Probolinggo,- Polemik penataan kawasan GOR A. Yani Kota Probolinggo, yang bakal berimbas pada pembongkaran sarana latihan cabang olahrga (cabor) panjat tebing, terus bergulir.
Komisi 1 DPRD Kota Probolinggo pun akhirnya menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP), untuk mencari titik temu, Selasa malam (20/5/25).
Dalam RDP itu, wakil rakyat mengundang pengurus KONI perwakilan cabor FPTI, Dispopar Kota Probolinggo, Bappeda Kota Probolinggo, dan sejumlah instansi terkait.
Ketua FPTI Kota Probolinggo, Iwan Rosidi mengaku resah dengan rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo yang akan menata kawasan GOR A. Yani dengan memindahkan sarana latihan panjat tebing.
“Saat hendak berangkat ke Kejurprov, ada petugas dari Dinas PUPR Kota Probolinggo datang untuk mengukur. Dari situlah kami dan atlet resah, namun kami berharap, tetap bisa latihan di lokasi saat ini,” kata Iwan.
Terkait rencana Pemkot Probolinggo, Kepala Bappeda Litbang Kota Probolinggo, Diah Sajekti mengungkapkan bahwa sampai saat ini belum ada dokumen masuk perihal rencana penataan GOR A. Yani ke instansinya.
“Pada intinya kami yang ada di pusat penelitian dan kajian belum ada kajian terkait hal tersebut. Kalaupun ada usulan perencanaan pembangunan dari salah satu satuan kerja, maka kami diajak juga untuk berbicara,” beber Diah.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Dispopar) Kota Probolinggo, Fajar Purnomo menyebut bahwa penataan kawasan GOR A. Yani bermula dari keinginan Walikota pasca melihat kekumugan di kawasan itu.
Rencananya, imbuh Fajar, kawasan itu akan ditata ulang menjadi area sentra kuliner dan sebagian tetap menjadi tempat latihan para atlet.
“Dari situlah, digelarlah rapat di ruang Asisten Pembangunan Pemkot yang mengundang Dispopar juga PUPR untuk membahas penataan ini yang intinya kami siap. Namun di tahun ini Dispopar tidak memiliki anggaran yang ada hanya anggaran pemeliharaan GOR A. Yani,” terangnya.
Fajar mengungkapkan bahwa, konsultan yang ditemui oleh pengurus FPTI, Iwan Rosidi bukan untuk memindah fasilitas panjat tebing. Namun untuk perawatan mulai dari pengecatan hingga perbaikan pagar.
“Tentunya Dispopar ini memiliki tujuan yang sama yakni meningkatkan prestasi atlet, dan kalaupun itu terjadi (penataan kawasan GOR A. Yani, red) maka kami akan undang KONI dan cabor terkait untuk membicarakan hal ini,” tambahnya.
Menjelang berakhirnya RDP, anggota Komisi 1 DPRD Kota Probolinggo, Zainul Fatoni menyimpulkan bahwa seluruh cabor yang ada di GOR A. Yani tetap bisa berlatih dan tidak boleh terganggu konsentrasinya, karena tengah menyiapkan tim ke Porprov Jatim 2025.
“Kami mendorong Dispopar dalam rangka menata GOR A. Yani menjadi pusat olahraga yang memadai maka perlu kajian yang komperhensif. Sehingga tidak hanya pada bidang olahraga namun juga berdampak pada ekonomi masyarakat sekitar,” tutup Zainul. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra