Lumajang, – Erupsi Gunung Semeru pada 4 Desember 2021 silam meninggalkan dampak yang sangat besar bagi petani di Lumajang. Erupsi itu terutama berasal dampak bagi ribuan hektar sawah yang mengandalkan sistem irigasi dari empat dam utama yakni, Dam Klerek, Dam Lubang Kiri, dan dua dam lainnya yang sangat vital.
Erupsi Semeru yang terjadi pada akhir 2021 menyebabkan kerusakan parah pada sistem irigasi yang selama ini menjadi sumber kehidupan bagi petani di Lumajang.
Lahan sawah 2.165 hektar bergantung pada empat dam utama yang mengalami kekeringan berkepanjangan akibat kerusakan infrastruktur tersebut. Kondisi ini menyebabkan penurunan hasil panen secara signifikan dan mengancam ketahanan pangan lokal.
Dalam upaya mempercepat perbaikan dam-dam tersebut, Bupati Lumajang Indah Amperawati terus melakukan komunikasi dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Makanya saya itu, bolak-balik ke Pak Menteri PUPR memohon supaya Dam Klerek, Dam Lubang Kiri, dan dua dam lainnya segera diperbaiki. Saya bilang ke Pak Menteri, kita tidak bisa membiarkan ini berlarut-larut sampai bertahun-tahun,” ungkap Bupati Lumajang yang akrab disapa Bunda Indah itu, Jumat (13/6/25).
Bunda Indah menegaskan, kerusakan yang terjadi sudah berlangsung selama empat tahun sejak erupsi, dan jika perbaikan terus tertunda, pemulihan lahan pertanian akan semakin sulit karena tanah yang kering dan rusak membutuhkan waktu lama untuk kembali subur.
“Alhamdulillah Pak Menteri sudah oke kok, sebenarnya. Bahkan beliau sudah menyatakan kesiapan untuk mulai pengerjaan perbaikan tahun depan,” lanjut Bunda Indah.
Perbaikan empat dam utama ini sangat bermanfaat bagi 2.165 hektar sawah yang selama ini bergantung pada pasokan air dari dam tersebut.
“Insya Allah, tahun depan sudah dikerjakan. Petani-petani pada senang sekali mendengar kabar ini,” pungkasnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra