Menu

Mode Gelap
Mediasi Buntu, Paguyuban Pedagang Oleh-oleh Haji Keukeh Berjualan di Sekitar Masjid Alun-alun Tinjau Pembangunan Jembatan Penghubung Condong – Brabe, Gus Haris Upayakan Akses Permanen Kesetrum Saat Kegiatan Sekolah, Siswa SMPN 3 Kota Pasuruan Tewas Tiga Direktur BUMD Lumajang Mundur, Bupati Siapkan Seleksi Visioner dan Audit PD Semeru Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional Sepasang Kekasih Kena Begal di Jalan Barito Kota Probolinggo, Motor Raib

Pemerintahan · 15 Apr 2022 18:11 WIB

Cegah Banjir, Normalisasi Irigasi Sampai Musim Hujan Berakhir


					Cegah Banjir, Normalisasi Irigasi Sampai Musim Hujan Berakhir Perbesar

 

Probolinggo,- Normalisasi daerah irigasi terus dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Jalan dan Sumber Daya Air (PJSDA) pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan ruang (PUPR) Kabupaten Probolinggo. Hal tersebut sampai musim penghujan berakhir.

Kepala UPT PJSDA PUPR Kabupaten Probolinggo, Ahmad Mulyono mengatakan, normalisasi untuk saluran irigasi yang pengerjaannya dilakukan secara manual itu dilakukan sejak datangnya musim hujan. Tapi dalam pengerjaan tersebut tak semuanya secara manual.

“Sudah dilakukan di setiap korwil. Pelaksanannya secara manual. Karena, ada sejumlah wilayah tidak dapat dilalui alat berat, kami nanti juga melibatkan Hippa (Himpunan Petani Pemakai Air) dalam pelaksanaanya,” kata Mulyono, Jumat (15/4/2022).

Dalam pengerjaannya, lanjut Mulyono, di tujuh korwil. Yakni, Korwil Paiton membawahi aliran sungai Pakuniran dan sebelah timur, Korwil Besuk, yang membawahi aliran sungai di Gading dan sekitarnya, lalu Korwil Krejengan membawahi aliran sungai Krucil-Kraksaan,.

Kemudian, Korwil Pekalen membawahi aliran sungai Pajarakan, Maron hingga Tiris, lalu Korwil Sebaung membawahi sungai Klaseman dan Gending, Korwil Probolinggo yang membawahi sungai Sumber, Tegalsiwalan, Dringu. Terakhir Korwil Sumberasih membawahi sungai di Tongas dan Lumbang.

“Sejumlah titik menjadi prioritas normalisasi. Salah satunya di lokasi bendungan yang menjadi pengatur arus air ke hilir. Kami prioritaskan di damnya. Sebab, jika air di sana tidak lancar, bisa meluber. Sehingga berpotensi merusak lahan pertanian warga,” ujar Mulyono.

Normalisasi sendiri dilakukan, sambung Mulyono, dengan membuang rumput penghambat aliran air, serta membuang material padat yang nanti bisa menyebabkan pendangkalan irigasi. Hal itu merupakan hal sepele, tapi dampaknya sangat luar biasa.

“Menjadi penyebab banjir juga bisa, sehingga ketika terhambat atau tidak ada normalisasi, air dari atas ketika sampai ke bawah bisa terhambat kemudian meluber hingga ke sawah, jalan hingga rumah warga,” tutur Mulyono. (*) 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: A. Zainullah FT

Artikel ini telah dibaca 8 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Tinjau Pembangunan Jembatan Penghubung Condong – Brabe, Gus Haris Upayakan Akses Permanen

16 Juni 2025 - 15:37 WIB

Tiga Direktur BUMD Lumajang Mundur, Bupati Siapkan Seleksi Visioner dan Audit PD Semeru

16 Juni 2025 - 14:23 WIB

Kolaborasi Warga – Pemerintah di Candipuro, Perbaiki Tiga Jalan Desa

15 Juni 2025 - 16:44 WIB

Dari Rp1 Juta ke Rp92 Juta, Pengelolaan Tumpak Sewu Baru Beres Setelah Bupati Lumajang Turun Tangan

15 Juni 2025 - 10:58 WIB

Segoro Topeng Kaliwungu 2025: Sinergi Budaya dan Ekonomi Kreatif Lumajang Siap Mengguncang Dunia

14 Juni 2025 - 19:27 WIB

Bupati Lumajang Siap Bertemu Investor di Jakarta untuk Bahas Pariwisata Kelas Dunia

13 Juni 2025 - 13:24 WIB

Lumajang Belum Punya Perda Tata Kelola dan Destinasi Wisata

13 Juni 2025 - 10:26 WIB

Pemkab Lumajang Tata Ulang Distribusi Pupuk lewat Pembentukan Koperasi Merah Putih

13 Juni 2025 - 09:40 WIB

Mimpi Bersama Wujudkan Sekolah Gratis di Lumajang, Tunggu Juknis dari Pemerintah Pusat

13 Juni 2025 - 09:00 WIB

Trending di Pemerintahan