Menu

Mode Gelap
Wali Kota Pasuruan Susur Sungai, Disangka Cari Balita Hilang Gubernur Khofifah Bagi-bagi Duit di Probolinggo, Nilai Total Rp 10 Miliar Pemkab Jember Siapkan 8 Ribu Kuota Beasiswa Kuliah, Termasuk Biaya Hidup Cemburu Buta Latarbelakangi Pembacokan di Rumah Kos Mayangan Kota Probolinggo Susuri Sungai Gembong, Wali Kota Pasuruan Lakukan Analisis Potensi dan Permasalahan Lingkungan Kunjungan Wisata Meningkat, Pemkab Pasuruan Genjot Target PAD Wisata

Pemerintahan · 19 Jun 2025 18:16 WIB

Susuri Sungai Gembong, Wali Kota Pasuruan Lakukan Analisis Potensi dan Permasalahan Lingkungan


					Walikota Pasuruan menyusuri aliran Sungai Gembong dari Pohjentrek hingga Pelabuhan Kota Pasuruan.
Perbesar

Walikota Pasuruan menyusuri aliran Sungai Gembong dari Pohjentrek hingga Pelabuhan Kota Pasuruan.

Pasuruan, – Walikota Pasuruan, Adi Wibowo, melakukan kegiatan susur Sungai Gembong untuk meninjau langsung kondisi sungai yang melintasi wilayah kota, pada Kamis (19/6/2035). Kegiatan dimulai dari kawasan Pohjentrek dan berakhir di Pelabuhan Kota Pasuruan.

Sebanyak empat unit perahu karet disiapkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pasuruan untuk mendukung kegiatan tersebut.

Dalam keterangannya, Adi menyampaikan bahwa penyusuran ini merupakan bagian dari analisis menyeluruh terhadap kondisi sungai, termasuk potensi, ancaman, hambatan, dan tantangan dalam pengelolaannya.

“Kegiatan ini sudah direncanakan sejak lama untuk melihat langsung kondisi sungai, sekaligus menganalisis potensi, masalah, dan tantangan yang ada. Kota Pasuruan sendiri dikelilingi tiga sungai besar, salah satunya Sungai Gembong,” ujar Adi.

Ia menilai Sungai Gembong memiliki potensi pengembangan, termasuk untuk wisata air, namun terdapat hambatan serius yang perlu ditangani bersama.

“Kita punya potensi untuk wisata sungai. Tapi kendalanya, pertama penyempitan sungai, dan kedua, masalah sampah. Sampah terlihat cukup banyak di beberapa titik. Ini membutuhkan kesadaran kolektif, bukan hanya aturan dari pemerintah, tapi juga keterlibatan masyarakat,” ujarnya.

Adi juga menyoroti keberadaan bangunan di bantaran sungai, yang menurutnya tidak seharusnya dijadikan tempat tinggal karena rawan bencana.

“Masih banyak bangunan di tepi sungai yang semestinya tidak boleh ada. Saat terjadi bencana, risikonya tinggi. Maka ke depan, ini akan kami petakan lebih lanjut agar pembangunan tetap seimbang dengan aspek lingkungan,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 31 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pemkab Jember Siapkan 8 Ribu Kuota Beasiswa Kuliah, Termasuk Biaya Hidup

19 Juni 2025 - 18:48 WIB

Kunjungan Wisata Meningkat, Pemkab Pasuruan Genjot Target PAD Wisata

19 Juni 2025 - 17:52 WIB

Tumpak Sewu: Satu Objek Wisata, Dua Tarif Masuk Berbeda

19 Juni 2025 - 13:30 WIB

Bupati Lumajang Akui Tidak Tahu Titik Kebocoran Pajak Tumpak Sewu

19 Juni 2025 - 12:50 WIB

Pengelolaan Pemandian Selokambang Lumajang Diduga Bocor

19 Juni 2025 - 12:16 WIB

Disidak Bupati Lumajang Terkait Dugaan Penahanan Ijazah, Kuasa Hukum PT WDX Akan Klarifikasi

19 Juni 2025 - 05:55 WIB

Disorot soal Ketimpangan Wilayah, Bupati Pasuruan: Tidak Ada Pasuruan Barat dan Timur

18 Juni 2025 - 18:06 WIB

Pariwisata Tumpak Sewu Terancam Stagnan, Homestay dan Atraksi Pendamping Tak Terkoordinasi

18 Juni 2025 - 17:21 WIB

Ketidaksepemahaman BUMDes dan Pengelola Tumpak Sewu Ancaman Serius bagi Ekonomi Lokal

18 Juni 2025 - 16:38 WIB

Trending di Pemerintahan