Menu

Mode Gelap
KPK Mulai Gerah! Bakal Jemput Paksa 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Tewaskan Eks Kadispen TNI AU Toyota Fortuner Terjun ke Sungai di Jalur Wisata Bromo, 2 Orang Luka-luka Masuki Musim Hujan, Polisi Imbau Pengendara Waspada Longsor di Piket Nol Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06 Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

Pemerintahan · 10 Mei 2021 17:14 WIB

Terminal Bus Probolinggo Kosong Melompong


					Terminal Bus Probolinggo Kosong Melompong Perbesar

PROBOLINGGO – Larangan mudik sejak 6 Mei 2021, berdampak pada sepinya penumpang kendaraan umum. Terminal Tipe A Bayuangga Probolinggo kosong mlompong, dan hanya terlihat satu bus angkutan khusus bagi warga non mudik.

Dari pantauan PANTURA7.com, kondisi shelter keberangkatan bus di Terminal Bayuangga tampak kosong. Bus yang biasanya parkir menunggu penumpang dan jam berangkat sudah tidak ada. Hanya ada sebuah bus angkutan khusus yang parkir. Namun bus yang sudah lama parkir di Shelter 1 ini tak kunjung berangkat.

Kepala UPT Terminal Bayuangga, Budi Harjo mengakatan, sejak penerapan larangan mudik, dan larangan beroprasinya angkutan, sebagian perusahaan bus tidak mengoperasikan busnya. Hanya perusahaan bus yang menjadi angkutan khusus yang beroprasi, dengan jumlah per harinya yakni 5 hingga 20 bus.

“Setiap harinya bus yang tetap beroprasi yakni bus angkutan khusus non mudik. Meskipun demikian, penumpang tetap sepi sehingga sejumlah bus angkutan khusus ini harus kembali ke garasi,” ujarnya.

Sejak larangan mudik, penumpang bus turun drastis, meski ada bus angkutan khusus. Rata – rata penumpang yang naik dari Terminal Bayuangga mencapai 3 hingga 25 penumpang, sedangkan untuk yang turun mencapai 2 hingga 30 penumpang.

“Meskipun banyak perusahaan bus yang beroperasi untuk angkutan khusus, namun bangak perusahaan bus tidak mengoperasikan, serta harus putar balikan busnya ke garasi karena sepinya penumpang,” imbuhnya.

Sementara, ketua DPC Organda Probolinggo, Tomy Wahyu Prakoso mengatakan ada 28 bus milik 8 perusahaan bus yang tergabung dalam Organda Orobolinggo yang mendapat kepercayaan dari Kementerian Perhubungan untuk menjadi angkutan khusus selama larangan mudik.

“Untuk tarifnya yakni berlaku normal dimana untuk bus kelas patas per 100 km dikenakan biaya 50 ribu. Sedangkan untuk kelas ekonomi per 100 km berkisar 30 ribu, dan tarif ini tidak berubah meski status bus menjadi angkutan khusus,” ujarnya.(*)

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 17 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pemkot Probolinggo Batalkan Rencana Bangun SMPN di Wilayah Barat, Disdikbud Beberkan Alasan

2 Agustus 2025 - 05:41 WIB

Bupati Tersentuh Nasib Lansia Tinggal di Rumah Tidak Layak di Kunir

1 Agustus 2025 - 20:37 WIB

Gubernur Khofifah Tinjau Sekolah Rakyat Terpadu di Jember, ini Pesannya

31 Juli 2025 - 21:54 WIB

Gubernur Khofifah Sebut Gangguan Jalur Laut dan Darat Hambat Distribusi BBM ke Jember

31 Juli 2025 - 16:32 WIB

Warga Terjebak Banjir Lahar, Pemkab Lumajang Ajukan Normalisasi Sungai Regoyo

31 Juli 2025 - 14:50 WIB

Sekda Memasuki Masa Pensiun, Pemkot Probolinggo Segera Buka Seleksi Terbuka

29 Juli 2025 - 19:55 WIB

Tiga Tahun Mangkrak, Pembangunan Gedung Inspektorat Kota Probolinggo Kembali Dilanjutkan

29 Juli 2025 - 18:05 WIB

Antrean BBM di Lumajang Meningkat Drastis, Bupati Pastikan Stok Aman

29 Juli 2025 - 14:44 WIB

Dampak Kelangkaan BBM, Pemkab Jember Terapkan Belajar dan Kerja dari Rumah

29 Juli 2025 - 11:52 WIB

Trending di Pemerintahan