Menu

Mode Gelap
Cuaca Ekstrem, BPBD Jember: Waspadai Potensi Banjir dan Longsor Hingga 17 September Mengenal Gus Hafid dari Ponpes Nurul Qodim, Kiai Muda Sejuta Potensi Harapan Nahdliyin Waspada Penipuan dan Penculikan Anak, Pemkot Probolinggo Keluarkan Surat Edaran Jelang MTQ XXX Jawa Timur, Jember Optimistis Lolos Tiga Besar Terisolasi Akibat Banjir Lahar Semeru, Puluhan Siswa SD Tak Bisa Sekolah Coret ‘Police Killed People’ Dua Pemuda Dibekuk Polisi

Religi & Pesantren · 11 Sep 2025 19:44 WIB

Mengenal Gus Hafid dari Ponpes Nurul Qodim, Kiai Muda Sejuta Potensi Harapan Nahdliyin


					POTENSIAL: KH. Hafidzul Hakiem Noer atau Gus Hafid, kiai muda sejuta potensi yang diharapkan jadi nakhoda baru PCNU Kota Kraksaan, Probolinggo. (Foto: IG: hafidhakiem) Perbesar

POTENSIAL: KH. Hafidzul Hakiem Noer atau Gus Hafid, kiai muda sejuta potensi yang diharapkan jadi nakhoda baru PCNU Kota Kraksaan, Probolinggo. (Foto: IG: hafidhakiem)

Probolinggo,-Siapa yang tidak mengenal KH. Hafidzul Hakiem Noer, atau akrab disapa Gus Hafid. Sosok kharismatik kelahiran 20 Januari 1985 ini dikenal luas sebagai Khodimul Majelis Syubbanul Muslimin, sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Nurul Qodim, Kalikajar, Paiton, Kabupaten Probolinggo.

Lahir dari pasangan KH. Nuruddin dan Hj. Umi Salamah, Gus Hafid tumbuh di lingkungan pesantren sejak kecil. Ia dibesarkan dengan nasihat luhur sang abah:

“Dua hal yang harus dijaga: ilmu dan istiqamah dalam ibadah. Dunia bisa hilang, tapi jika dua ini dimiliki, insyaAllah selamat dunia akhirat.” Pesan itu menjadi bekal perjalanan panjangnya dalam menuntut ilmu dan berdakwah.

Jalan Panjang Menuntut Ilmu

Setelah menamatkan pendidikan dasar di MI Nurul Qur’an, Gus Hafid bertekad memperdalam ilmu agama. Ia kemudian mondok di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri (1996–2005), tempat ia menyelesaikan pendidikan MTs dan MA.

Tak berhenti di situ, haus akan ilmu membawanya ke Rubaath Tarim, Hadramaut, Yaman (2006–2009). Di sana ia berguru langsung kepada ulama besar seperti Habib Salim Al Assyatiri.

Kala itu, gurunya berpesan agar Gus Hafid terus berdakwah di manapun berada, karena dakwah adalah pondasi tegaknya Islam.

Setahun silam ia baru selesai  menempuh studi magister di Universitas Islam Malang. Dengan perpaduan tradisi pesantren dan pendidikan akademik, Gus Hafid hadir sebagai dai muda dengan pemikiran moderat dan gaya dakwah yang dekat dengan generasi milenial.

Syubbanul Muslimin: Dakwah Melalui Shalawat

Melalui Majelis Syubbanul Muslimin, Gus Hafid menemukan jalan dakwah yang unik: merangkul pemuda dengan shalawat dan lantunan lagu religi.

Majelis ini kini dikenal luas, dengan jangkauan dakwah yang menembus seluruh provinsi di Indonesia, bahkan hingga luar negeri – seperti China, Singapura, Malaysia, Hongkong, dan Taiwan.

Tak hanya berdakwah secara langsung, Syubbanul Muslimin juga memanfaatkan media digital. Channel YouTube resmi majelis ini bahkan memiliki lebih dari 3 juta subscribers, dengan pendapatan yang digunakan sepenuhnya untuk keberlangsungan majelis dan kegiatan syiar.

“Banyak pemuda yang awalnya jauh dari agama, pelan-pelan kembali mendekat lewat majelis ini. Prinsip kami sederhana: kenalkan, cintakan, lalu arahkan. Itu lebih efektif daripada dakwah yang mudah menghakimi,” tutur Gus Hafid yang juga hobi gowes dan motor trail.

Restu Para Kiai dan Kiprah di NU

Gus Hafid mendapat dorongan para kiai sepuh Probolinggo untuk berkhidmat menahkodai PCNU Kota Kraksaan. Ia mendapatkan dukungan dan doa dari KH. Zuhri Zaini (Pengasuh Ponpes Nurul Jadid) serta KH. Hasan Mutawakkil Alallah (Pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong).

Satu tahun silam, ia bahkan mendapat dorongan langsung dari Gus Atok, putra KH. Anwar Manshur Lirboyo.

Di organisasi ke-NU-an, Gus Hafid aktif sebagai pengurus MWCNU Paiton, Wakil Ketua LDNU Kraksaan, dan Bendahara PW Rijalul Anshor Jawa Timur.

Semua itu menambah kuat rekam jejaknya sebagai kader NU yang matang dalam pengalaman dan pengabdian.

Harapan Baru untuk NU Kraksaan

Dengan bekal ilmu, pengalaman dakwah nasional-internasional, serta restu para kiai besar, nama Gus Hafid kini disebut-sebut sebagai salah satu figur muda yang potensial memimpin PCNU Kraksaan.

Namun, bagi Gus Hafid, semua perjalanan ini bukan tentang jabatan, melainkan tentang khidmah kepada warga Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin.

“NU adalah rumah kita bersama. Saya hanya ingin terus berkhidmah, melanjutkan pesan guru-guru dan abah saya: menjaga ilmu dan istiqamah dalam ibadah,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 49 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Jelang MTQ XXX Jawa Timur, Jember Optimistis Lolos Tiga Besar

11 September 2025 - 18:02 WIB

Jelang Konfercab, Nadhliyin Dorong Kiai Romli dan Nun Hafidz Nakhodai NU Kraksaan

3 September 2025 - 11:57 WIB

Festival Da’i Muda LDNU Kraksaan Tuntas, Sukses Cetak 6 Kader Dakwah Terbaik

31 Agustus 2025 - 08:46 WIB

Bersarung dan Berkopiah Merah Putih, Santri Lumajang Upacara Hari Kemerdekaan

17 Agustus 2025 - 12:17 WIB

Kiai Hasan Genggong, Ulama Sejuta Karomah dengan Jejak Spiritual Mendalam

10 April 2025 - 22:15 WIB

Berburu Barokah, Ribuan Jemaah Hadiri Haul Kiai Hasan Genggong ke-72

10 April 2025 - 16:48 WIB

TP PKK Lumajang Tebar Ilmu Perkuat Iman dengan Kajian Tafsir dan Tahsin Al-Qur’an

27 Maret 2025 - 15:41 WIB

NU Lumajang Beberkan Lima Keistimewaan yang Perlu Diketahui Saat Bulan Ramadhan

6 Maret 2025 - 11:54 WIB

Tentukan Awal Ramadhan, NU Kota Probolinggo Tunggu Sidang Isbat

26 Februari 2025 - 09:28 WIB

Trending di Religi & Pesantren