Menu

Mode Gelap
Mediasi Buntu, Paguyuban Pedagang Oleh-oleh Haji Keukeh Berjualan di Sekitar Masjid Alun-alun Tinjau Pembangunan Jembatan Penghubung Condong – Brabe, Gus Haris Upayakan Akses Permanen Kesetrum Saat Kegiatan Sekolah, Siswa SMPN 3 Kota Pasuruan Tewas Tiga Direktur BUMD Lumajang Mundur, Bupati Siapkan Seleksi Visioner dan Audit PD Semeru Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional Sepasang Kekasih Kena Begal di Jalan Barito Kota Probolinggo, Motor Raib

Lingkungan · 6 Okt 2024 18:15 WIB

Gunung Semeru Erupsi, Luncurkan Awan Panas hingga 600 Meter


					Saat Gunung Semeru Erupsi dan meluncurkan awan panas hingga 600 meter di atas puncak. Perbesar

Saat Gunung Semeru Erupsi dan meluncurkan awan panas hingga 600 meter di atas puncak.

Lumajang, – Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang mengalami erupsi pada Minggu (6/10/24) pagi. Berdasarkan laporan petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru, Liswanto, erupsi terjadi pada pukul 07.34 WIB.

“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Minggu, 6 Oktober 2024, pukul 07:34 WIB. Tinggi kolom letusan teramati ± 600 m di atas puncak (± 4.276 m di atas permukaan laut), ” tulis Liswanto dalam laporannya.

Dalam laporan tertulisnya, Liswanto menyampaikan, semburan abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu.

“Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung,” katanya.

Liswanto juga menyebutkan, hingga saat ini, status Gunung Semeru berada di level ll (waspada).

Dengan tingkat aktivitas Gunung Semeru yang berada pada level II ini, masyarakat diimbau agar selalu mematuhi semua rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh petugas pos pantau Gunung Semeru.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Patria Dwi Hastiadi mengatakan, erupsi yang terjadi di pagi hari itu masih terbilang normal.

“Erupsi yang terjadi pada pagi tadi masih normal, dan tidak ada dampak sama sekali. Aktivitas di lereng Gunung Semeru pun masih normal,” ungkapnya.

Meski begitu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Di samping itu, warga tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar), serta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.

“Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 157 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pasca Yadnya Kasada, Polres Probolinggo Kerahkan Personel Bersih-bersih Bromo

14 Juni 2025 - 20:35 WIB

Lahan Pertanian di Lereng Bromo Jarang Tersentuh Pupuk Subsidi, Pemkab Probolinggo Cari Solusi

13 Juni 2025 - 19:16 WIB

Pasca Yadnya Kasada, Satu Ton Sampah Berserakan di Kawasan Bromo

12 Juni 2025 - 16:20 WIB

Gunung Raung Erupsi, Kolom Abu Setinggi 750 Meter

11 Juni 2025 - 16:19 WIB

Inovasi Desa Purworejo Lumajang Ubah Sampah Organik Jadi Makanan Magot Bernilai Ekonomis Tinggi

28 Mei 2025 - 15:59 WIB

Dinilai Rusak Lingkungan, DPRD Jember Desak Operasional Perusahaan Tambak Dihentikan

27 Mei 2025 - 18:07 WIB

Cuaca Ekstrem Hambat Perbaikan Tanggul Kebondeli, Pemerintah Prioritaskan Keselamatan Warga

25 Mei 2025 - 18:47 WIB

DPRD Sebut Ancaman Kerusakan Makin Parah, PT Kalijeruk di Lumajang Terbukti Langgar Administrasi

25 Mei 2025 - 09:15 WIB

Alih Fungsi Lahan 1.200 Hektar di Lumajang Ancam Banjir dan Krisis Air Bersih

23 Mei 2025 - 20:41 WIB

Trending di Lingkungan