Menu

Mode Gelap
Mengenal Roisatul Muttaqin Alalloh, Dara Cantik asal Jorongan Probolinggo yang Wakili Indonesia di 3 Negara Bupati Tersentuh Nasib Lansia Tinggal di Rumah Tidak Layak di Kunir Pemilik Kafe Magnolia Siap Buka Ruang Komunikasi Soal Lahan Parkir Terungkap! Ini Alasan Pria di Pasuruan Nekat Curi Pakaian Dalam Wanita Kejari Lumajang Selidiki Dugaan Korupsi Alih Fungsi Sungai Asem Sambut HUT RI ke-80, Pemkot Probolinggo Bagikan 6 Ribu Bendera ke Warga

Budaya · 29 Mar 2025 02:06 WIB

Pawai Ogoh-ogoh Meriah di Lumajang, Wujud Toleransi Menjelang Nyepi dan Lebaran


					Arak-arakan ogoh-ogoh menyambut Hari Raya Nyepi. Perbesar

Arak-arakan ogoh-ogoh menyambut Hari Raya Nyepi.

Lumajang, – Menyambut puncak perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947 yang jatuh pada 29 Maret 2025, ribuan umat Hindu di Lumajang, menggelar pawai ogoh-ogoh di Jalan Raya Senduro pada Jumat malam (28/3/2025).

Pawai ogoh-ogoh tersebut merupakan seremonial setiap tahun pada malam hari sebelum Nyepi. Acara dibanjiri ribuan warga hingga menyedot perhatian para pengguna jalan raya di Desa Senduro, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.

Atraksi dan arak-arakan ogoh-ogoh saat upacara Tawur Agung Kesanga diiringi musik tradisional dan diwarnai aksi atraksi para peserta.

Aksi yang memukau ini cukup memeriahkan pawai mengelilingi rute kurang lebih 4 kilometer yang berujung di lapangan Pura Mandara Giri Semeru.

Uniknya, dalam gelaran ini tak hanya diikuti umat Hindu. Sebagian umat Islam juga ikut menyambut Hari Raya Nyepi dan Lebaran  dengan menyemarakkan pawai ogoh-ogoh ini dengan turut serta melakukan arak-arakan.

Bahkan, setiap ogoh-ogoh yang dibuat juga hasil karya swadaya warga lintas agama. Keguyuban dan kerukunan ini sebagai wujud toleransi umat beragama bagi warga di Kecamatan Senduro.

Kenyo, pengunjung mengaku, sengaja datang ke pawai ini untuk menyaksikan atraksi ogoh-ogoh serta pertunjukan tari.

“Seru banget, senang lihat atraksinya, tari-tariannya maupun musiknya kental dengan budaya lokal. Nonton pawai ini serasa atmosfer di Bali tapi ini di Lumajang,” katanya.

Sementara itu, Kepala Pembinmas Hindu Kanwil Kemenag Jawa Timur, Budiono mengatakan, setidaknya ada sebanyak 17 patung ogoh-ogoh ikut serta dalam arak-arakan.

Menurutnya, pawai ogoh-ogoh juga sebagai puncak perayaan upacara Tawur Agung Kasanga. Tujuannya, pawai ini untuk membersihkan diri maupun lingkungan dari unsur-unsur negatif. Pawai ogoh-ogoh dilakukan sebagai bentuk pengusiran bala atau roh jahat.

Selain itu, juga untuk menyucikan lingkungan dari malapetaka, sehingga perayaan Nyepi berjalan aman dan tentram.

“Ogoh-ogoh ini merupakan simbol dari Si Butha Kala yakni, makhluk yang menganggu manusia. Pawai ini bertujuan untuk membersihkan segala energi negatif pada diri manusia,” ujarnya.

Usai diarak, belasan ogoh-ogoh ini kemudian dibakar sebagai simbol pemusnahan roh jahat sekaligus pembersihan diri.

Di samping itu, Ketua Harian Pura Mandhara Giri Semeru, Agung Wira Dharma mengatakan, ogoh-ogoh tidak hanya dibakar begitu saja.

“Pembakaran ogoh-ogoh memiliki makna dan harapan agar dunia kembali bersih dan bebas dari segala gangguan makhluk dan roh jahat,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 82 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Wisatawan Mancanegara Ramaikan Tradisi Jolen di Lereng Gunung Semeru

28 Juli 2025 - 19:28 WIB

Tradisi Ujung dan Ujub, Upaya Menolak Bala di Desa Kandangan

28 Juli 2025 - 18:00 WIB

Dari Tumpeng hingga Sayuran, Warga Berebut Isi Jolen Penuh Kegembiraan

28 Juli 2025 - 14:24 WIB

Ada Nilai Filosofis Calon Arang dalam Pementasan Seni Menyuarakan Dharma

21 Juli 2025 - 09:26 WIB

Tradisi Tak Lekang Waktu, Bhakti Penganyar Jadi Jembatan Budaya Bali dan Jawa

18 Juli 2025 - 15:00 WIB

1.923 Petani Lumajang Tercakup Asuransi Usaha Tani Padi

10 Juli 2025 - 16:52 WIB

Cok Ace Dorong Kolaborasi Budaya Bali dengan Lumajang

10 Juli 2025 - 16:21 WIB

Diresmikan Saat Purnama 1992, Pura di Senduro Kini Jadi Titik Sakral Umat Hindu

10 Juli 2025 - 15:52 WIB

Pujawali Rama Satunggal Warsa, Momen Pererat Persaudaraan Umat Hindu se-Nusantara

6 Juli 2025 - 18:02 WIB

Trending di Budaya