Menu

Mode Gelap
Kankemenag Kota Probolinggo Bakal Berangkatkan 213 Jamaah Calon Haji, Dilepas Tanggal 26 Mei Jadi Tuan Rumah Pesta Miras yang Tewaskan 2 Orang, Kades Temenggungan Ngaku Tidak Tahu Kasus PMK di Probolinggo, 51 Ekor Sapi Terpapar, 2 Mati, 9 Sembuh Kunjungan Industri Dinilai Penting Bagi Siswa SMK, ini Beberapa Alasannya Singa Betina TWSL Kota Probolinggo Bunting, Kandang Mulai Disterilkan Bupati Lumajang Perkuat Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Luar Negeri

Pemerintahan · 15 Apr 2022 18:11 WIB

Cegah Banjir, Normalisasi Irigasi Sampai Musim Hujan Berakhir


					Cegah Banjir, Normalisasi Irigasi Sampai Musim Hujan Berakhir Perbesar

 

Probolinggo,- Normalisasi daerah irigasi terus dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Jalan dan Sumber Daya Air (PJSDA) pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan ruang (PUPR) Kabupaten Probolinggo. Hal tersebut sampai musim penghujan berakhir.

Kepala UPT PJSDA PUPR Kabupaten Probolinggo, Ahmad Mulyono mengatakan, normalisasi untuk saluran irigasi yang pengerjaannya dilakukan secara manual itu dilakukan sejak datangnya musim hujan. Tapi dalam pengerjaan tersebut tak semuanya secara manual.

“Sudah dilakukan di setiap korwil. Pelaksanannya secara manual. Karena, ada sejumlah wilayah tidak dapat dilalui alat berat, kami nanti juga melibatkan Hippa (Himpunan Petani Pemakai Air) dalam pelaksanaanya,” kata Mulyono, Jumat (15/4/2022).

Dalam pengerjaannya, lanjut Mulyono, di tujuh korwil. Yakni, Korwil Paiton membawahi aliran sungai Pakuniran dan sebelah timur, Korwil Besuk, yang membawahi aliran sungai di Gading dan sekitarnya, lalu Korwil Krejengan membawahi aliran sungai Krucil-Kraksaan,.

Kemudian, Korwil Pekalen membawahi aliran sungai Pajarakan, Maron hingga Tiris, lalu Korwil Sebaung membawahi sungai Klaseman dan Gending, Korwil Probolinggo yang membawahi sungai Sumber, Tegalsiwalan, Dringu. Terakhir Korwil Sumberasih membawahi sungai di Tongas dan Lumbang.

“Sejumlah titik menjadi prioritas normalisasi. Salah satunya di lokasi bendungan yang menjadi pengatur arus air ke hilir. Kami prioritaskan di damnya. Sebab, jika air di sana tidak lancar, bisa meluber. Sehingga berpotensi merusak lahan pertanian warga,” ujar Mulyono.

Normalisasi sendiri dilakukan, sambung Mulyono, dengan membuang rumput penghambat aliran air, serta membuang material padat yang nanti bisa menyebabkan pendangkalan irigasi. Hal itu merupakan hal sepele, tapi dampaknya sangat luar biasa.

“Menjadi penyebab banjir juga bisa, sehingga ketika terhambat atau tidak ada normalisasi, air dari atas ketika sampai ke bawah bisa terhambat kemudian meluber hingga ke sawah, jalan hingga rumah warga,” tutur Mulyono. (*) 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: A. Zainullah FT

Artikel ini telah dibaca 8 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Bupati Lumajang Perkuat Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Luar Negeri

2 Mei 2025 - 16:57 WIB

Dari Sejarah Ki Hajar Dewantara, Bupati Lumajang Dorong Revitalisasi Pendidikan untuk Tingkatkan SDM

2 Mei 2025 - 16:04 WIB

Bupati Lumajang Tegaskan Larangan Tahan Ijazah dan Wajib Patuhi UMK

1 Mei 2025 - 20:07 WIB

Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur

1 Mei 2025 - 19:37 WIB

Komisi A DPRD Lumajang Apresiasi Kinerja Damkar, Dorong Peningkatan Sarana dan Prasarana

30 April 2025 - 10:21 WIB

DPRD Lumajang Gelar Uji Publik Raperda Fasilitasi Pengembangan Pesantren

30 April 2025 - 09:17 WIB

Hanya Dijatah Anggaran Rp 150 juta Setahun, MUI Probolinggo Protes

30 April 2025 - 03:53 WIB

Tujuh Formasi CPNS di Lumajang Belum Terisi, Pemkab Lumajang Tetap Fokus Kualitas Pelayanan

28 April 2025 - 17:51 WIB

Dinsos Lumajang Habiskan Dana Rp5,113 Miliar untuk Pemenuhan Pelayanan Minimum

28 April 2025 - 13:30 WIB

Trending di Pemerintahan