Menu

Mode Gelap
Turunkan Angka Stunting, Pemkab Jember Cegah Pernikahan Dini Coba Curi Motor di Pasar Maron, Lansia Diamuk Massa Disorot soal Ketimpangan Wilayah, Bupati Pasuruan: Tidak Ada Pasuruan Barat dan Timur Pariwisata Tumpak Sewu Terancam Stagnan, Homestay dan Atraksi Pendamping Tak Terkoordinasi Ketidaksepemahaman BUMDes dan Pengelola Tumpak Sewu Ancaman Serius bagi Ekonomi Lokal Pendapatan Tumpak Sewu Selama Ini Dipertanyakan

Ekonomi · 25 Jan 2024 17:56 WIB

Atasi Deflasi, ini Strategi Pemkab Lumajang Genjot Pertumbuhan Ekonomi


					PUSAT  PEREKONOMIAN: Pasar tradisional menjadi salah satu pusat penggerak perekonomian di Kabupaten Lumajang. (foto: Asmadi). Perbesar

PUSAT PEREKONOMIAN: Pasar tradisional menjadi salah satu pusat penggerak perekonomian di Kabupaten Lumajang. (foto: Asmadi).

Lumajang,- Kabupaten Lumajang disebut sedang tidak baik-baik saja. Pasalnya, roda perekonomian di kota pisang itu tak menunjukan tanda-tanda peningkatan ditengah jeratan deflasi.

Deflasi adalah penurunan nilai barang dan jasa akibat minimnya perputaran uang di pasaran. Deflasi mengakibatkan pertumbuhan ekonomi melambat, bahkan tak jarang jalan ditempat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka Indeks Perkembangan Harga (IPH) di Kabupaten Lumajang mencapai -0,54. Adapun capaian pertumbuhan ekonomi yang aman atau inflasi berada pada kisaran angka 2,5 sampai 1 persen.

“Kita sekarang mengalami deflasi. Angkanya mencapai (-0,54), maka saat ini kita harus carikan cara agar deflasi tidak terus berlanjut,” kata Pj Bupati Indah Wahyuni, Kamis (25/1/24).

Dilain sisi, deflasi ini juga memiliki dampak ganda, yang menguntungkan konsumen sering harga yang terjangkau. Sebaliknya produsen, tak terkecuali petani, justru bakal dirugikan.

Untuk menangani deflasi, Pemkab Lumajang menurut Yuyun, sapaan Indah Wahyuni, harus menyusun strategi kreatif demi menjaga ketersediaan bahan pokok agar tetap stabil.

Bila perlu, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) harus terus melakukan pemantauan Indek Perkembangan Harga (IPH) yang disediakan oleh BPS.

“Upaya dan kebijakan yang kita lakukan berbasis data. Sehingga kami akan terus memantau dan berkoordinasi untuk menjaga kestabilan ekonomi di Kabupaten Lumajang,” Yuyun menjelaskan.

Langkah-langkah ini dilakukan, sambung Yuyun, guna memastikan keseimbangan yang adil antara konsumen dan produsen.

“Terlebih mengamankan kesejahteraan petani, dan menjaga stabilitas ekonomi di tingkat lokal,” pungkas dia. (*)

 

 

Editor: Mohamad S

Publisher: Moch. Rochim

Artikel ini telah dibaca 31 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Serapan Tembakau tak Maksimal, HKTI Probolinggo Temui Bupati Gus Haris

17 Juni 2025 - 22:59 WIB

Perputaran Uang Pemotongan Hewan Kurban di Probolinggo Capai Rp 30 Miliar

14 Juni 2025 - 14:23 WIB

PHRI Lumajang Nilai Kebijakan Mendagri Buka Peluang Besar Pertumbuhan Hotel dan Restoran

8 Juni 2025 - 08:58 WIB

Terjadi Deflasi, Harga Cabai di Jember Turun Drastis

4 Juni 2025 - 01:41 WIB

Gurihnya Keripik Talas Lereng Gunung Semeru Rambah Luar Daerah

29 Mei 2025 - 17:17 WIB

Laris Sebelum Hari H, Sapi Kurban di Pasuruan Hampir Habis

28 Mei 2025 - 17:14 WIB

Disporapar Probolinggo Gelar Pelatihan Digital, Dorong Pegiat Ekonomi Kreatif Kuasai Teknologi

28 Mei 2025 - 16:43 WIB

Jual Sapi Zaman Now: Offline, Online, tetapi Tetap Bikin Dompet Tebal

27 Mei 2025 - 17:16 WIB

Menjelang Idul Adha, Harga Hewan Ternak di Lumajang Merangkak Naik

24 Mei 2025 - 18:34 WIB

Trending di Ekonomi