Menu

Mode Gelap
Tiga Tahun Buron, Dua Tersangka Pembunuhan Diringkus Polres Jember Sebulan Lagi Beroperasi, Mensos Gus Ipul Tinjau Kesiapan Sekolah Rakyat di Kota Probolinggo Dusun Sumberlangsep Lumajang Terisolasi Pasca Banjir Lahar Semeru, Warga Terpaksa Berbelanja di Tengah Sungai Curi iPhone di Jember, Sepasang WNA asal Pakistan Dibekuk Polisi Pencurian Kelapa Berujung Penetapan Tersangka, Oknum LSM di Lumajang Tak Bisa Lagi Kabur dari Hukum Pria di Pasuruan Ditangkap Usai Pertontonkan Alat Kelamin di Instagram Live

Pemerintahan · 30 Okt 2021 13:24 WIB

Menko Muhadjir Sebut Kab. Probolinggo Masuk Daerah Kategori Kemiskinan Ekstrem Tinggi


					Menko Muhadjir Sebut Kab. Probolinggo Masuk Daerah Kategori Kemiskinan Ekstrem Tinggi Perbesar

MAYANGAN,- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI, Muhadjir Effendy menyebut, Kabupaten Probolingo masuk dalam kategori daerah dengan tingkat kemiskinan ekstrem tinggi.

“Di Indonesia, jumlahnya masih sekitar 10 juta yang kemiskinan ekstrem. Mohon maaf ini, salah satu daerah yang terkategori kemisikinan ekstremnya tinggi adalah Probolinggo, tapi kabupaten,” kata Muhadjir saat sambutan dalam Launching Perlindungan Program BPJS Ketenagakerjaan Untuk Nelayan Kecil di Pelabuhan Mayangan, Kota Probolinggo, Jumat (29/10/21).

Berdasarkan data, di Provinsi Jawa Timur total jumlah penduduk miskin ekstrem mencapai 508.571 jiwa. Diantara jumlah tersebut, sebanyak 114.250 jiwa penduduk miskin ekstrem berada di Kabupaten Probolinggo.

“Tentu saja karena Probolinggo ini kota dan kabupatennya satu tempat yang tidak bisa dipisahkan, maka sebetulnya kemungkinan juga ada miskin ekstrem di Kota Probolinggo yang jumlahnya cukup banyak,” imbuh Muhadjir.

Menurut Muhadjir, penanganan kemiskinan ekstrem tidak cukup dengan skema bantuan sosial (bansos) saja. Pendekatan untuk menangani permasalahan kemiskinan ekstrem harus secara komprehensif dengan banyak pendekatan.

Mantan Rektor Universitas Muhamadiyah Malang ini mengibaratkan bansos seperti ‘balsem’, yakni pbat gosok untuk meredakan nyeri akibat cedera namun tidak akan mengobati penyakit.

“Kemiskinan ekstrem tidak cukup diberi dengan bansos. Bansos itu kalau untuk tangani kemiskinan ekstrem seperti balsem. Jadi obat semua penyakit tetapi sebetulnya tidak menyelesaikan penyakit. Hanya menyelesaikan rasa sakitnya aja. Tetapi penyakitnya tidak selesai,” urainya.

Muhadjir menambahkan, salah satu yang menjadi perhatian Presiden Joko Widodo saat ini adalah pengentasan kemiskinan ekstrem di kalangan nelayan. Termasuk di Probolinggo yang memiliki wilayah pesisir cukup luas.

“Dengan program bantuan BPJS Ketenagakerjaan ini, akan membantu mengurangi kemisikinan ekstrem, terutama di kantong-kantong nelayan kecil,” pungkas Muhadjir. (*)

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 18 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Wagub Emil Dardak Soroti Kerusakan Tanggul Kebondeli Lumajang, begini Responsnya

13 Mei 2025 - 06:18 WIB

Pemkab Probolinggo Tegaskan Belum Pernah Keluarkan Rekomendasi Izin Penjualan Miras

12 Mei 2025 - 19:54 WIB

Ketahanan Pangan Desa Lumajang: Inovasi, Pelatihan dan Dana Desa Bersinergi

12 Mei 2025 - 19:23 WIB

Lumajang Bersatu Hadapi Ancaman Banjir: Perbaikan Darurat Tanggul Sungai Kebondeli Jadi Prioritas Utama

12 Mei 2025 - 17:37 WIB

FKDT Lumajang dan Pemkab Bersinergi Wujudkan Pendidikan Keagamaan

12 Mei 2025 - 14:24 WIB

Bunda Indah Gerakkan Penanganan Darurat Kerusakan Talud di Candipuro untuk Lindungi 82 KK

12 Mei 2025 - 13:26 WIB

Bupati Jember Ajukan Bantuan Listrik Gratis untuk 7 Ribu Warga Miskin, ini Kata PLN

10 Mei 2025 - 19:35 WIB

Lumajang Berpotensi Jadi Motor Swasembada Pangan Nasional, Bisa Gagal karena Buruknya Pengelolaan Dana Desa

9 Mei 2025 - 15:50 WIB

Bupati Lumajang Tekankan Inklusi Sosial dan Transformasi Birokrasi dalam Pembangunan Jangka Menengah

6 Mei 2025 - 16:27 WIB

Trending di Pemerintahan