Probolinggo,- Kabar menggembirakan datang bagi para petani tembakau di Kabupaten Probolinggo. Harga jual tembakau rajangan kering kini melonjak signifikan.
Bahkan harganya tembus hingga Rp 66 ribu per kilogram (kg). Kenaikan harga ini disambut antusias oleh petani yang selama ini mengeluhkan rendahnya harga beli dari tengkulak.
Salah satu gudang pembelian tembakau di Kecamatan Paiton mencatatkan harga pembelian tertinggi tembakau mencapai Rp 66 ribu per kilogram.
Harga minimal pun dipatok tidak kurang dari Rp 50 ribu, tergantung pada kualitas tembakau yang ditawarkan.
M. Suli Faris, Kuasa Pembelian Pabrik di gudang tersebut mengatakan, pihaknya siap membeli langsung hasil panen petani selama kualitasnya terjaga.
Ia menegaskan bahwa harga tinggi ini adalah bentuk komitmen terhadap mutu tembakau petani setempat.
“Sepanjang kualitasnya baik dan sesuai standar, kami siap membeli dengan harga yang layak. Harga minimum kami saat ini Rp 50 ribu, dan yang terbaik bisa sampai Rp 66 ribu per kilogram,” katanya, Jumat (15/8/25).
Tak hanya itu, Faris juga mengajak petani untuk menjual hasil panennya secara langsung ke gudang, tanpa melalui perantara atau tengkulak. Langkah ini dilakukan untuk mencegah adanya permainan harga di tingkat bawah yang seringkali merugikan petani.
“Kami tidak beli orang, kami beli barang. Artinya, siapa pun petaninya, dari mana pun asalnya di Probolinggo, bisa langsung menjual ke kami,” tegasnya.
Meski begitu, pihaknya tetap menekankan pentingnya kejujuran dari pihak petani. Faris meminta agar tembakau yang dijual benar-benar murni dan tidak dicampur dengan bahan lain, seperti gula atau pewarna yang bisa merusak mutu.
“Kami ingin menjadikan petani sebagai mitra. Jika mereka untung, kami pun ikut untung. Tapi jangan sampai ada campuran apa pun dalam tembakau,” imbuh dia.
Kebijakan tersebut disambut positif oleh petani tembakau di berbagai kecamatan di Probolinggo.
Salah satunya Sumarto, petani asal Desa Sumurdalam, Kecamatan Besuk. Ia mengaku mulai panen sejak Juli lalu dan saat itu hanya mendapatkan harga Rp 30–35 ribu per kilogram dari tengkulak.
“Alhamdulillah sekarang harga sudah naik. Tentu ini sangat membantu kami para petani. Kalau bisa langsung ke gudang tanpa tengkulak, ya jelas lebih untung,” Sumarto memungkasi. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra