Menu

Mode Gelap
Mediasi Buntu, Paguyuban Pedagang Oleh-oleh Haji Keukeh Berjualan di Sekitar Masjid Alun-alun Tinjau Pembangunan Jembatan Penghubung Condong – Brabe, Gus Haris Upayakan Akses Permanen Kesetrum Saat Kegiatan Sekolah, Siswa SMPN 3 Kota Pasuruan Tewas Tiga Direktur BUMD Lumajang Mundur, Bupati Siapkan Seleksi Visioner dan Audit PD Semeru Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional Sepasang Kekasih Kena Begal di Jalan Barito Kota Probolinggo, Motor Raib

Pemerintahan · 27 Mar 2024 15:45 WIB

Puluhan Hektar Sawah Kekeringan saat Musim Hujan, Dewan Geram Pemkab Lumajang Lakukan Pembiaran


					KEKERINGAN: Warga Desa Sentul, Kec. Sumbersuko, Kab. Lumajang, menunjukkan area persawahan yang mengalami kekeringan. (foto: Asmadi). Perbesar

KEKERINGAN: Warga Desa Sentul, Kec. Sumbersuko, Kab. Lumajang, menunjukkan area persawahan yang mengalami kekeringan. (foto: Asmadi).

Lumajang,- Meski sedang memasuki puncak musim hujan, namun sejumlah wilayah di Kabupaten Lumajang masih dilanda kekeringan. Di Desa Sentul, Kecamatan Sumbersuko, sedikitnya 20 hektare sawah kering kerontang.

Hamparan lahan kosong di Desa Sentul tidak bisa ditanami padi karena tidak adanya air yang mengalir. Bahkan sudah setahun ini pemilik sawah tidak bisa memanfaatkan lahannya untuk menanam padi.

“Apa yang mau ditanam? padi, jagung, atau cabai? airnya tidak mengalir, percuma kalau ditanami. Kalau tetap memaksa, paling lama satu minggu sudah mati tanamannya,” terang salah seorang pemilik sawah, Suki saat ditemui, Rabu (27/3/2024).

Sebelumnya, kata Suki, banyak warga yang beralih menanam cabai untuk menopang ekonomi keluarga dengan target bisa panen menjelang lebaran. Namun, jangankan panen, cabai sudah mati hanya dalam waktu enam hari sejak ditanam.

“Bulan lalu ada yang menanam cabai rawit, harapannya bisa panen menjelang lebaran. Tidak sampek seminggu, bibit cabai yang baru ditanam mati,” jelas Suki.

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lumajang, Bukasan mengatakan, melihat iklim saat ini yang sudah memasuki puncak musim hujan, sawah-sawah itu seharusnya bisa teraliri air sungai.

“Saat ini musim hujan dan lahan tersebut masih belum teraliri air. Saya pikir harus ada irigasi yang jelas, aliaran air yang jelas, harusnya ini ada solusi dari dinas yang terkait,” kecam Bukasan.

“Kita tidak bisa membiarkan lahan dengan luasan 20 hektare kekeringan, padahal seharusnya bisa teraliri air,” tambahnya.

Pemkab Lumajang, menurut Bukasan, harus mencari langkah strategis yang bisa membantu para petani, khususnya di Desa Sentul. Pemerintah daerah, tidak boleh melakukan pembiaran tanpa solusi.

“Kalau sampai hari ini, lahan seluas 20 hektare itu belun dialiri air, bisa dikatakan pembiaran, ya memang dibiarkan. Eman loh, Kabupaten Lumajang menjadi salah satu penopang ketahanan pangan di Jatim. Harusnya ada langkah strategis yang dilakukan Pemkab Lumajang,” cetusnya. (*)

 

 

Editor: Mohamad S

Publisher: Moh. Rochim

Artikel ini telah dibaca 53 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Tinjau Pembangunan Jembatan Penghubung Condong – Brabe, Gus Haris Upayakan Akses Permanen

16 Juni 2025 - 15:37 WIB

Tiga Direktur BUMD Lumajang Mundur, Bupati Siapkan Seleksi Visioner dan Audit PD Semeru

16 Juni 2025 - 14:23 WIB

Kolaborasi Warga – Pemerintah di Candipuro, Perbaiki Tiga Jalan Desa

15 Juni 2025 - 16:44 WIB

Dari Rp1 Juta ke Rp92 Juta, Pengelolaan Tumpak Sewu Baru Beres Setelah Bupati Lumajang Turun Tangan

15 Juni 2025 - 10:58 WIB

Segoro Topeng Kaliwungu 2025: Sinergi Budaya dan Ekonomi Kreatif Lumajang Siap Mengguncang Dunia

14 Juni 2025 - 19:27 WIB

Bupati Lumajang Siap Bertemu Investor di Jakarta untuk Bahas Pariwisata Kelas Dunia

13 Juni 2025 - 13:24 WIB

Lumajang Belum Punya Perda Tata Kelola dan Destinasi Wisata

13 Juni 2025 - 10:26 WIB

Pemkab Lumajang Tata Ulang Distribusi Pupuk lewat Pembentukan Koperasi Merah Putih

13 Juni 2025 - 09:40 WIB

Mimpi Bersama Wujudkan Sekolah Gratis di Lumajang, Tunggu Juknis dari Pemerintah Pusat

13 Juni 2025 - 09:00 WIB

Trending di Pemerintahan