Menu

Mode Gelap
Tajemtra 2025 Siap Digelar, 15.171 Peserta Terdaftar Polemik Royalti Musik, Pengusaha Hotel Bromo Mengaku Keberatan Cegah Pinjol, Pemkab Lumajang Gandeng OJK Perkuat Literasi Keuangan 1.000 Ton Gula Lumajang Diserap Pemerintah Pusat Selama Satu Hingga Dua Hari KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer sebagai Tersangka Dugaan Pemerasaan Sertifikat K3 Pasca Digeledah Kejaksaan, Disdikdaya Probolinggo Wajibkan Skrining Perpanjangan Kontrak PTT

Pemerintahan · 22 Agu 2025 18:49 WIB

Cegah Pinjol, Pemkab Lumajang Gandeng OJK Perkuat Literasi Keuangan


					Kegiatan Hari Menabung 2025 di Bumi Perkemahan Glagaharum, Kandangtepus, Senduro, Lumajang. (Foto: Asmadi)
Perbesar

Kegiatan Hari Menabung 2025 di Bumi Perkemahan Glagaharum, Kandangtepus, Senduro, Lumajang. (Foto: Asmadi)

Lumajang, – Semangat menabung dikemas dengan cara yang menarik dalam kegiatan Hari Menabung 2025 yang berlangsung di Bumi Perkemahan Glagaharum, Desa Kandangtepus, Kecamatan Senduro, Lumajang.

Acara ini menjadi panggung edukasi keuangan sejak dini, yang tak hanya mengajarkan tentang menyimpan uang, tetapi juga membangun kebiasaan mengelola keuangan secara bijak.

Di hadapan ratusan siswa, Bupati Lumajang Indah Amperawati (Bunda Indah) menyampaikan pesan sederhana namun penuh makn  belanja boleh, tapi nabung dulu.

“Kalau anak-anak dikasih uang sama orangtua, jangan langsung habis untuk jajan. Sisihkan dulu untuk ditabung, baru sisanya untuk kebutuhan lain. Itu namanya disiplin keuangan sejak kecil,” kata Bunda Indah, Jumat (22/8/25).

Membangun Karakter Lewat Kebiasaan Menabung

Menurut Bunda Indah, kebiasaan menabung bukan sekadar menyimpan uang, tetapi juga membentuk karakter anak menjadi pribadi yang terencana, hemat, dan bertanggung jawab. Ia bahkan mengenang masa kecilnya, saat menabung di bank menjadi sesuatu yang membanggakan.

“Zaman saya dulu, menabung di bank itu bikin bangga. Sekarang fasilitasnya sudah canggih, ada ATM dari BNI, bahkan bisa nabung lewat aplikasi. Tapi semangatnya harus tetap sama menabung itu keren,” tambahnya sambil tersenyum.

Sementara itu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jember, Mohammad Movid menyoroti, fakta mencemaskan terkait rendahnya literasi keuangan di Indonesia, khususnya di kalangan generasi muda.

Menurutnya, tingkat literasi keuangan nasional masih berada di angka 66 persen, sementara tingkat inklusi sudah mencapai 80 persen. Ketimpangan ini membuka peluang besar bagi penyalahgunaan akses keuangan oleh masyarakat, termasuk ancaman dari pinjaman online (pinjol) ilegal.

“Seharusnya tingkat literasi lebih tinggi daripada inklusi. Karena kalau orang bisa mengakses layanan keuangan tapi tidak paham cara menggunakannya dengan tepat, itu berbahaya,” kata Movid. (*)


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 20 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Gus Haris Ajak BTPN Syariah Kolaborasi Tuntaskan Kemiskinan di Kabupaten Probolinggo

22 Agustus 2025 - 15:41 WIB

Revitalisasi Alun-alun Gagal, Pemkot Probolinggo Akan Tender Ulang

21 Agustus 2025 - 18:45 WIB

Era Digital, Pramuka Diminta Jadi Penjaga Kebenaran dan Etika Siber

21 Agustus 2025 - 16:37 WIB

Dulu Dididik Pramuka, Bunda Indah Ingin Anak Lumajang Ikuti Jejaknya

21 Agustus 2025 - 15:55 WIB

3.378 Tenaga Honorer R4 Jember Rajut Asa Jadi ASN PPPK Paruh Waktu, Namun Terkendala hal ini

21 Agustus 2025 - 05:27 WIB

Larang Study Tour ke Luar Daerah, Bunda Indah Minta Sekolah Eksplor Wisata Desa di Lumajang

20 Agustus 2025 - 15:22 WIB

Alun-Alun Lumajang Bakal Direhabilitasi Rp4,5 Miliar Dimulai September

20 Agustus 2025 - 15:10 WIB

Ditemani Bupati Gus Haris, Gubernur Khofifah Tanam Mangrove di Pantai Bahak

19 Agustus 2025 - 22:10 WIB

Beras, Minyak, Gula hingga Telur Dijual Murah di Taman Kota Pasuruan

19 Agustus 2025 - 16:11 WIB

Trending di Pemerintahan