Menu

Mode Gelap
Dorong Peran Perempuan untuk Pembangunan Daerah, Kohati HMI Jember Luncurkan ‘PENA KOHATI’ Dari Hulu ke Hilir: Menyusun Ekosistem Mitigasi di Tengah Perubahan Iklim Sidak Jembatan dan Irigasi Rusak, DPRD Desak Pemkab Jember Segera Bertindak Ingin Pajak Kendaraan Anda Dihapus? Simak Syarat dan Prosesnya di Lumajang Genjot Produksi Susu, Kementan Tebar 1.080 Sapi Perah Bunting ke 5 Wilayah di Jatim Pencarian Korban Insiden Perahu Pemancing di Lekok Masih Berlanjut, Tersisa Satu Hilang dan Akan Dilanjutkan Besok

Ekonomi · 15 Jun 2022 14:47 WIB

Efek PMK, Produksi Susu di Pasuruan Anjlok, Koperasi Kelimpungan


					Efek PMK, Produksi Susu di Pasuruan Anjlok, Koperasi Kelimpungan Perbesar

Pasuruan,- Produksi susu perah yang menurun drastis membuat pasokan susu ke sejumlah koperasi susu di Kabupaten Pasuruan ikut anjlok. Kondisi ini membuat koperasi penyedia susu perah Kelimpungan.

Hal itu diungkapkan oleh Manajer Koperasi Susu Kelompok Tani Karya Amanah, Gaung Andaka Ranggi Purbangkara, Rabu (15/6/2022).

Menurutnya, pasokan susu sapi dari peternak turun sampai 50 persen. Stok yang biasanya 7000 liter susu per hari, sekarang hanya 3500 liter per hari.

“Penurunan ini kami rasakan sejak 3 minggu terakhir,” kata Gaung kepada wartawan.

Dijelaskan Gaung, selain produksi susu yang anjlok, kualitas susu juga ikut menurun. Hal itu disebabkan karena sapi-sapi yang sakit tidak mau makan sehingga berimbas pada produktivitas susu.

“Kalau makannya sedikit ya otomatis kualitas turun. Susunya juga ndak bisa keluar,” jelasnya.

Gaung menambahkan, Koperasi Susu Kelompok Tani Karya Amanah, memilik anggota sebanyak 370 peternak. Ratusan peternak ini memelihara sekitar 3000 sapi perah yang tersebar di wilayah Kecamatan Lekok, Grati, dan Nguling.

“Dari ribuan sapi itu, ada sekitar 80 persen sapi perah yang sakit dengan gejala PMK. Gejalanya mulutnya sakit berlendir seperti sariawan, kukunya kayak keropos terus lama-lama lepas, ” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Koperasi Kelompok Tani Karya Amanah, Udik Djanuantoro, berharap agar Pemerintah Kabupaten Pasuruan bisa lebih cepat melakukan penanganan.

“Peternak sapi perah ini setornya harian, jika PMK tidak segera ditangani, saya khawatir para peternak bisa kehilangan mata pencahariannya,” papar Udik. (*)

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 54 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Genjot Produksi Susu, Kementan Tebar 1.080 Sapi Perah Bunting ke 5 Wilayah di Jatim

15 Juli 2025 - 19:20 WIB

Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung Gerakkan Ekonomi Warga Senduro

13 Juli 2025 - 14:49 WIB

Kunjungi Jember, Wamentan Dorong Peningkatan Produksi Padi

11 Juli 2025 - 20:41 WIB

Piwadalan di Pura Senduro Lumajang Jadi Simpul Tumbuhnya Ekonomi Inklusif

11 Juli 2025 - 14:20 WIB

Serangan Wereng Meluas, 11 Kecamatan di Lumajang Terancam Gagal Panen

10 Juli 2025 - 09:39 WIB

Stok Beras di Pasar Tanjung Jember Menipis, Pedagang Hanya Andalkan Stok Sisa

9 Juli 2025 - 20:29 WIB

Tak Mampu Tekan HPP, Penggilingan Padi di Pasuruan Pilih Hentikan Produksi

3 Juli 2025 - 18:55 WIB

Pasar Maron Probolinggo Siap Tingkatkan Daya Saing, Jual Produk Olahraga Jadi Daya Tarik Baru

3 Juli 2025 - 15:12 WIB

Petik Merah, Kopi Senduro Jadi Andalan Lumajang

3 Juli 2025 - 10:33 WIB

Trending di Ekonomi