Menu

Mode Gelap
Ratusan Fotografer Serbu Safari Prigen, Buru Momen Satwa Terbaik Portal Jalan Tambakrejo–Lumbang Ditata Ulang, Mobil Damkar Jadi Tolak Ukur Di Kota Probolinggo, Bayi Perempuan Ditemukan di Teras Rumah, Dilengkapi Surat Wasiat Stok BBM di Jember Kini Normal, Mobilitas Masyarakat Kembali Lancar Pemkot Probolinggo Batalkan Rencana Bangun SMPN di Wilayah Barat, Disdikbud Beberkan Alasan Mengenal Roisatul Muttaqin Alalloh, Dara Cantik asal Jorongan Probolinggo yang Wakili Indonesia di 3 Negara

Pemerintahan · 8 Jun 2022 15:13 WIB

Dispertahankan Tak Tutup Pasar Hewan Wonoasih


					Dispertahankan Tak Tutup Pasar Hewan Wonoasih Perbesar

Probolinggo – Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kota Probolinggo kian meluas dengan menjangkiti sekitar 500 sapi. Meski demikian pihak Dinas Petanian Tanaman Pangan dan Perikanan (Dispertahankan) Kota Probolinggo tidak menutup Pasar Hewan Wonoasih.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dispertahankan Kota Probolinggo, Aries Santoso. Ia sengaja tidak menutup pasar yang berlokasi di Jrebeng Kidul itu dengan pertimbangan akan memunculkan pasar liar.

“Kalau Pasar Hewan Wonoasih ditutup justru dikhawtirkan muncul pasar liar yang akan mempercepat penularan PMK serta menyulitkan petugas dalam pengawasan terhadap sapi yang diperjual-belikan,” katanya, Rabu (8/6/2022).

Dispertahankan mencatat, hingga saat ini ada sekitar 500 sapi yang positif PMK, dengan jumlah kematian dua sapi. Sekitar 100 ekor sapi yang sempat PMK akhirnya sembuh setelah diobati.

Dua sapi yang mati ini, kata Aries, merupakan sapi anakan (pedet). Sapi anakan memang rentang terserang PMK karena masih menyusu ke induknya. Jika induknya terjangkit PMK maka dengan cepat menulari anaknya.

Dengan penyekatan serta pemeriksaan yang dilakukan petugas gabungan, sapi yang masuk dan didistribusikan akan lebih terkontrol. Sehingga jika ditemukan sapi yang terjangkit PMK, petugas segera melakukan tindakan dengan meminta sapi tersebut di isolasi di kandangnya, dengan pendampingan dari petugas untuk pengobatannya.

“Kami mengimbau karena mendekati Idul Adha, baik pedagang maupun pembeli untuk lebih teliti membeli sapi. Jangan sapi membeli sapi yang terjangkit PMK, yang nantinya akan merugikan. Kami juga mengantisipasi munculnya penjual ternak dadakan menjelang Idul Adha,” imbuh Aries.

Diketahui sejak mewabahnya PMK ini, harga sapi setiap pasaran (Selasa dan Sabtu) mengalami penurunan 10 hingga 20%. Selain itu, setiap pasaran, jumlah sapi yang di jual juga berkurang, lantaran para pedagang takut sapi yang dijualnya tertular PMK saat pasar beroperasi. (*)

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 35 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pemkot Probolinggo Batalkan Rencana Bangun SMPN di Wilayah Barat, Disdikbud Beberkan Alasan

2 Agustus 2025 - 05:41 WIB

Bupati Tersentuh Nasib Lansia Tinggal di Rumah Tidak Layak di Kunir

1 Agustus 2025 - 20:37 WIB

Gubernur Khofifah Tinjau Sekolah Rakyat Terpadu di Jember, ini Pesannya

31 Juli 2025 - 21:54 WIB

Gubernur Khofifah Sebut Gangguan Jalur Laut dan Darat Hambat Distribusi BBM ke Jember

31 Juli 2025 - 16:32 WIB

Warga Terjebak Banjir Lahar, Pemkab Lumajang Ajukan Normalisasi Sungai Regoyo

31 Juli 2025 - 14:50 WIB

Sekda Memasuki Masa Pensiun, Pemkot Probolinggo Segera Buka Seleksi Terbuka

29 Juli 2025 - 19:55 WIB

Tiga Tahun Mangkrak, Pembangunan Gedung Inspektorat Kota Probolinggo Kembali Dilanjutkan

29 Juli 2025 - 18:05 WIB

Antrean BBM di Lumajang Meningkat Drastis, Bupati Pastikan Stok Aman

29 Juli 2025 - 14:44 WIB

Dampak Kelangkaan BBM, Pemkab Jember Terapkan Belajar dan Kerja dari Rumah

29 Juli 2025 - 11:52 WIB

Trending di Pemerintahan