Probolinggo,- Selama setengah bulan di Juni, terjadi lonjakan signifikan dalam jumlah pernikahan di Kabupaten Probolinggo. Berdasarkan data dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Probolinggo, hingga pertengahan bulan ini, tercatat sebanyak 1.320 orang atau 660 pasangan resmi melangsungkan akad nikah.
Kepala Subbagian Tata Usaha (Kasubbag TU) Kantor Kemenag Kabupaten Probolinggo, Moh. Sa’dun mengatakan, peningkatan jumlah pernikahan ini berkaitan erat dengan datangnya bulan Dzulhijjah dalam kalender Hijriyah, yang secara tradisional memang kerap dipilih oleh masyarakat untuk melangsungkan pernikahan.
“Bulan Dzulhijjah menjadi salah satu bulan yang dianggap baik oleh masyarakat untuk melaksanakan pernikahan. Oleh karena itu, kami tidak heran bila terjadi lonjakan signifikan pada bulan ini, bahkan dalam setengah bulan pertama saja jumlahnya sudah melebihi angka di bulan sebelumnya (Mei, Red),” katanya, Selasa (17/6/25).
Dari total 24 kecamatan yang ada di Kabupaten Probolinggo, Kecamatan Paiton mencatat jumlah pernikahan tertinggi dengan total 57 pasangan. Disusul oleh Kecamatan Kraksaan sebanyak 55 pasangan, serta Kecamatan Besuk dengan 50 pasangan.
Sementara itu, jumlah paling rendah tercatat di Kecamatan Sukapura, di mana hanya terdapat 10 pasangan yang menikah hingga pertengahan Juni ini.
“Perbedaan jumlah ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah jumlah penduduk,” ujarnya.
Ia melanjutkan, jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, peningkatan jumlah pernikahan pada Juni ini tergolong sangat signifikan. Sepanjang Mei, hanya tercatat 330 pasangan yang melangsungkan pernikahan.
Dengan demikian, angka pernikahan di bulan Juni telah meningkat dua kali lipat hanya dalam waktu setengah bulan.
“Karena ini baru data sampai pertengahan Juni, kami perkirakan jumlah pasangan yang menikah hingga akhir bulan masih akan terus bertambah,” ucapnya.
Sa’dun melanjutkan, Dzulhijjah sebagai bulan yang dianggap membawa berkah, turut mendorong banyak pasangan untuk melangsungkan pernikahan pada saat ini.
Dalam budaya masyarakat Madura dan Jawa yang banyak mendiami Probolinggo, bulan-bulan tertentu dalam kalender Islam memiliki nilai religius yang tinggi.
“Ini bukan hanya soal administrasi, tapi juga menyangkut tradisi dan keyakinan. Banyak yang meyakini bahwa menikah di bulan Dzulhijjah membawa keberkahan dalam rumah tangga,” papar dia. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra