Menu

Mode Gelap
Tanggapi Isu Korban Meninggal, Bupati Lumajang: Tak Bisa Dikatakan Karena Sound Horeg Solar Tumpah di Jalan, Warga Berebut Tanpa Peduli Bahaya dan Aturan Musim Kemarau Tiba, Waspadai Karhutla di Kawasan Gunung Bromo Ninik Ira Wibawati Akan Pensiun, Pemkot Probolinggo Segera Tunjuk Pj. Sekda Jambret Bercelurit Lukai Korban di Kota Pasuruan, Polisi Buru Pelaku Jember Fashion Carnival 2025 Usung Tema Lingkungan, Akan Hadirkan 2 Ribu Peserta

Kesehatan · 28 Mei 2021 15:48 WIB

814 Santri di Kota Probolinggo Ikut Rapid Tes Antigen, Seluruhnya Negatif


					814 Santri di Kota Probolinggo Ikut Rapid Tes Antigen, Seluruhnya Negatif Perbesar

MAYANGAN,- Para santri di Kota Probolinggo, selama 10 hari terakhir silih berganti memanfaatkan layanan tes rapid antigen gratis yang disediakan pemerintah kota (Pemkot) setempat. Tercatat, hampir 1.000 santri telah mengikuti tes rapid antigen.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Probolinggo, dr. Nurul Hasanah Hidayati mengatakan, pihaknya menyediakan sedikitnya 7 ribu alat rapid antigen bagi santri asal Kota Probolinggo. Layanan itu bisa diikuti di seluruh Puskesmas dan Labkesda di Kota Probolinggo.

Dijelaskan dr. Nurul, ada sekitar 1.600 santri di Kota Probolinggo yang rencananya kembali ke pondok pesantren. Namun dari jumlah itu, baru 814 santri yang sudah menjalani tes cepat untuk mendeteksi virus korona itu.

“Pemeriksaan rapid antigen bagi santri sudah berjalan 10 hari. Sampai saat ini ada 814 santri yang sudah melakukan rapid antigen di puskesmas dan Labkesda,” ujarnya, Jum’at (28/5)21).

Kuota 7 ribu alat tes rapid antigen, menurut dr. Nurul, akan tetap tersedia hingga jadwal kembalian santri ke pesantren berakhir. Biasanya, santri kembali ke pesantren sesaat setelah lebaran hingga akhir Syawal.

“Dari 814 santri yang sudah menjalani swab rapid antigen, tidak ada yang dinyatakan positif Covid-1919. Kita berharap, santri tidak takut ikut tes ini. Jika hasilnya negatif pun, santri harus tetap menerapkan protokol kesehatan,” imbuhnya.

Sementara itu, salah satu santri yang menjalani rapid tes antigen, Rizka Anggaeni mengatakan, tes rapid antigen memang menjadi syarat agar dapat kembali ke pondok. Namun jika hasilnya positif, maka santri harus bersedia menjalani isolasi.

“Saat di rapid antigen, agak sakit. Namun karena menjadi syarat wajib, ya tetap saya ikuti. Saya sampaikan kepada teman-teman yang hendak kembali ke pondok, tidak usah takut ikut tes rapid antigen,” terang santri Ponpes Nurul Jadid ini saat ikut tes rapid antigen di Puskesmas Ketapang.(*)

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Ratusan Warga Jember Ikuti Operasi Katarak Gratis, Lansia Prioritas

5 Agustus 2025 - 22:49 WIB

Waspada! Pasien Sakit Musiman di Jember Melonjak Gara-gara Anomali Cuaca

5 Agustus 2025 - 19:12 WIB

Capaian Cek Kesehatan Gratis Lumajang Baru 12,7 Persen, Tantangan Edukasi Masih Besar

27 Juli 2025 - 11:24 WIB

Gandeng UJ, Pemkab Lumajang Operasi Gratis Bibir Sumbing

13 Juli 2025 - 16:27 WIB

Canangkan Zero Kusta, Pemkab Probolinggo Gandeng Organisasi Pemerhati Kusta Internasional

9 Juli 2025 - 19:37 WIB

Kasus Kusta Indonesia Masuk 3 Besar Dunia, The Nippon Foundation Turun Tangan

9 Juli 2025 - 19:09 WIB

Dokter Muter: Harapan Baru Warga Terpencil Dusun Bakah Lumajang

3 Juli 2025 - 18:28 WIB

Ancaman di Balik Genangan Air: Leptospirosis Mengintai Warga Lumajang

2 Juli 2025 - 16:04 WIB

Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional

16 Juni 2025 - 10:58 WIB

Trending di Kesehatan