Lumajang, – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang melakukan pencegahan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). GAKI salah satu masalah kesehatan yang masih menjadi ancaman tersembunyi di masyarakat.
Melalui Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB), Pemkab Lumajang melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) terhadap peredaran garam konsumsi di sejumlah pasar tradisional.
Ketua Tim Kelompok Kerja KIA Gizi Ibu, Farianingsih mengatakan, kegiatan yang dilakukan menyasar pasar-pasar strategis seperti Pasar Tempeh, Jatisari, Kunir, Yosowilangun, Randuagung, dan Jatiroto, dengan tujuan utama menguji kadar yodium pada garam yang beredar di masyarakat.
“Garam beryodium adalah kunci utama dalam mencegah penyakit gondok, gangguan tumbuh kembang, hingga penurunan kecerdasan anak. Karena itu, pengawasan ini sangat penting untuk memastikan masyarakat mendapatkan garam yang benar-benar aman dan sehat,” katanya, Kamis (25/9/25).
Selain itu, kata dia, tim GAKI mengambil sampel langsung dari pedagang dan menguji kadar yodiumnya menggunakan alat uji cepat. Hasil sementara menunjukkan mayoritas garam memenuhi standar kandungan yodium, namun masih ditemukan beberapa produk yang kadar yodiumnya rendah atau tidak sesuai standar kesehatan.
Temuan tersebut langsung ditindaklanjuti dengan edukasi kepada pedagang mengenai pentingnya memilih dan menjual garam yang telah melalui proses yodisasi, lengkap dengan label resmi dan izin edar. Pedagang juga diberi pemahaman mengenai cara penyimpanan garam yang benar agar kadar yodium tetap terjaga.
“Ini bukan sekadar pemeriksaan teknis. Kita ingin membangun kesadaran pedagang bahwa kualitas garam yang mereka jual berdampak langsung pada kesehatan masyarakat,” jelas Farianingsih.
Lebih lanjut ia menjelaskan, kekurangan yodium dapat menyebabkan gondok dan keterbelakangan mental, gangguan konsentrasi, rendahnya daya tahan tubuh, serta masalah perkembangan otak anak-anak.
“Pilih garam beryodium yang memiliki label dan izin edar. Langkah sederhana ini bisa mencegah anak-anak kita dari masalah gizi yang serius dan membangun keluarga yang sehat,” pungkasnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra