Probolinggo,- Sedikitnya 80 Kepala Keluarga (KK) dengan 240 jiwa di Dusun Dulungan RT/RW 11/04 Desa Tulupari, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, mengalami krisis air bersih.
Kekurangan air bersih terjadi akibat kekeringan yang terjadi di kawasan tersebut. Sementara hujan sudah lama tidak turun meski di daerah lain curah hujan masih cukup tinggi.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo, Oemar Sjarief mengatakan, Desa Tulupari sejatinya termasuk wilayah yang jarang mengalami permintaan air bersih.
Namun, musim kemarau panjang tahun ini menyebabkan sejumlah sumur warga mengering. Alhasil, diperlukan tindakan cepat untuk mengatasi kelangkaan air bersih.
Jum’at (30/5/2025), Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC PB) BPBD Kabupaten Probolinggo, mendistribusikan bantuan air bersih kepada warga dengan total 6.000 liter air disalurkan.
“Desa ini sebenarnya tidak termasuk daerah langganan krisis air. Karena itu, kami akan melakukan asesmen menyeluruh untuk melihat potensi kekeringan ke depan dan tentu akan berkoordinasi dengan instansi lain untuk penanganan lanjutan,” ujar Oemar.
Ia menambahkan, pihaknya siap membantu masyarakat, tidak hanya melalui distribusi air bersih, tetapi juga dengan pendekatan mitigasi jangka panjang.
Pembangunan sumber air alternatif dan edukasi penggunaan air secara efisien, menurut Oemar, penting dilakukan agar krisis air bersih di Desa Tulupari tidak terulang.
“Kekeringan yang terjadi di Desa Tulupari ini berdampak signifikan terhadap kehidupan sehari-hari warga,” cetus Oemar.
“Selain kesulitan mendapatkan air untuk minum dan memasak, warga juga terpaksa menghemat air untuk mandi dan mencuci yang pada akhirnya dapat memengaruhi kondisi kesehatan dan sanitasi lingkungan,” bebernya. (*)
Editor : Mohammad S
Publisher : Keyra