Menu

Mode Gelap
Mediasi Buntu, Paguyuban Pedagang Oleh-oleh Haji Keukeh Berjualan di Sekitar Masjid Alun-alun Tinjau Pembangunan Jembatan Penghubung Condong – Brabe, Gus Haris Upayakan Akses Permanen Kesetrum Saat Kegiatan Sekolah, Siswa SMPN 3 Kota Pasuruan Tewas Tiga Direktur BUMD Lumajang Mundur, Bupati Siapkan Seleksi Visioner dan Audit PD Semeru Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional Sepasang Kekasih Kena Begal di Jalan Barito Kota Probolinggo, Motor Raib

Budaya · 21 Mar 2023 22:36 WIB

Hadiri Tawur Kesanga di Tosari Pasuruan, Wagub Jatim Mengaku Terpukau


					Hadiri Tawur Kesanga di Tosari Pasuruan, Wagub Jatim Mengaku Terpukau Perbesar

Hadiri Tawur Kesanga di Tosari Pasuruan, Wagub Jatim Mengaku Terpukau

Pasuruan,- Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elistianto Dardak, mengaku kagum dengan kreatifitas warga Hindu Tengger dalam mengkreasikan ogoh-ogoh, yang dibuat menyambut Hari Raya Nyepi atau Tahun Baru Saja 1945.

Hal itu diungkapkan Emil saat menghadiri acara pawai ogoh-ogoh, di Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Selasa (21/3/2023) sore. Menurutnya, ritual dan budaya masyarakat Tengger bisa jadi aset festival Jawa Timur.

“Saya melihat disisi lain bagaimana ini merupakan aset yang luar biasa. Tadi ada ogoh-ogoh yang bisa bergerak, ini sangat luar biasa. Dengan keterbatasan, pemuda di Kecamatan Tosari bisa membuat itu,” kata Emil.

Emil membayangkan, jika ada festival lain yang bisa menjadi aset budaya di Kecamatan Tosari. Emil menyebut, kawasan lereng Gunung Bromo itu memiliki dua kelebihan, yakni ragam budaya dan keindahan alamnya.

“Harapan saya nanti, wisatawan bukan hanya menikmati Gunung Bromo tetapi juga menikmati suasana disini,” harap deputi Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa ini.

Diketahui, 8 desa di wilayah Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, menggelar tawur agung kesanga atau pawai ogoh-ogoh, dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi.

Sedikitnya, 40 ogoh-ogoh dengan miniatur menyeramkan dibuat warga kemudian dikumpulkan di halaman kantor kecamatan untuk mengikuti ritual. Setelahnya, ogoh-ogoh dibawa pulang ke desa masing-masing untuk dibakar. (*)

 

Editor: Mohamad S
Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 27 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Dihadiri Menteri Kebudayaan, Dua Dukun Pandita Dikukuhkan di Pura Luhur Poten

11 Juni 2025 - 14:37 WIB

Mengenal Sate Lanjeng, Tradisi Tahunan Santri Bani Rancang Probolinggo saat Idul Adha

10 Juni 2025 - 06:35 WIB

Ngater Kajien Iringi Keberangkatan Belasan Jamaah Calon Haji asal Pulau Gili Ketapang

25 Mei 2025 - 13:17 WIB

Desa Senduro, Permata Lumajang dalam Program Berseri: dari Alam hingga Moderasi Beragama

19 Mei 2025 - 17:20 WIB

Pradaksina, Ritual Puncak Perayaan Waisak di Klenteng Tri Dharma Sumber Naga Probolinggo

13 Mei 2025 - 08:54 WIB

Pariwisata Lumajang Butuh Inklusi Pelaku Lokal, Bukan Sekadar Panggung untuk EO Luar

11 Mei 2025 - 16:10 WIB

Batu Badar Besi Semeru, Ikon Langka dari Lumajang

11 Mei 2025 - 10:26 WIB

Harjakabpro ke-279, Ada Selametan Bumi di Alun-alun Kraksaan

10 Mei 2025 - 06:34 WIB

Umat Hindu Tengger Rayakan Kuningan, Berharap Dianugerahi Kesehatan dan Keselamatan

3 Mei 2025 - 20:50 WIB

Trending di Budaya