Menu

Mode Gelap
Jalan Mulus Bukan Impian, Pemkab Probolinggo Mulai Perbaiki Jalur Krucil–Tambelang Razia di Besuk, Satpol PP Probolinggo Sita Ratusan Botol Miras plus Wanita Pemandu Lagu Gus Fawait Lepas Kontingen Jember ke Porprov Jatim IX, Targetkan Raih 26 Medali Emas Hutang KSU Cakrawala Semampir Capai Rp 2,2 Miliar, Dewan Panggil Eks Manager Polisi Tangkap Terduga Pencuri Sapi di Lumajang, Satu Tersangka Buron Mabuk Jadi Pemicu Kejahatan, 3 Pemuda di Lumajang Keroyok Korban dan Curi Motor

Budaya · 11 Mei 2025 10:26 WIB

Batu Badar Besi Semeru, Ikon Langka dari Lumajang


					Batu Badar Besi Semeru adalah batu mulia yang terbentuk dari proses geologi panjang dan unik di Gunung Semeru.
Perbesar

Batu Badar Besi Semeru adalah batu mulia yang terbentuk dari proses geologi panjang dan unik di Gunung Semeru.

Lumajang, – Batu Badar Besi Semeru adalah batu mulia yang terbentuk dari proses geologi panjang dan unik di Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa (3.676 meter di atas permukaan laut).

Batu ini berasal dari lahar purba yang mengeras di jalur aliran lava Semeru, khususnya di wilayah Lumajang. Proses pembentukannya melibatkan suhu panas ekstrem dan aktivitas vulkanik yang terjadi ribuan tahun lalu di kawah Jonggring Saloko, sebelah tenggara Puncak Mahameru.

Secara ilmiah, Batu Badar Besi tergolong batu andesit vulkanik dengan kandungan mineral besi tinggi (hematite), yang memberi warna gelap dengan serat merah menyala khas.

Kandungan besi ini juga membuat batu tersebut memiliki sifat magnetik yang kuat, sehingga bisa menempel pada magnet. Motif batu bervariasi, mulai dari hitam pekat dengan serat jala keemasan, putih, perak, hingga urat merah yang unik dan alami.

Proses pembentukan batu ini dimulai dari letusan dan aliran lahar Semeru yang membawa material vulkanik ke permukaan. Material tersebut kemudian mengeras secara alami selama jutaan tahun, mengalami kristalisasi dan metamorfosis akibat tekanan dan suhu tinggi di dalam bumi.

Kondisi geologi lokal di Lumajang yang spesifik membuat batu ini hanya bisa ditemukan di area tersebut, sehingga sangat langka dan bernilai tinggi.

Selain keindahan dan keunikan fisiknya, Batu Badar Besi Semeru juga dipercaya memiliki energi positif dan khasiat perlindungan spiritual, terutama oleh masyarakat sekitar dan penggemar batu akik. Hal ini menambah nilai mistis dan daya tarik batu ini di kalangan kolektor lokal maupun internasional.

Batu Badar Besi Semeru kini tidak menjadi simbol kekayaan alam dan budaya Lumajang, tapi juga penggerak ekonomi kreatif lokal melalui pembuatan aksesoris seperti cincin, gelang, dan liontin yang diminati pasar dalam dan luar negeri.

Dengan keistimewaan asal-usul dan proses pembentukannya yang panjang serta nilai estetika dan spiritual, batu ini menjadi ikon batu mulia khas Gunung Semeru yang langka dan berharga.

Cincin dari Batu Badar Besi Semeru kini menjadi magnet baru di pasar batu mulia, dengan harga yang bervariasi antara Rp1 juta hingga Rp5 juta, tergantung pada kejernihan dan keunikan serat merahnya yang memikat. Keistimewaan batu ini bukan hanya soal nilai estetika, tetapi juga kisah dan energi alam yang terkandung dalam setiap seratnya.

Sigit, anggota Komunitas Batu Semeru, menuturkan bahwa daya tarik utama batu ini terletak pada serat merah yang kuat dan motif alaminya yang tidak bisa ditemukan di tempat lain.

“Serat merah yang khas membuat banyak pembeli dari Malaysia dan Singapura terpikat,” kata dia, Minggu (11/5/25).

Potensi ekonomi dari batu ini mendapat perhatian serius dari Pemerintah Lumajang.

Bupati Lumajang, Bunda Indah menyatakan, dukungannya untuk mendorong perajin lokal agar memanfaatkan momentum ini dengan memasarkan produk melalui pameran UMKM, toko oleh-oleh, dan kanal digital.

“Langkah ini diharapkan dapat memperkuat ekonomi kreatif sekaligus membuka peluang pasar global,” kata wanita yang akrab disapa Bunda Indah itu. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 111 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Basuh Kaki Orang Tua, Tradisi Siswa di Kota Probolinggo saat Hadapi Kelulusan

19 Juni 2025 - 14:48 WIB

Segoro Topeng Kaliwungu, Harmoni Seni dan Pelestarian Alam

19 Juni 2025 - 14:11 WIB

Dihadiri Menteri Kebudayaan, Dua Dukun Pandita Dikukuhkan di Pura Luhur Poten

11 Juni 2025 - 14:37 WIB

Mengenal Sate Lanjeng, Tradisi Tahunan Santri Bani Rancang Probolinggo saat Idul Adha

10 Juni 2025 - 06:35 WIB

Ngater Kajien Iringi Keberangkatan Belasan Jamaah Calon Haji asal Pulau Gili Ketapang

25 Mei 2025 - 13:17 WIB

Desa Senduro, Permata Lumajang dalam Program Berseri: dari Alam hingga Moderasi Beragama

19 Mei 2025 - 17:20 WIB

Pradaksina, Ritual Puncak Perayaan Waisak di Klenteng Tri Dharma Sumber Naga Probolinggo

13 Mei 2025 - 08:54 WIB

Pariwisata Lumajang Butuh Inklusi Pelaku Lokal, Bukan Sekadar Panggung untuk EO Luar

11 Mei 2025 - 16:10 WIB

Harjakabpro ke-279, Ada Selametan Bumi di Alun-alun Kraksaan

10 Mei 2025 - 06:34 WIB

Trending di Budaya