luka Bakar

25 September 2025 - 16:52 WIB

Petaka Dinihari, Api Lalap Gedung SMKN 1 Winongan Pasuruan

23 September 2025 - 11:05 WIB

Trending di Peristiwa