Menu

Mode Gelap
Satpolairud Polres Pasuruan Kota Tempati Gedung Baru di Panggungrejo Fisik Terbatas tak Halangi Para Tunanetra Unjuk Kebolehan di MTQ Jatim XXXI Jember Parkir di Selatan Alun-alun Kota Probolinggo, Motor Matic Raib Residivis Ditangkap Usai Satroni Sekolah dan TPQ Pasca Laka Maut di Jalur Bromo, Usulan Pembangunan Jalur Penyelamat Menguat Kantor KUD di Beji Pasuruan Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

Pemerintahan · 27 Mar 2024 15:45 WIB

Puluhan Hektar Sawah Kekeringan saat Musim Hujan, Dewan Geram Pemkab Lumajang Lakukan Pembiaran


					KEKERINGAN: Warga Desa Sentul, Kec. Sumbersuko, Kab. Lumajang, menunjukkan area persawahan yang mengalami kekeringan. (foto: Asmadi). Perbesar

KEKERINGAN: Warga Desa Sentul, Kec. Sumbersuko, Kab. Lumajang, menunjukkan area persawahan yang mengalami kekeringan. (foto: Asmadi).

Lumajang,- Meski sedang memasuki puncak musim hujan, namun sejumlah wilayah di Kabupaten Lumajang masih dilanda kekeringan. Di Desa Sentul, Kecamatan Sumbersuko, sedikitnya 20 hektare sawah kering kerontang.

Hamparan lahan kosong di Desa Sentul tidak bisa ditanami padi karena tidak adanya air yang mengalir. Bahkan sudah setahun ini pemilik sawah tidak bisa memanfaatkan lahannya untuk menanam padi.

“Apa yang mau ditanam? padi, jagung, atau cabai? airnya tidak mengalir, percuma kalau ditanami. Kalau tetap memaksa, paling lama satu minggu sudah mati tanamannya,” terang salah seorang pemilik sawah, Suki saat ditemui, Rabu (27/3/2024).

Sebelumnya, kata Suki, banyak warga yang beralih menanam cabai untuk menopang ekonomi keluarga dengan target bisa panen menjelang lebaran. Namun, jangankan panen, cabai sudah mati hanya dalam waktu enam hari sejak ditanam.

“Bulan lalu ada yang menanam cabai rawit, harapannya bisa panen menjelang lebaran. Tidak sampek seminggu, bibit cabai yang baru ditanam mati,” jelas Suki.

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lumajang, Bukasan mengatakan, melihat iklim saat ini yang sudah memasuki puncak musim hujan, sawah-sawah itu seharusnya bisa teraliri air sungai.

“Saat ini musim hujan dan lahan tersebut masih belum teraliri air. Saya pikir harus ada irigasi yang jelas, aliaran air yang jelas, harusnya ini ada solusi dari dinas yang terkait,” kecam Bukasan.

“Kita tidak bisa membiarkan lahan dengan luasan 20 hektare kekeringan, padahal seharusnya bisa teraliri air,” tambahnya.

Pemkab Lumajang, menurut Bukasan, harus mencari langkah strategis yang bisa membantu para petani, khususnya di Desa Sentul. Pemerintah daerah, tidak boleh melakukan pembiaran tanpa solusi.

“Kalau sampai hari ini, lahan seluas 20 hektare itu belun dialiri air, bisa dikatakan pembiaran, ya memang dibiarkan. Eman loh, Kabupaten Lumajang menjadi salah satu penopang ketahanan pangan di Jatim. Harusnya ada langkah strategis yang dilakukan Pemkab Lumajang,” cetusnya. (*)

 

 

Editor: Mohamad S

Publisher: Moh. Rochim

Artikel ini telah dibaca 56 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Ketua Komisi D DPRD Lumajang Turun ke Pasrujambe, Serap Aspirasi Kesehatan Warga

15 September 2025 - 16:17 WIB

Pemkab Lumajang Kucurkan Rp891 Juta dari DBHCHT untuk Bangun 54 Gudang Pengering Tembakau

15 September 2025 - 15:51 WIB

Tanamkan Karakter Anti Korupsi, Pemkab Probolinggo Gelar Anti Corruption Fest 2025

15 September 2025 - 12:47 WIB

Lumajang Kawal Percepatan PPPK ke Jakarta, Ribuan Honorer Dapat Kepastian

14 September 2025 - 12:24 WIB

Meriahnya Pembukaan MTQ XXXI Jatim di Jember, Diwarnai Pertunjukan Drone dan Tari Taksu Ilahi

14 September 2025 - 06:57 WIB

MTQ Jawa Timur XXXI di Jember Resmi Dibuka, Disebut Setara Even Nasional

14 September 2025 - 06:33 WIB

Pemkab Jember Terima 158 Program RTLH, Gubernur Khofifah Tinjau Pengerjaan

13 September 2025 - 16:40 WIB

Pemkot Probolinggo Segera Galakkan Siskamling Guna Cegah Gangguan Keamanan

13 September 2025 - 15:38 WIB

Berkah Even MTQ Jawa Timur 2025, Hunian Hotel di Jember Melonjak

13 September 2025 - 08:48 WIB

Trending di Pemerintahan