Menu

Mode Gelap
Gudang Produksi Mebel di Pasuruan Terbakar, Penyebab Belum Diketahui Karnaval Berujung Maut, Bupati Lumajang Akan Evaluasi Sound Horeg Viral! Video Detik-Detik Warga Lumajang Tersungkur Saat Karnaval Sound Horeg Marsda Anumerta Fajar Adriyanto Dimakamkan di Probolinggo KPK Mulai Gerah! Bakal Jemput Paksa 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Tewaskan Eks Kadispen TNI AU

Ekonomi · 26 Mar 2023 17:19 WIB

Awalnya Coba-coba, Pegawai BUMN di Kota Pasuruan Sukses Produksi Sayur Hidroponik-organik


					TELATEN: Wahyu Iqsan di lahan tanaman sayur hidroponik-organik miliknya. (foto: Moh. Rois) Perbesar

TELATEN: Wahyu Iqsan di lahan tanaman sayur hidroponik-organik miliknya. (foto: Moh. Rois)

Pasuruan,- Berawal dari coba-coba untuk membantu teman yang sedang berjuang mencari pekerjaan, Wahyu Iqsan (30), warga Desa Bakalan, Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan, sukses mendirikan usaha produksi sayuran hidroponik dan organik.

Meski tidak memiliki latar belakang ilmu pertanian, Wahyu bertekad untuk belajar dan akhirnya menguasai teknik bercocok tanam hidroponik melalui belajar mandiri dan konsultasi dengan ahlinya.

Minat Wahyu untuk bercocok tanam hidroponik tumbuh setelah belajar lewat YouTube. Sejak tahun 2018, ia pun merintis sayuran hidroponik dan organik yang diberi nama, ‘Wish Farm’.

“Awalnya coba-coba karena teman saya itu jurusan pertanian, daripada nggak ada kegiatan, akhirnya bareng-bareng belajar hidroponik dari youtube,” kata Wahyu, Minggu (26/3/2023).

Menurut pria yang juga bekerja di salah satu BUMN bidang telekomunikasi ini, urban farming melalui teknik hidroponik relatif mudah dikelola. Hal utama yang dibutuhkan adalah pemasangan lubang tanam dan pompa air.

Setelah itu, tanam bibit di rockwool dan kontrol tingkat PH air dan asupan nutrisi yang dibutuhkan. Lahan yang dibutuhkan pun tidak terlalu luas.

“Karena bercocok tanam hidroponik tidak menggunakan pestisida dan hanya menggunakan pupuk nutrisi organik, sayuran yang dihasilkan lebih sehat,” ujar Wahyu.

Wahyu saat ini mengelola dua lokasi urban farming. Yang pertama, di Desa Purutrejo, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan.

Di lokasi pertama, Wahyu fokus pada pertanian hidroponik pakchoi dan sawi putih. Dengan sekitar 4.500 lubang tanam, Wahyu mampu memproduksi hingga 600 kilogram pakchoi dan sawi putih yang dijual Rp 17.000 per kilogram.

Omset bulanan antara Rp 8 juta hingga Rp 9 juta. Sementara satu kilogram dijual Rp 17 ribu.

“Apalagi sekarang ini daya serap pasar sedang bagus karena masyarakat sudah tahu manfaat sayuran sehat,” imbuhnya.

Lokasi kedua, di Desa Petahunan, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan direncanakan sebagai taman edukasi urban farming untuk anak sekolah.

Dimana selain pertanian sistem hidroponik, ada pula kebun tanaman-tanaman organik dan kolam budidaya lele dan nila.

Di sana Wahyu juga membudidayakan beberapa tanaman asing, seperti apel mini dari India dan sapot hitam dari Meksiko. Juga tanaman lokal seperti terong ungu, kelengkeng merah, cabai, dan jahe.

“Kedepan rencananya saya akan mengembangkan usaha dengan beternak bebek dan membuat pakan ikan berbahan dasar maggot, serta memanfaatkan limbah lele sebagai pupuk,” pungkas dia.

Kisah sukses Wahyu menunjukkan bahwa urban farming melalui teknik hidroponik memiliki potensi besar sebagai peluang bisnis bagi generasi muda milenial. (*) 

 

 

Edito Mohamad S

Publisher : Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 86 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06

3 Agustus 2025 - 10:11 WIB

Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

3 Agustus 2025 - 09:39 WIB

Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung

25 Juli 2025 - 15:25 WIB

Budidaya Ayam Petelur dan Burung Puyuh Jadi Pendongkrak Ekonomi Desa di Lumajang

25 Juli 2025 - 13:45 WIB

Petani Semangka di Ambulu Jember Keluhkan Minimnya Pendampingan, Jamur Jadi Ancaman Utama

24 Juli 2025 - 19:37 WIB

Serapan Gabah Bulog Jember Turun Usai Panen Raya, Fokus ke Panen Gaduh

24 Juli 2025 - 19:10 WIB

Berkah Piodalan, Omzet UMKM dan Home Stay di Senduro Puluhan Juta

23 Juli 2025 - 16:31 WIB

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Genjot Produksi Susu, Kementan Tebar 1.080 Sapi Perah Bunting ke 5 Wilayah di Jatim

15 Juli 2025 - 19:20 WIB

Trending di Ekonomi