Menu

Mode Gelap
Haru Mardijah, Nenek Berusia 104 Tahun di Jember yang Bakal Naik Haji Kankemenag Kota Probolinggo Bakal Berangkatkan 213 Jamaah Calon Haji, Dilepas Tanggal 26 Mei Jadi Tuan Rumah Pesta Miras yang Tewaskan 2 Orang, Kades Temenggungan Ngaku Tidak Tahu Kasus PMK di Probolinggo, 51 Ekor Sapi Terpapar, 2 Mati, 9 Sembuh Kunjungan Industri Dinilai Penting Bagi Siswa SMK, ini Beberapa Alasannya Singa Betina TWSL Kota Probolinggo Bunting, Kandang Mulai Disterilkan

Pemerintahan · 8 Jun 2022 15:13 WIB

Dispertahankan Tak Tutup Pasar Hewan Wonoasih


					Dispertahankan Tak Tutup Pasar Hewan Wonoasih Perbesar

Probolinggo – Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kota Probolinggo kian meluas dengan menjangkiti sekitar 500 sapi. Meski demikian pihak Dinas Petanian Tanaman Pangan dan Perikanan (Dispertahankan) Kota Probolinggo tidak menutup Pasar Hewan Wonoasih.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dispertahankan Kota Probolinggo, Aries Santoso. Ia sengaja tidak menutup pasar yang berlokasi di Jrebeng Kidul itu dengan pertimbangan akan memunculkan pasar liar.

“Kalau Pasar Hewan Wonoasih ditutup justru dikhawtirkan muncul pasar liar yang akan mempercepat penularan PMK serta menyulitkan petugas dalam pengawasan terhadap sapi yang diperjual-belikan,” katanya, Rabu (8/6/2022).

Dispertahankan mencatat, hingga saat ini ada sekitar 500 sapi yang positif PMK, dengan jumlah kematian dua sapi. Sekitar 100 ekor sapi yang sempat PMK akhirnya sembuh setelah diobati.

Dua sapi yang mati ini, kata Aries, merupakan sapi anakan (pedet). Sapi anakan memang rentang terserang PMK karena masih menyusu ke induknya. Jika induknya terjangkit PMK maka dengan cepat menulari anaknya.

Dengan penyekatan serta pemeriksaan yang dilakukan petugas gabungan, sapi yang masuk dan didistribusikan akan lebih terkontrol. Sehingga jika ditemukan sapi yang terjangkit PMK, petugas segera melakukan tindakan dengan meminta sapi tersebut di isolasi di kandangnya, dengan pendampingan dari petugas untuk pengobatannya.

“Kami mengimbau karena mendekati Idul Adha, baik pedagang maupun pembeli untuk lebih teliti membeli sapi. Jangan sapi membeli sapi yang terjangkit PMK, yang nantinya akan merugikan. Kami juga mengantisipasi munculnya penjual ternak dadakan menjelang Idul Adha,” imbuh Aries.

Diketahui sejak mewabahnya PMK ini, harga sapi setiap pasaran (Selasa dan Sabtu) mengalami penurunan 10 hingga 20%. Selain itu, setiap pasaran, jumlah sapi yang di jual juga berkurang, lantaran para pedagang takut sapi yang dijualnya tertular PMK saat pasar beroperasi. (*)

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 29 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kasus PMK di Probolinggo, 51 Ekor Sapi Terpapar, 2 Mati, 9 Sembuh

2 Mei 2025 - 19:10 WIB

Bupati Lumajang Perkuat Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Luar Negeri

2 Mei 2025 - 16:57 WIB

Dari Sejarah Ki Hajar Dewantara, Bupati Lumajang Dorong Revitalisasi Pendidikan untuk Tingkatkan SDM

2 Mei 2025 - 16:04 WIB

Bupati Lumajang Tegaskan Larangan Tahan Ijazah dan Wajib Patuhi UMK

1 Mei 2025 - 20:07 WIB

Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur

1 Mei 2025 - 19:37 WIB

Komisi A DPRD Lumajang Apresiasi Kinerja Damkar, Dorong Peningkatan Sarana dan Prasarana

30 April 2025 - 10:21 WIB

DPRD Lumajang Gelar Uji Publik Raperda Fasilitasi Pengembangan Pesantren

30 April 2025 - 09:17 WIB

Hanya Dijatah Anggaran Rp 150 juta Setahun, MUI Probolinggo Protes

30 April 2025 - 03:53 WIB

Tujuh Formasi CPNS di Lumajang Belum Terisi, Pemkab Lumajang Tetap Fokus Kualitas Pelayanan

28 April 2025 - 17:51 WIB

Trending di Pemerintahan